id
id

Diskusi Publik “Merancang Aksi Nyata Gerakan Nasional Keselamatan Konstruksi”

Pada hari rabu (28/02/18), bertempat di Fakultas Teknik Universitas Indonesia diselenggarakan diskusi publik membahas program dan gerakan nasional keselamatan konstruksi yang diselenggarakan oleh Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) dan Departemen Teknik Sipil (DTS) Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Hendri Budiono, mengharapkan dengan hadirnya pembicara kunci, Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, Syarief Burhanudin dan diskusi panel bersama dengan para civitas akademik dan praktisi di bidang konstruksi ini dapat melahirkan berbagai strategi dan aksi nyata dalam meningkatkan keselamatan kerja di industri konstruksi. Diskusi publik ini sebagai bentuk kerjasama triple helix antara pihak pemerintah, akademisi, dan praktisi untuk dapat bersama-sama menghasilkan penyelesaian masalah yang lebih komperhensif. Lebih lanjut, Ketua Departemen Teknik Sipil FTUI, Jachrizal Sumabrata, menyampaikan bahwa diskusi membahas berbagai penyebab terjadinya kecelakaan kerja konstruksi akhir-akhir ini serta menyikapi proses penghentian pekerjaan sementara oleh pemerintah yang dilakukan untuk dapat memastikan keselamatan kerja akan berjalan lebih baik ke depan.

Direktur Eksekutif CSID, Mohammed Ali Berawi, menyampaikan bahwa terjadinya kecelakaan konstruksi pada umumnya disebabkan oleh mutu pekerjaan dan produk konstruksi yang rendah. Beberapa faktor penyebab rendahnya kualitas dan kecelakaan kerja disebabkan oleh desain perencanaan yang tidak memenuhi kriteria dan spesifikasi yang diharapkan dapat dihasilkan dari produk konstruksi (under design), pada tahap pelaksanaan disebabkan karena pemilihan metode kerja, material, peralatan kerja, serta kompetensi pekerja yang kurang berorientasi pada proses dan hasil produk yang berkualitas dan aman. Sedangkan pada tahap penggunaan produk konstruksi dapat disebabkan karena pemakaian produk diluar beban perencanaan dan lemahnya pemeliharaan yang dilakukan. Menanggapi target waktu yang perlu dipenuhi, Ali Berawi menyampaikan bahwa percepatan penyelesaian pembangunan proyek dapat dilakukan melalui crash program dengan mempertimbangkan penambahan resources, termasuk kesiapan alokasi penambahan biaya, sumber daya manusia, peralatan produksi, metode kerja dan sebagainya. Fungsi pengawasan dan kontrol harus dilakukan dengan disiplin dan konsisten untuk memastikan kualitas pekerjaan dan hasil produk sesuai dengan standar prosedur dan spesifikasi yang disyaratkan. Peningkatan produksi precast dengan membangun pabrik baru di lapangan, melakukan kerjasama joint operation dengan perusahaan lain, penambahan shifting SDM yang berkompeten dan peralatan kerja yang layak operasi dapat dilakukan sebagai cara untuk mempercepat penyelesaian proyek. Di lain pihak, diperlukan juga harmonisasi kebijakan dan sinergi lintas kementerian untuk dapat meningkatkan kinerja industri konstruksi.

Lebih lanjut, guru besar manajemen konstruksi Universitas Indonesia, Yusuf Latief, juga menyampaikan pentingnya pelaksanaan sistem punishment dan rewards dalam rangka menciptakan budaya keselamatan untuk dapat menghasilkan zero accident di industri konstruksi. Diskusi publik ini dimoderatori oleh anggota Komisi Keselamatan konstruksi (KKK), Akhmad Suraji dan Widjojo Prakoso. Diharapkan hasil dari diskusi ini akan ditulis dalam bentuk bahan rekomendasi kepada pemerintah dan pihak-pihak yang terkait. (CSID)

X