id
id

Makin Mendunia, UI Gandeng UC Berkeley Untuk Kerja Sama Penelitian

Universitas Indonesia (UI) semakin memantapkan posisinya sebagai universitas terbaik di Indonesia dengan meningkatkan serta memperkuat jalinan kerja sama internasionalnya. Pada Sabtu (23/04), delegasi Universitas Indonesia (UI) di bawah pimpinan Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E, M.A., Ph.D., mengunjungi University of California, Berkeley (UC Barkeley) untuk penandatanganan perjanjian kerja sama antara UI dan UC Berkeley. Kerjasama ini meliputi program Visiting Research Young Scholar dari Universitas Indonesia untuk melakukan riset selama satu tahun di bidang Energi, Bioengineering dan Biomedical Engineering bersama para professor terkemuka dari UC Berkeley. Program ini didukung penuh oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).

Dalam kunjungan tersebut, Prof. Ari didampingi Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA; Direktur Kerja Sama, Dr. Toto Pranoto; Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng; dan tim dari LPS yang dipimpin Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa. Selain berkunjung ke UC Berkeley, Delegasi UI dan LPS juga melaksanakan kunjungan kerja ke University of California, Los Angeles (UCLA), dan dua Accelerator Start-up di Silicon Valley yaitu Mind the Bridge (MTB) dan Plug and Play serta kunjungan ke Tesla.

“Program kerja sama ini merupakan bagian dari program “Scholars Engagement Program for Natural Resources-Based Research and Innovation” yang dibiayai penuh oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas riset dan periset dari peneliti muda di UI. Sebagai pilot project, kolaborasi pertama adalah antara Fakultas Teknik UI (FTUI) dan School of Engineering UC Berkeley,” kata Prof. Ari.

Selain program di atas, LPS juga mendukung UI dengan program Research Grant for Selected Topics. Di dalam program ini, LPS memberikan pendanaan selama 1 tahun kepada empat buah proposal riset di bidang sustainable energy, biotechnology dan /atau green economy. “Diharapkan dengan kerja sama ini, UI dapat mencetak peneliti muda unggul yang memiliki international exposure yang kuat, yang berpengalaman dalam menjalankan riset di laboratorium cutting edge. Selain itu, program ini juga dapat mendorong kolaborasi riset dan publikasi bersama UI dengan institusi ternama di tingkat internasional,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa.

Saat mengunjungi UCLA, para pimpinan UI dan tim LPS diterima langsung oleh Chancellor of the University of California, Gene David Block (Selasa, 19/04). Rombongan diterima Chancellor UCLA dan tim Asia Pasific UCLA termasuk pimpinan di School of Engineering dan kerja sama Asia Pasifik. Tujuan pertemuan ini adalah merintis kerjasama pendidikan, terutama di tahap pertama dengan FTUI untuk student exchange program, sekaligus menawarkan kemungkinan Fast Track Program Bachelor Master dalam 5 tahun, dimana mahasiswa dapat menyelesaikan dan memperoleh gelar sarjana dari UI dan melanjutkan pendidikan magister di UCLA. Selain itu, kerja sama sektor kesehatan juga dibicarakan dengan kemungkinan UCLA membuka Rumah Sakit di Indonesia, dimana UI bisa menjadi mitra.

“Selain kunjungan ke dua universitas, tim UI dan LPS juga melakukan kunjungan ke beberapa industri di Silicon Valley, yaitu IT Accelerator Start-up Mind the Bridge (MTB) dan Plug and Play. Pada kunjungan ini kami berdiskusi bagaimana kecenderungan korporasi besar untuk mengembangkan open innovation untuk mempercepat pertumbuhan produk dan bagaimana perusahaan mencari dan membina bibit start-up yang kemudian dipertemukan (matching) dengan korporasi global. Kedua perusahaan ini melakukan kemitraan dengan banyak universitas ternama di Amerika Serikat dan juga korporasi global. Kedepannya, UI akan bekerja sama lebih lanjut dengan kedua perusahaan ini untuk mencari bibit start-up di UI dan Indonesia untuk dikembangkan,” kata Prof. Ari.

Pada kunjungan benchmarking ke pabrik Tesla di Silicon Valley, delegasi UI bertemu dengan 10 diaspora Indonesia yang saat ini bekerja di sana. Salah satunya adalah Edwin Prasetyo yang bekerja sebagai Software Engineer di Tesla. Diskusi ini membahas terkait dengan eksplorasi perkembangan teknologi mobil listrik masa depan dan proses percepatan teknologi mobil listrik yang dilakukan oleh Tesla. Selain itu, diskusi ini juga membahas talent dari Indonesia untuk memiliki kesempatan berkarier di Tesla melalui berbagai strategi yang dapat diterapkan.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X