Penetrasi pembangkit energi terbarukan variatif berbasis inverter pada sistem tenaga listrik, terutama pada grid terisolasi, dapat menyebabkan turunnya nilai inersia sistem. Inersia yang rendah dapat menyebabkan ketidakstabilan frekuensi, yaitu deviasi frekuensi nadir yang tinggi dan laju perubahan frekuensi lebih curam. Battery Energy Storage System (BESS) dengan sistem kontrol tertentu telah banyak digunakan untuk menjaga stabilitas frekuensi, salah satunya melalui penyediaan inersia virtual atau virtual inertia (VI).
Fauzan Hanif Jufri, mahasiswa program Doktor dari Departemen Teknik Elektro FTUI dalam disertasinya membahas penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode pengendali VI dengan menggunakan kapasitas BESS yang lebih rendah yang berbasis pada pengembalian State of Charge (SoC) BESS. Dalam disertasi yang berjudul Metode Pengendali Inersia Virtual Berbasis State of Charge Recovery dengan Pemodelan Artificial Neural Network untuk Pengoptimalan Kapasitas Battery Energy Storage System pada Grid Inersia Rendah Terisolasi, Fauzan mengusulkan metode yang menerapkan parameter pengendali tiga tahap (3-stage gain) yang digeneralisasikan.
”Strategi penguat tiga tahap digunakan untuk mengubah moda operasi BESS untuk menyediakan daya VI, menurunkan kebutuhan kapasitas BESS, dan mengembalikan SoC BESS. Sedangkan proses generalisasi menggunakan pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dengan training data set yang diperoleh dari proses penyetelan (tuning) parameter pada berbagai skenario operasi,” ungkap Fauzan terkait disertasinya.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode yang diusulkan dapat menutunkan deviasi frekuensi nadir dan menurunkan tingkat kecuraman dari laju perubahan frekuensi dengan kapasitas BESS yang lebih rendah, yaitu sekitar 50% dari kapasitas yang diperlukan dengan metode konvensional.
“Metode yang dikembangkan oleh Doktor dari DTE ini menjadi kontribusi baru dari metode konvensional biasa yang kerap kali digunakan. Harapannya dengan adanya metode ini bisa menjadi pengendali frekuensi dalam sistem tenaga listrik berinersia rendah. Tidak hanya sampai di situ, penelitian Doktor DTE ini pun diharapkan bisa dielaborasi lebih lanjut dan dampaknya memberikan kebermanfaatan bagi sistem tenaga listrik,” kata Dekan FTUI, Prof. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.
Fauzan Hanif Jufri berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Summa Cum Laude dengan IPK 4.0. Ia merupakan Doktor ke-163 yang lulus dari Departemen Teknik Elektro dan Doktor ke-519 di FTUI. Sidang promosi doktor ini dipimpin Ketua Sidang, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, dengan Promotor, Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa, M.K., M.T. dan Ko-Promotor, Dr.-Ing. Budi Sudiarto, S.T., M.T.. Tim Penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir. Rudy Setiabudy, DEA., Dr. Ir. Herry Nugraha, MBTK, Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc., Ph.D., Dr. Abdul Halim, M.Eng. dan Ir. Chairul Hudaya, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia