id
id

One Day Workshop “Direct Use of Low-Enthalpy Geothermal Sources: Feasibility Study & Project Financing in Agriculture, Industry and Small Scale Power Generation”

1

Universitas Indonesia, bekerja sama dengan bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan IF Technology mengadakan sebuah acara yang berjudul “One Day Seminar on Direct Use of Low-Enthalpy Geothermal Sources: Feasibility Study & Project Financing in Agriculture, Industry and Small Power Plant”. Energi panas bumi entalpi rendah-menengah dapat digunakan secara langsung bagi industri yang terkait dengan pertanian, makanan dan minuman, wisata dan juga pembangkit listrik skala kecil. Workshop ini diadakan oleh GEOCAP yang bekerjasama dengan Bappenas dan Asosiasi Panas Bumi Indonesia (INAGA). Tujuan utama dari kegiatan workshop ini adalah memaparkan hasil kajian GEOCAP WP3 dan bertukar pengalaman terkait pemanfaatan energi panas bumi entalpi rendah-sedang kepada pengguna energi panas bumi terutama perusahaan skala kecil, menengah dan besar, pemerintah daerah serta komunitas local. Disamping itu, di workshop ini juga akan dibahas hasil feasibility study dan skema pembiayaan serta kebijakan yang diperlukan untuk merealiasasikan proyek pemanfaatan panas bumi secara langsung untuk meningkatkan industri skala kecil menengah dan pengembangan komunitas lokal.

Acara ini diselenggarakan pada Kamis, 6 April 2017 Ruang Chevron, Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Acara dimulai pada pukul 8.00 dan diawali oleh pembukaan dari ketua GEOCAP UI yaitu bapak Dr. Yunus Daud dari Departemen Geografi FMIPA UI. Acara dilanjutkan dengan pemaparan mengenai regulasi pada penggunaan langsung oleh perwakilan Direktur Panas Bumi, Direktorat EBTKE, Kementrian ESDM. Belum adanya regulasi k husus mengenai penggunaan langsung panas bumi menyebabkan pengembangan penggunaan langsung terhambat. Belum adanya juga ketegasan pemerintah dalam memamcu pertambahan penggunaan panas bumi juga jadi kendala. Selanjutnya, pemaparan dilakukan oleh pihak ITB tentang penggunaan manifestasi panas bumi dan sumber panas kecil lain untuk produksi listrik. Hal ini dapat dilakuka n dengan menggunakan ORC (Organic Rankine Cycle) untuk siklus pembangkitan listriknya. Selanjutnya, pemarapan dilakukan dilakukan oleh perwakilan dari UI yaitu Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA. Perwakilan UI memaparkan mengenai pemanfaatan langsung panas bumi pada industry agrikultur. Panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung untuk pengeringan teh, gula dan minyak vetiver. Pemaparan sesi terakhir dilakukan dari perwakilan IF Technology yaitu Rob Kleiglutenbelt. Pihak IF technology memaparkan topik tentang penggunaan hot aquifer sebagai pengganti sumber panas di Industri.

Setelah sesi pemaparan, acara dilanjutkan dengan diskusi. Pada diskusi ini, peserta seminar dapat bertanya ataupun mengemukakan pendapat, saran dan pengalaman mengenai pemanfaatan panas bumi. Dalam sesi diskusi ini, masalah yang disorot adalah kurang tegasnya pihak pemerintah dalam mengawasi pelaksanaan bisnis panas bumi. Selain itu, sisi regulasi yang terus berubah juga menjadi penghamba t pemanfaatan panas bumi di Indonesia. Padahal, potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di Dunia. Selain masalah regulasi, permasalahan sosial mengenai kurangnya edukasi masyarakat mengenai panas bumi juga menjadi hambatan. Masyarakat di pedesaan khususnya, sering kali tidak menyukai ketika pengembang panas bumi masuk ke desa untuk melihat potensi pada suatu desa tersebut. Padahal, pengembangan panas bumi pada desa tersebut dapat menimbulkan mata pencaharian baru bagi warga desa. Tidak jarang, ancaman keluar dari pihak warga desa yang menolak kedatangan pengembang panas bumi tersebut. Pemerintah bersama pihak pengembang dan universitas/riset harus mengedukasi masyarakat desa mengenai potensi panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang jauh lebih berguna dibanding sebagai kolam pemandian air panas, sebagai contoh.    Sesi diskusi menjadi penutup Workshop ini. Sesi diskusi sendiri ditutup dengan kesimpulan dari pihak UI, ITB, IF Technology dan EBTKE. (DTK FTUI)

2

 

X