id
id

Mahasiswa FTUI Manfaatkan Potensi Energi Terbarukan Indonesia Guna Mendukung Transisi Energi

Prestasi membanggakan kembali diukir mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).  Prestasi dipersembahkan oleh Adhimas Aryasatya Hanura, Alifian Atras Timur, dan Irfa Mutiara Faizah. Mereka adalah mahasiswa Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM) FTUI angkatan 2019 yang tergabung dalam Tim Astrajingga. Berhasil meraih juara pertama Futurest Business Case Competition (FBCC) 2023, yang diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy Institut Teknologi Sepuluh November (SRE ITS), dan diumumkan pada 19 Maret 2023 lalu.

“FBCC 2023 adalah kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh SRE ITS. Pendaftaran hingga semifinal dilaksanakan secara online dan final dilakukan secara offline di ITS dengan presentasi dari kelima tim finalis. Pada perlombaan ini, terdapat 3 tahapan, yaitu tahap preliminary, semifinal, dan presentasi final. Pada preliminary, studi kasus diberikan dari Garasindo Electric Scooter ITS (GESITS), perusahaan lokal yang bergerak di bidang pembuatan motor listrik. Pada semifinal, studi kasus diberikan oleh perusahaan Schneider Electric (SE). Kedua tahapan ini dilaksanakan secara online. Pada presentasi final, dilaksanakan secara offline di Menara Sains Tower 1, ITS Surabaya. Dari 1000+ partisipan, diambil 250 tim untuk mengikuti semifinal, dan pada akhirnya hanya diambil 5 tim untuk mengikuti final,” jelas Adhimas selaku ketua tim.

Berangkat dari tema yang diangkat pada FBCC SRE ITS 2023, peserta diharapkan memanfaatkan potensi Energi Terbarukan Indonesia yang tidak terbatas untuk mendukung Transisi Energi. Tim Astrajingga memberikan gagasan terbaiknya terkait pemanfaatan Energi Terbarukan Indonesia melalui strategi menarik pada dua kasus perusahaan yang berbeda.

Pada tahap preliminary Tim Astrajingga memberikan solusi terhadap permasalahan perusahaan GESITS, salah satu produsen motor listrik di Indonesia, yang terdiri dari dua kasus, yaitu pertama, strategi pemasaran dan meyakinkan masyarakat luas untuk dapat membeli dan menggunakan kendaraan listrik pada pasar yang didominasi oleh produk kendaraan bahan bakar motor. Kedua, strategi pemasaran untuk bersaing dengan kompetitor global, baik dari perusahaan produsen kendaraan berbahan bakar fosil maupun kendaraan listrik.

“83.27% kendaraan di Indonesia adalah motor roda dua, motor listrik menjadi salah satu target utama agar Indonesia dapat mencapai SDGs. Akibat harganya yang lebih tinggi dibandingkan motor biasa maupun motor listrik lain yang sejenis, GESITS memiliki hambatan pada sektor penjualannya. Hambatan lain, adanya keraguan masyarakat baik dari segi harga, fitur, maupun kemudahan operasionalnya.  Untuk itu, kami melihat diperlukannya peningkatan brand and product awareness, pengembangan Unique Value Proposition (UVP), dan pengoptimalan strategi pemasaran GESITS,” jelas Adhimas.

Tim Astrajingga memiliki solusi strategis berupa 3M (Maximizing, Marketing, and Maintaining) yang bertujuan untuk memaksimalkan keunggulan produk, mengefektifkan kegiatan pemasaran, dan menjaga hubungan dengan para pengguna GESITS. Solusi ini mencakup 3 aspek, yaitu optimalisasi aplikasi GESITS (Maximizing), peningkatan strategi pemasaran (Marketing), dan pengembangan komunitas pengguna (Maintaining). Optimalisasi aplikasi dilakukan dengan meningkatkan kemudahan dan reliability dari aplikasi serta memberikan berbagai fitur baru yang inovatif pada aplikasi GESITS. Peningkatan strategi pemasaran dilakukan melalui partisipasi pada acara pameran, penambahan opsi pembiayaan, rekrutmen influencer, serta testimoni dari para pengguna GESITS. Terakhir, pengembangan komunitas pengguna dilakukan dengan pengadaan kegiatan komunitas seperti gathering, touring, serta kompetisi modifikasi motor GESITS.

Selain berfokus pada penyusunan strategi, proyeksi strategi juga telah dilakukan untuk menjaga agar strategi dapat dilakukan dan memberikan efek positif bagi GESITS. Proyeksi dilakukan pada aspek penganggaran untuk menjaga feasibility implementasi strategi 3M dari sisi keuangan. Selanjutnya, matriks usaha-dampak dan analisis risiko dilakukan untuk mengukur usaha yang diperlukan, dampak yang dihasilkan, dan mengetahui dampak yang kemungkinan akan menghambat implementasi strategi 3M. Tim Astrajingga yakin dengan strategi 3M mampu meningkatkan brand awareness serta UVP dari GESITS sehingga dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar GESITS di kendaraan listrik, serta dapat lebih jauh membantu Indonesia mencapai Sustainable Development Goals.

Selanjutnya, pada tahap final Tim Astrajingga mendapatkan kasus bisnis perusahaan Schneider Electric (SE). Menurut penuturan Adhimas, SE sebagai salah satu perusahaan teknologi dalam penyediaan energi turut berkontribusi dalam penggunaan EBT. Setelah membangun akses EBT di Pabrik Cikarang, kini SE juga ingin mengimplementasikan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kota Batam dan fokus pada peluncuran produk seri Homaya untuk daerah 3T di Indonesia.

Ia menambahkan pengimplementasian beberapa hal tersebut dapat dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan listrik 13 GWh pertahun, peningkatan product and brand awareness SE di masyarakat daerah 3T, dan pembentukan strategi pemasaran yang inklusif.

“Tim Astrajingga mengusulkan strategi 3E (Energize, Economize, Embrace) sebagai strategi holistik dalam implementasi dan perbaikan aksesibilitas energi hijau. Energize berfokus pada pemenuhan kebutuhan listrik berbasis EBT di wilayah Batam dengan membangun PLTS Terapung pada wilayah Waduk Duriangkang. Economize bertujuan untuk membuat seri Homaya lebih terjangkau dan fleksibel untuk digunakan. Terakhir, Embrace bertujuan untuk melakukan aktivitas pemasaran seri Homaya yang inklusif. Penyusunan strategi juga dilengkapi proyeksi finansial, linimasa, dan mitigasi risiko untuk menjaga feasibility dari strategi yang diajukan. Dengan demikian, strategi 3E diharapkan mampu membantu SE dan Indonesia dalam mencapai SDGs.” pungkas Adhimas.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., menyampaikan apresiasi terbaiknya terhadap gagasan inovatif mahasiswa DTMM FTUI ini. “Dua strategi yang diberikan untuk perusahaan GESITS dan SE dari Tim Astrajingga merupakan bentuk gagasan intelektual yang membuktikan bahwa keberadaan mahasiswa FTUI memberikan kebermanfaatan bagi sesama dan menjadi bukti perwujudan strategi FTUI, Impactful Research and Innovation. Semoga strategi ini dapat menjadi solusi bagi pengembangan dua perusahaan yang bergerak untuk kemajuan energi transisi Indonesia.”

Upaya strategi yang diberikan oleh Tim Astrajingga merupakan bentuk pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan yang selaras dengan SDGs. Hal ini dilakukan dengan prinsip universal, integras dan inklusif, untuk meyakinkan bahwa tidak ada satupun yang tertinggal. Solusi tim ini juga sangat mendukung poin 7 SDGs, yaitu menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X