id
id

Mahasiswa FTUI Rancang TODerse sebagai Sistem Berbasis Digital untuk Transportasi di Kawasan Berkonsep TOD

Tiga orang mahasiswa Departemen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTSL FTUI) merancang aplikasi inovatif terintegrasi untuk mengatasi kemacetan. Aplikasi yang diberi nama TODerse dirancang oleh Wahyu Aji Syahputra, Zuniar Ayu Permata Sari, dan Muhammad Hafiz Risat Julian dibawah bimbingan Guru Besar dan Pakar Transportasi DTSL FTUI, Prof. Dr. Ir. Sutanto Soehodho, M.Eng.

Dilansir dari penelitian Perusahaan Analisis Transportasi yang berkembang di Washington DC, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat kemacetan kedua terburuk di dunia. Cukup banyak strategi dan solusi yang digagas untuk mengatasi kemacetan Indonesia, salah satunya adalah perencanaan kawasan Transit Oriented Development (TOD). TOD merupakan kawasan yang memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik, dengan intensitas pemanfaatan ruang yang tinggi. Sayangnya, rencana ini belum diimplementasikan secara optimal. TODerse sendiri digagas sebagai aplikasi terintegrasi sebagai bentuk optimalisasi rencana kawasan TOD untuk mengatasi masalah kemacetan.

Sebenarnya pengembangan TOD di Indonesia sudah dilakukan, seperti contohnya di DKI Jakarta, tetapi belum secara ideal dan optimal. Ada beberapa faktor penyebabnya, seperti lifestyle dan mindset masyarakat terkait penggunaan transportasi publik dan menetap di kawasan TOD. TODerse lahir sebagai inovasi dan implementasi media berbasis digital terhadap Urban Living Sustainability. Pemilihan aplikasi juga dilakukan sebagai solusi perkembangan masyarakat Indonesia yang mayoritas memakai smartphone. Dengan adanya aplikasi TODerse ini, diharapkan dapat mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat urban berdasarkan prinsip dan konsep kawasan TOD.

“Sistem TODerse menerapkan delapan prinsip sustainable transportation pada kawasan TOD, antara lain walk (meningkatkan jumlah pejalan kaki), cycle (optimalisasi jalur pesepeda), connect (terdapat interkoneksi antara satu area dengan area lainnya), transit (terdapat angkutan umum massal yang mudah dijangkau dengan berjalan kaki), mix (tata guna lahan yang bervariasi), density (pemadatan antar bangunan yang dapat menunjang kebutuhan orang di sekitar Kawasan tersebut), compact (tidak adanya lahan kosong, semuanya benar-benar dimanfaatkan), dan shift (perpindahan antar moda yang efektif dan efisien).” jelas Prof. Sutanto Soehodho.

Aplikasi ini pun memiliki beberapa fitur, yaitu integrated scheduling (penjadwalan terintegrasi) untuk dapat memperkirakan waktu keberangkatan dan tiba pada jenis moda masing-masing, aparthouse (preferensi tempat hunian) sebagai referensi hunian bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di tengah kota, mode choice memberikan informasi terkait pilihan moda dan rute yang dapat dipilih untuk sampai di lokasi tujuan dengan pilihan dari jarak tempuh terdekat, waktu tercepat, dan biaya termurah, integrated ticketing sebagai cara agar pembayaran tiket berada dalam “satu pintu”, dan non motorized reward, yaitu reward berupa poin bagi para pengguna yang memiliki kesadaran tinggi terkait kawasan TOD.

“Dalam merancang aplikasi TODerse, digunakan metode Waterfall yang merupakan salah satu metode pendekatan terhadap Software Development Life Cycle (SLDC). Melalui metode ini, sebuah aplikasi dapat langsung merilis seluruh fitur yang ada secara langsung saat aplikasi sudah berjalan secara fungsional. Adapun metode Waterfall ini, yaitu pertama Requirement, tahapan pemenuhan kebutuhan, dengan mengumpulkan informasi terkait data dan keperluan aplikasi. Kedua Design, tahap perancangan berbagai data yang telah didapat pada tahap sebelumnya. Ketiga Implementation, tahapan membuat software TODerse, seperti tahap programming dan dokumentasi program. Keempat Integration and Testing, tahap pengujian terkait kesesuaian aplikasi dengan desain awal serta pengoperasian fitur. Kelima maintenance, yaitu mengembangkan aplikasi berdasarkan evaluasi yang ada,” kata Tim Gazebian.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., menyampaikan apresiasi terhadap gagasan solutif dari para mahasiswa FTUI ini “TODerse menjadi rancangan aplikasi yang inovatif juga solutif sebagai bentuk optimalisasi kawasan TOD untuk mengatasi kemacetan. Pengembangan aplikasi ini sangat diharapkan dapat signifikan, karena dapat menjadi solusi aplikatif bagi masyarakat khususnya yang tinggal di perkotaan. Saat ini TODerse masih dalam tahap penyempurnaan dan penjajakan mitra-mitra untuk pengembangan aplikasi.”

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X