id
id

Webinar PWK FTUI: Menuju Perkotaan Berkelanjutan 2045

Pada Jumat, (03/06), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Indonesia  (PWK FTUI) menyelenggarakan Webinar dalam rangakaian acara Open House PWK FTUI. Bapak Agung Mahesa Himawan Dorodjatoen, Koordinator Perkotaan, Direktorat Pembangunan Daerah, Kementerian PPN/Bappenas diundang sebagai narasumber pada Webinar bertajuk “Kebijakan Perkotaan Nasional: Menuju Perkotaan Berkelanjutan 2045.”

Dalam pemaparannya, Agung menjelaskan bahwa pembangunan perkotaan harus bersifat inklusif dan merangkul semua pihak di perkotaan, baik pihak dari keluarga di bawah garis kemiskinan maupun keluarga menengah ke atas. Kota harus dibangun dan dihubungkan dengan wilayah-wilayah lain di sekitar melalui aglomerasi perkotaan. Pembangun kota seperti itu bertujuan untuk mencegah tumbuhnya penyakit sosial dan masalah lingkungan yang timbul dari masalah perkotaan.

“Kita berada dalam arus besar terjadinya peningkatan penduduk yang masif. Hal ini salah satunya disebabkan motif ekonomi. Kota menjadi magnet yang mendatangkan penduduk dari wilayah lain. Namun, perpindahan penduduk ini menimbulkan dampak negatif bagi perkotaan. Kecepatan pertumbuhan populasi di perkotaan akibat urbanisasi tidak diseimbangkan dengan peningkatan kebutuhan kota, seperti kebutuhan tempat tinggal. Pertumbuhan penduduk perkotaan sepatutnya dibarengi dengan meningkatnya penyediaan layanan masyarakat dan ekonomi yang meningkat,” kata Agung.

Permasalahan perkotaan tersebut dapat dilihat selama masa pandemi Covid-19. Pandemi memperlihatkan dualisme perkotaan, yakni permukiman teratur, bersih, maju dan juga sebaliknya. Kota pada masa pandemi menjadi wilayah yang tingkat penyebaran virusnya tinggi. Masalah ini muncul sebagai tanda bahwa luas permukiman di perkotaan tidak memenuhi luas yang layak dengan jumlah penduduk.

“Pembangunan kota seharusnya sesuai dengan lima misi KPN 2045. Misi pertama, mewujudkan sistem perkotaan nasional yang seimbang, menyejahterakan, dan berkeadilan. Misi kedua, mendorong perkotaan yang layak huni, inklusif, dan berbudaya. Misi ketiga, mendorong perkotaan yang maju dan mensejahterakan. Visi keempat, mendorong perkotaan yang hijau dan tangguh. Terakhir, mewujudkan tata kelola perkotaan yang transparan, akuntabel, cerdas, dan terpadu,” kata Agung menutup sesi presentasinya.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

 

X