Aplikasi biomaterial sebagai alat bantu pengobatan medis telah banyak digunakan sebagai pengganti gigi, tulang, stent, dan anggota tubuh lainnya. Tercatat permintaan dan penggunaan biomaterial mencapai US$ 212,8 juta pada tahun 2008, bahkan pengunaan material biomaterial sebagai pengganti tulang pangkal paha diperkirakan mencapai jumlah 272.000 buah pada tahun 2030. Di Indonesia 90% kebutuhan tersebut masih di import dari luar negeri, oleh karena itu perlu dikembangkan biomaterial berbasis logam di dalam negeri.
Sepuluh tahun belakangan ini, biomaterial berbasis logam untuk pengganti jaringan keras biomedis dan biologis diteliti dan dikembangkan. Bahan logam memiliki sifat biomekanik yang baik dan cocok untuk sterilisasi proses dalam industri biomaterial karena mereka memiliki sifat mekanik dan korosi yang sangat baik. Paduan yang banyak diteliti dan dikembangkan sebagai biomaterial berbasis logam adalah paduan berbasis titanium, ferro, cobalt, magnesium dan zirkonium, dikarenakan paduan tersebut termasuk dalam bio-inert.
Hal ini diungkapkan oleh Muhammad Awwaluddin saat mempresentasikan disertasinya pada sidang terbuka promosi program Doktor, program studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bulan lalu di Kampus UI Depok. Disertasi yang menjabarkan panduan biomaterial yang dibutuhkan untuk pengembangan bone plate implan tulang ini berjudul “Pengembangan Material Bone Plate Implan Tulang Berbasisi Biotolerant zr Based Alloy Dan Uji Sifat Mekanik Beban Statik Dan Fatigue Biaksial.”
“Dalam penelitian ini, saya menggunakan paduan biomaterial berbasis zirkonium. Pengembangan dilakukan dengan melakukan karakteristik sifat non-mekanik meliputi: struktur mikro, fasa, ketahanan korosi, dan nilai toksisitas paduan dan sifat mekanik meliputi: kekerasan, kekuatan tarik aksial-biaksial, kekuatan kompresi, kekuatan geser, dan fatigue aksial-biaksial. Selain itu, proses peleburan menggunakan vaccum arc melting furnace yang dialiri dengan gas argon kemurnian tinggi serta menggunakan bahan baku logam dengan kemurnian diatas 99%,” kata Muhammad Awwaluddin dalam presentasinya.
Dengan pengembangan paduan biomaterial zirconium ini dapat menghasilkan karakteristik dengan toksisitas rendah, ketahanan korosi yang tinggi, dan memiliki sifat mekanik yang lebih baik adalah paduan Zr–6Mo–4Ti-3Y, sehingga paduan tersebut layak digunakan sebagai bone plate.
“Dari hasil penelitian Dr. Muhammad Awwaluddin, dapat dilihat bahwa hasil penelitian pengembangan biomaterial berbasis zirkonium, memiliki karakteristik yang lebih baik secara mekanik maupun non mekanik serta memiliki biokompatibititas yang lebih baik untuk digunakan sebagai biomaterial bone plate. Sehingga diharapkan kedepannya penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam, agar kelak dapat dijadikan acuan dalam pembuatan biomaterial bone plate di Indonesia,” kata Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU terkait penelitian ini.
Muhammad Awwaluddin meraih gelar doktor dengan IPK 3,88 dan predikat Cum Laude. Ia merupakan Doktor ke-99 yang lulus dari Departemen Teknik Mesin dan Doktor ke- 493 di FTUI. Sidang Promosi Doktor ini dipimpin oleh Ketua Sidang, Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc., dengan Promotor Prof. Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, SE, MSi, IPU ASEAN-Eng., dan Ko-Promotor, Dr. Djoko Hadi Prayitno, MSME., Tim Penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir. R. Danardono A. Sumarsono, DEA, PE., Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Jos Istiyanto, ST. MT. PhD., Dr. Ir. Gatot Prayogo, M.Eng., Dr. Sugeng Supriadi, ST. MS. Eng.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia