id
id

Eco-City Live Project 2019 International Joint Studio And Seminar

International Joint Studio and Seminar (IJSS) merupakan kegiatan riset kolaboratif yang melibatkan para pengajar dan mahasiswa dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia, University of Florida, dan Cardiff University. Riset ini dikordinasi oleh Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, ST, M. Sc. Di tahun keempat IJSS, secara khusus, Chongqing Jiaotong University turut berpartisipasi. Kegiatan ini sebelumnya telah berlangsung pada 14-23 Januari 2019 dan berbasis di Departemen Arsitektur FTUI.

IJSS 2019 melibatkan peserta sebanyak 29 orang mahasiswa asing dan 30 orang mahasiswa UI. Tujuh orang pengajar dari keempat universitas berperan sebagai fasilitator, yaitu Prof. Christopher Silver (UF), Dr. Andrew Flynn, Dr. Li Yu, Dr. Andrea Frank (UC), Dr. Chen Chun (CJU), Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, dan Dr. –Ing. Ova Candra Dewi, ST, M. Eng. (UI). Para peserta dan pengajar dibagi ke dalam empat buah tim yang membahas kota dalam topik yang spesifik, yaitu Resilient and Climate Change Adaptive City, Smart and Mobile Eco-city, Healthy City, dan Cultural and Community Led City. Topik yang spesifik, dengan demikian, memerlukan lokasi riset yang spesifik pula. Beberapa wilayah di kawasan Kota Jakarta dan sekitarnya yang dipilih sebagai lokasi riset oleh masing-masing tim adalah Kampung Luar Batang, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.

IJSS 2019 diawali dengan orientasi Kota Jakarta—mulai dari wilayah pusat kota, wilayah bersejarah, hingga permukiman padat penduduk—kepada seluruh peserta. Kemudian, masing-masing tim melakukan observasi lapangan di lokasi risetnya. Dalam observasi lapangan, peserta melakukan dialog aktif dengan masyarakat sebagai penghuni kota dan pemerintah setempat sebagai regulator—di antaranya Dinas Informasi dan Informatika Kota Depok, Dinas Kebudayaan Kota Depok, Depok Heritge Community, dan Pemkot Tangerang Selatan. Melalui dialog ini, setiap tim memperoleh informasi atau data yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan potensi. Tim kemudian melakukan analisis dan diskusi di ruang studio Departemen Arsitektur FTUI.

“Setelah empat tahun, sekarang kita melihat bahwa data selalu berubah. (Ternyata) kita tidak lagi bisa menggunakan data dari tahun-tahun sebelumnya untuk memahami masalah kota. Selalu terjadi gap pada data,” ungkap Dr. Andrea Frank, salah seorang fasilitator IJSS Eco-City Live Project 2019.

Di antara kegiatan diskusi dan analisis oleh para peserta, sebuah kuliah umum juga digelar untuk memberikan pandangan yang lebih luas tentang topik yang dibahas oleh masing-masing tim peserta. Presentasi kuliah umum dibawakan oleh enam orang pembicara yang masing-masing menguasai topik riset, yaitu Punto Wijayanto, ST, MT, Dr. Ir. Evawani Elisa, M. Eng, Nurul Helen, S. Ars., M. Ars., Dr. Andrea Frank, Dr. Andrew Flynn, dan Dr. –Ing. Ova Candra Dewi, ST, M. Eng.

Ulasan terhadap hasil riset dilakukan dua kali. Ulasan pertama dilakukan untuk memaparkan hasil identifikasi masalah dan potensi oleh peserta dari keempat tim pada hari ke-5. Setiap tim menerima komentar, kritik, atau saran dari seluruh fasilitator. Ulasan kedua merupakan ulasan terhadap pekerjaan akhir dari seluruh tim. Produk luaran hasil diskusi yang diajukan oleh setiap kelompok merupakan intervensi spasial atau kebijakan publik yang diharapkan dapat menciptakan ruang kota yang lebih layak. Ulasan final diakhiri dengan acara penutupan berupa konklusi oleh para fasilitator. Hasil riset IJSS secara keseluruhan, kemudian akan ditindaklanjuti dalam kelas di masing-masing universitas untuk ditulis secara ilmiah dan diterbitkan.

Tidak hanya di Universitas Indonesia, basis lokasi kegiatan IJSS pada tahun-tahun sebelumnya juga pernah diselenggarakan di Cardiff Univeristy, Cardiff dan University of Florida, Gainesville. Sebagai kegiatan di tahun terakhir yang berbasis di Universitas Indonesia, IJSS 2019 ini memberikan makna yang penting bagi para peserta dan fasilitator. Melalui pengamatan selama bertahun-tahun, kota ternyata tidak pernah sama dari waktu ke waktu. Kota, sebagai wadah bagi manusia hidup dan bertumbuh, juga mengalami perubahan seiring dengan karakter penghuninya. Dengan demikian, sebuah riset untuk merumuskan masalah dan usulan intervensi untuk menciptakan kota yang lebih layak huni melalui waktu proses yang tidak sebentar. (Intan Findanavy)

 

X