Pada saat pandemi Covid-19 melanda dunia, berbagai alat kesehatan seperti ventilator dan oxygen generator menjadi barang langka yang diperebutkan. Hampir semua negara memproteksi industrinya agar produknya diutamakan untuk kebutuhan dalam negerinya. Berkaca dari pengalaman tersebut, pemerintah Indonesia bertekad agar industri alat kesehatan nasional secara bertahap mampu memproduksi kebutuhan nasional dengan memanfaatkan inovasi yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset nasional.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), terus bergerak untuk mengedepankan hasil kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan para mitra industri untuk kemajuan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi yang berdampak bagi masyarakat. Salah satu strategi yang dilakukan FTUI adalah kegiatan reverse engineering atau rekayasa balik berbagai produk kesehatan. Kegiatan ini melengkapi berbagai penelitian di bidang produk kesehatan yang dilakukan oleh para dosen, peneliti dan mahasiswa FTUI.
Peluang pengembangan produk inovasi ini menjadi landasan kerja sama antara FTUI dan PT. Inspiry Indonesia Konsultan. Bertempat di Gedung Dekanat FTUI, kedua pihak melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait Pengembangan Kerja Sama antara Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Mitra Industri. Turut hadir dalam acara tersebut, Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU. beserta jajaran pimpinan FTUI, Presiden Komisioner PT Inspiry Indonesia Konsultan, Asrul Sani Gunawan, Presiden Direktur PT Inspiry Indonesia Konsultan, Hartanto, S.E., M.M., perwakilan dari PT Karya Medis Nusantara, PT Inovasi Medik Indonesia, PT Cobra Dental, PT Muara Sakti Utama, PT ESHBI Putra Indonesia, dan PT Vijaya Gemilang Lestari.
“Tentunya kami tidak mungkin melakukan segalanya sendiri. FTUI telah menyiapkan puluhan produk inovasi di bidang kesehatan. Kami butuh bantuan teman-teman di industri kesehatan untuk melakukan produksi masal dan membantu mengkomersialisasikan produk-produk hasil karya FTUI. Disini PT. Inspiry masuk sebagai jembatan penghubung antara FTUI dan perusahaan alat kesehatan. Semoga penandatanganan perjanjian kerja sama siang ini dapat semakin melancarkan tercapainya tujuan Indonesia untuk memiliki produk kesehatan dalam negeri yang mumpuni dan mampu bersaing dengan produk luar,” Prof. Heri Hermansyah.
“Beberapa produk inovasi Kesehatan FTUI telah menemukan mitra untuk proses komersialisasi, seperti produk Covent-20, Ventilator Transport, Flocked Swab, Puvicon3/Plasmafan dan yang lainnya. Saat ini yang sedang kami bantu jalankan proses kerja sama dengan mitra manufaktur adalah Vaccine Carrier Portable. Selain itu produk inovasi pasta gigi dan sabun propolis juga telah berhasil dihubungkan dan akan memulai proses produksi dengan mitra PT ESBHI Putra Indonesia,” kata Hartanto, S.E., M.M., Presiden Direktur PT Inspiry Indonesia Konsultan.
Berdasarkan hasil diskusi antara FTUI dan PT. Inspiry, ada 60 produk unggulan, hasil karya inventor FTUI yang akan dibuka peluang kerjasama dengan mitra manufaktur dan distributor alat kesehatan di Indonesia. Produk-produk inovasi FTUI tersebut diantaranya: Sabun Propolis Cair, Sabun Propolis Transparan, Implan Tulang wajah–Screw, Implan Tulang wajah–Bone Plate, Antioksidan Propolis Semprot Kering, Propolis Kesehatan Gigi dan Mulut, Desinfeksi Udara, Alat Sterilisator Pernapasan, Flolis, dan masih banyak lagi.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia