enid
enid

6 Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia Catatkan 8 Paten

6 dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil dapatkan 8 paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum Republik Indonesia. Sertifikat Paten yang diperoleh ini dikeluarkan oleh DJKI, untuk periode Januari hingga Maret 2025. Adapun 6 dosen FTUI tersebut adalah Prof. Dr.Eng. Drs. Benyamin Kusumo Putro, M.Eng., Prof. Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si., Ir. Rahmat Saptono, M.Sc.Tech., Ph.D., Prof. Yandi Andri Yatmo, S.T., M.Arch., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA, dan Dr. Muhamad Sahlan, S.Si., M.Eng yang mendapatkan 3 paten sendiri.

Prof. Benyamin, dengan patennya yang berjudul “Metoda Klasifikasi Manusia dan Hewan Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan dan MMWAVE Radar serta Alat Klasifikasi Tersebut” menjelaskan tentang suatu metoda klasifikasi manusia dan hewan yang diperlukan untuk keberhasilan penyelamatan korban pasca bencana dan pemantauan tanda vital manusia di lingkungan rumah. Dalam invensi ini, manusia dan hewan, yaitu kucing dan burung merak, dideteksi menggunakan radar mmWave, dan sinyal gema dianalisis menggunakan metoda ekstraksi ciri berbasis analisis bispektrum. Metode ini menghasilkan citra yang digunakan sebagai dataset pada proses klasifikasi manusia dan hewan menggunakan jaringan syaraf konvolusional. Dengan tingkat akurasi rata-rata 93% dalam klasifikasi 3 kelas, menunjukkan hasil yang sangat baik mengingat penerapan sistem ini untuk menghindari adanya kesalahterkaan pada aplikasi penyelamatan manusia pada saat pascabencana.

Prof. Donanta menyebutkan bahwa patennya yang berjudul “Komposisi Fluks Pembersih Inklusi Oksida untuk Peleburan Aluminium dan Proses Pembuatannya” memiliki kemiripan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dari luar negeri. Namun, keunggulan hasil penelitian yang dilakukan Prof. Donanta adalah komposisi fluks pembersih yang digunakan lebih mudah didapatkan dengan harga yang lebih terjangkau. Fluks tersebut, didapatkan dari bahan lokal, yaitu natrium yang berasal dari garam dapur yang tersedia banyak di Indonesia sehingga dapat membantu para pengrajin garam dan meningkatkan perekonomian lokal.

Paten yang diraih Ir. Rahmat, berhubungan dengan invensi peralatan dan metode uji mampu bentuk logam lembaran untuk mensimulasikan keadaan regangan tertentu dengan cara yang lebih sederhana daripada pengujian simulatif lembaran standar yang umum digunakan, baik di dalam skala industri maupun laboratorium. Dengan peralatan dan metode yang lebih sederhana dan harga terjangkau, masyarakat manufaktur logam dapat melakukan pengendalian kualitas bahan baku secara berkala untuk memastikan konsistensi kualitas produk yang dihasilkan dalam skala besar. Paten yang berjudul ”Metode dan Peralatan Uji Logam Lembaran untuk Mensimulasikan Kondisi Regangan Ekivalen Dua Sumbu dengan Menggunakan Gemuk atau Media Kental Lainnya” masih memberi ruang untuk adanya pengembangan selanjutnya. Seperti, penyempurnaan desain, manufaktur, dan perakitan purna rupa untuk pengujian-pengujian unjuk kerja hingga siap diproduksi secara massal dengan kualitas dan nilai keenomian yang sesuai.

Prof. Yandi berhasil memperoleh paten untuk “Miniatur Pekarangan Sebagai Perangkat Eksperimen untuk Mempelajari Peran Ruang Hijau bagi Keberlanjutan Lingkungan.”

Dr. Sahlan meraih 3 paten sekaligus berupa 2 paten produk dan 1 paten proses. Paten produk Sampo Antijamur Berbahan Aktif Propolis Lebah dan Sabun Wajah Antijamur dari Ekstrak Propolis merupakan produk antijamur yang terbuat dari ekstrak propolis. Produk ini merupakan hasil kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UI melalui ahli jamur patogen pada manusia sebagai pengujian antijamur. Untuk mendukung pembuatan produk ini, Dr. Sahlan juga mematenkan proses produksi propolis melalui paten proses “Proses Memproduksi Serbuk Propolis dengan Pengeringan Semprot”. Melalui proses ini, hasil yang berupa serbuk dapat mempermudah produsen untuk menentukan dosis propolis. Dr. Sahlan juga menjelaskan bahwa dalam bentuk serbuk ini, propolis dapat lebih mudah larut dalam air sehingga mudah untuk dibentuk dalam bentuk kapsul ataupun tablet.

Prof. Bismo memulai penelitian terkait patennya pada Juni 2020, di awal kemunculan wabah COVID-19. Karena wabah tersebut, Prof. Bismo aktif membuat alat purifikasi udara yang mulai digunakan di Departemen Teknik Kimia FTUI. Melihat alat ini telah menolong banyak orang, produksi kembali dilakukan hingga mencapai 3000 unit dan disebarluaskan di berbagai rumah sakit di Indonesia. Dibandingkan dengan produk sejenis, alat ini memiliki keunggulan plasma yang digunakan mudah didapatkan dipasaran. Selain itu, teknik penyebaran plasma tersebut dapat menembus kerongkongan tempat virus COVID-19 berada dalam tubuh manusia. Prof. Bismo mematentan alat ini dengan judul “Alat Purifikasi Udara Melalui Penebaran Plasma Anion Dingin secara Konveksi Paksa Menggunakan Kipas Tangensial yang Dilengkapi UVC, Ozon dan Dinding Terbasahi untuk Disinfektasi Virus dan Bakteri Patogen”.

Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan rasa bangganya atas prestasi ini. “Pencapaian yang diraih para dosen kami (FTUI) adalah bukti nyata dari dedikasi serta kualitas penelitian yang berdampak tinggi bagi masyarakat. Inovasi-inovasi tersebuyt ini tidak hanya memberikan kontribusi besar bagi bidang terkait, tetapi juga mengangkat nama Fakultas Teknik UI di kancah nasional,” ujar Prof. Kemas.

***

Kantor Komunikasi Publik

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X