id
id

Teliti Green Material Engineering, Prof. Tresna P. Soemardi Jadi Visiting Researcher di Prancis

Prof. Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, M.Si., S.E., Guru Besar Departemen Teknik Mesin (DTM) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), siap berangkat ke Prancis sebagai Visiting Researcher melalui program beasiswa Séjour Scientifique de Haut Niveau (SSHN). SSHN adalah hasil kerjasama antara Kedutaan Besar Prancis dan Institut Français Indonesia, yang memberikan dukungan perjalanan bagi peneliti Indonesia yang ingin menjalankan atau melanjutkan proyek kerja sama ilmiah tingkat tinggi antara kedua negara.

Sebagai awardee, Prof. Tresna akan menjalani program SSHN di Paris Nanterre University (Université Paris Nanterre) selama bulan November hingga Desember 2023. Ada 4 kegiatan yang akan menjadi agenda utama, yakni Future Advance Research Discussion, Joint Authored Paper, Book Publishing, dan Lecturing untuk mahasiswa S3. Pelaksanaan kegiatan akan berkolaborasi dengan akademisi serta industri di Prancis, terutama di bidang aeronautika.

“Riset yang akan saya jalani selama di Prancis akan berfokus pada green material engineering, terutama mengenai komposit alam untuk berbagai aplikasi di industri otomotif, aeronautika, dan kelautan. Yaitu bagaimana mengembangkan komposit natural menggunakan serat alam dan polimer alam yang dapat terurai (bio-degradable),” ujar Prof. Tresna.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa secara garis besar komposit terdiri dari dua komponen, yakni fiber dan matriks. Umumnya, matriks menggunakan epoksi dan fiber menggunakan karbon, fiberglass, atau bahan sintetik lainnya yang sulit terurai. Melalui risetnya, Prof. Tresna mengembangkan komposit natural dimana matriksnya memanfaatkan jagung, singkong, kentang, dan bahan alam lainnya sebagai PolyLatctic Acid (PLA), sementara untuk fibernya dibuat dari rami atau nanas.

Beliau menegaskan bahwa penelitian ini memiliki potensi besar di Indonesia yang memiliki iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman-tanaman tersebut. Terlebih saat ini industri otomotif sedang beralih ke penggunaan material komposit, salah satu contohnya ialah pada pesawat Boeing 777 yang telah menerapkan material komposit hingga 70% pada bodi pesawatnya. Kedepannya, material komposit juga akan mulai diterapkan dalam pembuatan bodi mobil listrik.

Prof. Tresna turut mengemukakan penelitian terbarunya yang sedang dikembangkan bersama mahasiswa bimbingannya, “Baru-baru ini, saya mengirim mahasiswa S3 ke prancis selama 6 bulan untuk memperkenalkan suatu material mentah dari komposit natural berupa prepreg. Prepreg merupakan bahan dasar berupa lembaran-lembaran yang dapat diaplikasikan oleh industri pesawat terbang ataupun industri mobil dalam pembuatan bodi atau interior. Penelitian ini mendapat sambutan baik di Prancis karena merupakan sebuah konsep yang relatif baru bagi mereka.”

Prepreg yang sedang dikembangkan Prof. Tresna diberi nama Ramie Fiber Reinfore (RFR)-PLA. PLA yang pada dasarnya bersifat lemah diperkuat dengan RFR sehingga dapat mencapai kekuatan 600-700 MPa yang mana mendekati kekuatan besi dan baja. Selain industri otomotif, material ini juga dapat diaplikasikan untuk home appliances seperti kulkas dan lantai dek rumah.

“Saat ini prepreg RFR-PLA sudah masuk ke generasi ketiga dan sedang dalam proses dipatenkan di Indonesia. Dengan terus dikembangkannya material ini, mudah-mudahan kedepannya akan menjadi satu bentuk kerjasama yang konkrit mengenai natural komposit dan dapat menjadi proyek diantara kedua negara,” ujar Prof. Tresna.

”Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki Prof. Tresna akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam kerja sama akademik antara Universitas Indonesia dan mitra internasional kami di Prancis. Kami yakin bahwa kunjungan dan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Tresna akan membawa manfaat besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperkuat jaringan kolaborasi global,” ujar Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, Dekan FTUI.

Prof. Heri juga berharap Prof. Tresna akan kembali dengan wawasan yang lebih mendalam, pengetahuan baru, dan pengalaman berharga yang dapat dibagikan kepada mahasiswa dan rekan-rekan dosen di Universitas Indonesia. ”Semoga perjalanan akademiknya di Prancis sukses dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Mesin,” kata Prof. Heri.

Kerjasama Prancis dan Universitas Indonesia sendiri telah terjalin sejak 20 tahun silam. Meskipun kini tidak lagi bekerjasama dalam program kelas internasional, Prof. Tresno mengungkapkan bahwa kerjasama Prancis dengan Mechanical Design & Biomedical Laboratory FTUI tetap terjalin erat dengan konsisten mengirimkan peneliti FTUI ke Prancis tiap tahunnya. Hal ini menjadi bukti komitmen berkelanjutan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara kedua negara.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X