Lokakarya Nasional -The Regional-CES dengan tema “Strengthening Urban-Rural Linkages for Localization of SDGs through Integrated Regional Planning and Collective Actions” dalam rangka 1st Integrated Urban-Rural Linkages International Conference 2023 sukses diselenggarakan pada 10-11 Mei 2023, di Kota Depok. Acara tersebut diselenggarakan oleh Program Magister Interdisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Indonesia (PWK FTUI) dengan dukungan Institute for Global Environmental Strategies (IGES) dan Asia-Pacific Network for Global Change Research (APN) serta Pemerintah Daerah Kota Depok.
Lokakarya dan konferensi diselenggarakan di bawah arahan Dr.-Ing. Ova Candra Dewi, S.T., M.Sc., Ketua Program Studi Magister Interdisiplin PWK dan Dr. Phil. Hendricus Andy Simarmata, S.T., M.Si, Presiden Asosiasi Perencana Indonesia yang juga dosen Universitas Indonesia. Lokakarya ini bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Sesi pembukaan diawali dengan penampilan tari tradisional Indonesia yang spektakuler oleh para siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (SMPN 1) Depok dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua panitia. Setelah itu, para hadirin bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc.; Direktur Program Kansai Research Center (KRC), IGES, Dr. Satoshi Kojima; Penasihat Program Sekretariat APN, Yukihiro Imanari; dan National Focal Point APN untuk Indonesia, Dr. Henri Bastaman. Walikota Depok, Dr. K.H. Mohammad Idris., M.A. juga menyampaikan kata sambutan dan pembacaan puisinya. Acara semakin meriah dengan pemukulan gong yang menandai dibukanya Regional-CES National Workshop 2023.
Ditemui dikesempatan terpisah, Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU menyampaikan, ”Lokakarya dua hari ini bertujuan untuk menyediakan platform bertukar pengetahuan dan pengalaman, mempromosikan kolaborasi dan kemitraan, serta meningkatkan pemahaman tentang pentingnya Keterkaitan Perkotaan-Pedesaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Lokakarya ini menghadirkan pembicara utama dan pakar terkemuka dan sesi paralel tentang berbagai topik terkait Keterkaitan Perkotaan-Pedesaan, seperti pengelolaan sumber daya lahan, peraturan kota pintar, solusi berbasis alam, dan peran koneksi perkotaan-pedesaan dalam kerangka SDGs melalui konsep Regional-CES.”
Hari pertama lokakarya menampilkan pembicara utama yang membahas isu-isu kritis tentang tujuan pembangunan berkelanjutan. Presiden IGES, Prof. Kazuhiko Takeuchi mempresentasikan Konsep Regional Circulating and Ecological Sphere (Regional-CES) untuk Lokalisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dr. Rachmat Kurniawan, Manajer Pilar Pembangunan Lingkungan, Seknas TPB/SDGs, mewakili Dr. Vivi Yulaswati, M.Sc., Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Kelautan, Bappenas, berbicara tentang Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan dalam SDGs Indonesia. Terakhir, Drs. Pelopor, M.Eng.Sc., Direktur Penataan Ruang Nasional, membahas penguatan Keterkaitan Kota-Pedesaan melalui penataan ruang.
Prof. Kazuhiko Takeuchi, Presiden IGES, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan pelaksanaan lokakarya dan dukungan kuat dari semua pemangku kepentingan. Beliau menyatakan, “Lokakarya ini merupakan langkah penting untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dengan memperkuat Keterkaitan Perkotaan-Pedesaan. Kami berharap hasil dan rekomendasi lokakarya ini dapat bermanfaat sebagai referensi berharga bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan program dan inisiatif pembangunan berkelanjutan.”
Sesi plenary menyoroti Keterkaitan Perkotaan-Pedesaan di Wilayah Metropolitan, dengan pembicara dari Direktur Kantor Manajemen Proyek Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur, Ir. Wisnubroto Sarosa, CES, M.Dev. Plg, Kepala Badan Pengelola Cekungan Wilayah Metropolitan Bandung, Ir. Tatang Rustandar Wiraatmadja, M.T., dan Direktur Badan Riset dan Inovasi Nasional, BRIN, Dr. Khairul Rizal. Masing-masing pembicara membahas implikasi dan tantangan pembangunan perkotaan-pedesaan di wilayahnya masing-masing.
Workshop diikuti oleh 115 peserta offline dan 79 peserta online pada hari 1 dan 68 offline dan 74 peserta online pada hari 2. Secara total 276 peserta yang hadir terdiri dari pejabat pemerintah, akademisi, peneliti, praktisi, dan masyarakat sipil. perwakilan. Para peserta secara aktif terlibat dalam diskusi, berbagi pengalaman dan pengetahuan serta memberikan wawasan dan rekomendasi yang berharga bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan. Dalam gala dinner di Aula Kota Depok, Prof. Heri Hermansyah menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang dilakukan sehingga workshop berjalan dengan lancar dan harapannya agar hasil workshop ini kedepannya dapat menghasilkan kebijakan dan masukan yang berdampak bagi pembangunan berkelanjutan dan saling terhubung desa dan kota untuk pencapaian SDGs di Indonesia.
Diskusi yang dilakukan dalam workshop tersebut juga membahas studi kasus dari berbagai kota di Indonesia: Pengelolaan Sumber Daya Lahan, dengan presentasi dari Kepala Bappeda Kota Depok, Drs. Dadang Wihana, M.Si, Kepala Bappeda Kabupaten Bogor, Ir. Suryanto Putra, M.Si dan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (DPP REI), Ir. Hari Gani. Setelah seharian berdiskusi, lokakarya diakhiri dengan kunjungan lapangan keliling Kota Depok: mulai dari Balai Kota Depok, pindah ke sawah di Kabupaten Tapos, dilanjutkan dengan alun-alun Depok dan Kawasan Warisan Tua Depok. Peserta memiliki kesempatan untuk mengalami warisan budaya dan pemandangan alam kota yang unik.
Sebagai penutup seminar, pagi hari diawali dengan bincang-bincang dengan para narasumber yang bertujuan untuk belajar dari praktik lokal dengan bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang keterkaitan kota-desa.
Diskusi ini mengangkat beberapa tema dari empat pembicara:
- Pengenalan inisiatif CES Asia yang dibawakan oleh Dr. Bijon Kumar Mitra—Deputi Direktur Integrated Sustainability Center (ISC) IGES;
- Penerapan tata kelola perkotaan dengan pendekatan smart city berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2022 tentang Kawasan Perkotaan oleh Gensly, S.E., M.PA—Direktorat Daerah, Kota, dan Batas Negara Kementerian Dalam Negeri;
- Keterkaitan Perkotaan-Pedesaan pada Skala DAS oleh peneliti WRI Indonesia dan asisten peneliti ahli hidrologi—Dominika Wara Christiana; dan
- Smart Land Surveillance System oleh peneliti UI Smart City—Helena Ratih Herdini.
Acara dilanjutkan dengan FDGs, dibagi menjadi 3 kelompok yang melibatkan ahli multi-latar belakang. Dalam sesi ini, peserta dari masing-masing kelompok berdiskusi dan berbagi pengalaman dan wawasan mereka tentang tiga topik berbeda: perencanaan lingkungan, perubahan iklim, dan bencana; perencanaan pembangunan sosial-ekonomi; dan pengarusutamaan kemitraan perkotaan-pedesaan untuk lokalisasi SDGs.
Secara paralel di hari kedua, 9 makalah mahasiswa juga dipresentasikan. Lokakarya dan konferensi tersebut menghasilkan rekomendasi dan tindak lanjut, termasuk mengembangkan peta jalan untuk memperkuat Keterkaitan Perkotaan-Pedesaan di Indonesia, membangun jaringan nasional Keterkaitan Perkotaan-Pedesaan, dan mempromosikan inisiatif berbagi pengetahuan dan peningkatan kapasitas. Secara keseluruhan, Lokakarya Regional – CES Nasional telah sukses dan merupakan kontribusi yang berharga untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dengan memperkuat hubungan perkotaan-pedesaan.
Penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, pembicara, dan pemangku kepentingan yang telah berkontribusi pada kesuksesan acara dan berharap dapat melanjutkan kolaborasi dan kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia