Kementerian Kominfo melalui Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Badan Litbang SDM, bekerjasama dengan JICA dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia menyelenggarakan seminar nasional cybersecurity bertema “Today and Tomorrow’s Cyber Security Talent : Issues and Challenges”. Seminar dilaksanakan juga seiring dengan komunitas cyber security internasional dalam menyambut “cyber security awareness month” di bulan Oktober setiap tahun.
Dibuka oleh Mira Tayyiba, Sekjen Kominfo, seminar dilaksanakan Senin 24 Oktober di Margo Hotel, Kota Depok. Dalam sambutanya, Mira mengajak semua pihak untuk bekerja sama mencetak ahli keamanan siber yang dapat menjawab kebutuhan masa kini. “Peningkatan kapasitas keamanan siber tidak hanya meningkatkan jumlah tetapi juga menghasilkan ahli keamanan siber yang berkualitas dunia. Untuk mengatasi keamanan siber guna mewujudkan keamanan nasional yang semakin baik dan tumbuhnya ekonomi digital.”
Menurut Mira, di tengah meningkatnya pengguna ruang digital, pada saat yang sama ancaman atas keamanan siber juga semakin meningkat. Di tahun 2020 serangan malware dan randsomeware meningkat 358% hingga 435%, kondisi itu jauh melampaui kemampuan masyarakat mencegah atau merespons secara efektif. Mengutip data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sepanjang tahun 2021 telah terjadi lebih dari 700 juta serangan siber di Indonesia.
“Indonesia sangat perlu dan sudah pada tahap urgen memiliki tenaga profesional di bidang keamanan siber. Serangan tersebut didominasi oleh anomali traffik dengan kategori anomali terbanyak adalah malware. Selain itu, Indonesia juga berada di urutan pertama dengan serangan ransomware terbanyak, di wilayah ASEAN sepanjang tahun 2021 yaitu 1,3 juta dari keseluruhan sekitar 2,7 juta kasus,” jelasnya.
Sekjen Mira Tayyiba mengakui, untuk menyukseskan semua program tersebut, Kementerian Kominfo melibatkan banyak pihak termasuk industri, akademisi dan lembaga nonpemerintah. “Melalui kerjasama Kementerian Kominfo dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Universitas Indonesia kita dapat melihat kolaborasi pentahelix dalam rangka mewujudkan inovasi yang didukung oleh berbagai sumber daya yang berinteraksi secara sinergis,” tandasnya.
Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dalam sambutanya mengapresiasi secara khusus program dari Kominfo terutama dibidang education dalam menciptakan talenta digital melalui program Digital Talent Scholarships. FTUI juga telah menjadi partner kominfo dalam kerjasama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk mencetak talenta digital bidang cyber security di ASEAN.
Kementerian Komunikasi dan Informatika berkomitmen untuk terus menjalankan program pengembangan kecakapan digital secara komprehensif mulai dari tingkat dasar, menengah hingga lanjutan. Di tingkat dasar melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, di tingkat menengah dengan Program Digital Talent Scholarship. Di tingkat lanjutan dengan Program Digital Leadership Academy untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital atau digital decision maker baik di sektor publik maupun privat.
Seminar nasional hasil kolaborasi dengan JICA dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu juga menghadirkan narasumber Kapusbang Proserti Balitbang SDM Kementerian Kominfo, Hedi M. Idris; Guru Besar Teknik Komputer FTUI, Kalamullah Ramli; Plt. Direktur Tata Kelola Ditjen Aptika Kementerian Kominfo, Teguh Arifiyadi; Plt. Direktorat Operasi Keamanan Siber (BSSN), Andi Yusuf; dan CEO Alumnia Advisor iCIO Community, Agus Wicaksono.
Seminar dilaksanakan untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap kasus-kasus keamanan informasi terutama dalam menyiapkan talenta yang kompeten sesuai kebutuhan di industri. Seminar ini mempertemukan pembicara multi stakeholders dari government, education, community dan industry. Seminar diharapkan dapat memperluas sudut pandang peserta dalam membangun ekosistem cyber security indonesia.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia