id
id

Mahasiswa FTUI Tawarkan Alternatif Solusi Permasalahan Geoteknik Terkait Pembangunan Stockyard Batu Bara di Tanjung Enim

Tiga orang mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menyampaikan solusi berupa metode tepat dalam melakukan perkuatan dan perbaikan tanah untuk permasalahan geoteknik terkait pembangunan proyek stockyard batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Ketiga maahsiswa tersebut adalah Juan Fidel Ferdani (Teknik Sipil 2019), Rubby Anistia Prasetyo (Teknik Sipil 2020), dan Bayu Dewanto (Teknik Sipil 2020).

Seiring dengan besarnya produksi batu bara pada Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) diperlukan adanya tempat penampunya batu bara berupa stockyard batu bara. Stockyard batu bara merupakan tempat penumpukan atau bahan yang ditumpuk untuk diambil, diolah, dan dimanfaatkan. Selain itu, stockyard batu bara berfungsi sebagai proses pencampuran batu bara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Hal ini menjadikan stockyard batu bara memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga alur produksi dan menjamin ketersediaan supply batu bara.

Namun, permasalahan lain timbul dari kawasan UPTE yang merupakan tanah rawa. Hal ini dapat menjadi masalah mengingat tanah rawa merupakan jenis tanah lunak dengan tingkat kadar air yang tinggi. Keadaan ini kemudian dapat menyebabkan masalah geoteknik yang umumnya terjadi berupa penurunan tanah. Oleh karena itu, diperlukan pekerjaan geoteknik berupa perkuatan tanah dan perbaikan tanah. Hal ini bertujuan untuk menunjang pembangunan stockyard batu bara agar sesuai dengan kondisi tanah yang ada di daerah Tanjung Enim, Sumatera Selatan melalui pembangunan stockyard batu bara.

“Permasalahan geoteknik yang ditemukan di Tanjung Enim adalah pada keberadaan tanah lunak yang begitu dalam sehingga diperlukan proses konsolidasi yang cukup lama untuk mencapai settlement sesuai standar. Karena hal ini, pada proyek yang berlangsung diperlukan perhatian terhadap stabilitas lereng. Untuk menentukan metode tepat untuk perkuatan dan perbaikan tanah dilakukan proses identifikasi dari kondisi eksisting serta kebutuhan konstruksi pada perancangan stockyard batu bara di Tanjung Enim,” jelas Juan.

Proses peninjauan dilakukan dengan penelitian secara terperinci dari kondisi eksisting dan kebutuhan perancangan. Perkuatan dan perbaikan tanah dilakukan dengan metode preloading untuk proses konsolidasi, penggunaan Prefabricated Vertical Drains (PVD) untuk mempercepat proses konsolidasi, dan penggunaan Geosintetik untuk beberapa aspek perkuatan dan perbaikan tanah pada bagian tanah timbunan.

“Alur perencanaan proyek stockyard batu bara mencakup beberapa langkah. Tahap awal melibatkan persiapan lahan dan pemasangan geotekstil woven lapis 1 tipe VT 600/50. Kemudian, dilakukan pembangunan timbunan pertama dengan ketinggian tiga meter. Setelah itu, geotekstil woven lapis 2 tipe VT 600/50 dipasang, diikuti oleh pemasangan OVD tipe AD 250 dan PHD,” jelas Rubby.

Selanjutnya, langkah berikutnya adalah pemasangan geotekstil non-woven lapis 1 tipe CP 10 dan lapisan geomembran tipe Solmax sebanyak 100 mm. Sistem vakum yang mencakup prezometer, inklinometer, settlement plate, dan vacuum plate juga dipasang. Proses pemompaan vakum dilakukan, dan sistem vakum ini terus dimonitor.

“Pada tahapan akhir, baru dilakukan pemasangan geotekstil non-woven lapis 2 tipe CP 10 sebelum memulai penimbunan akhir. Jadwal pekerjaan proyek stockyard batu bara mencakup beberapa tahap, termasuk persiapan, pekerjaan tanah, penimbunan, instalasi PVD dan PHD, instalasi geotekstil dan geomembran, sistem vakum, dan pekerjaan finishing,” tutup Bayu.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., menyampaikan harapan terhadap solusi yang diajukan mahasiswa FTUI, “Solusi yang diberikan dalam permasalahan geoteknik berupa perkuatan dan perbaikan tanah pada proyek pembangunan stockyard batu bara di Tanjung Enim yang diberikan oleh mahasiswa DTSL FTUI ini merupakan bentuk gagasan solutif yang patut diapresiasi. Semoga metode tepat yang diusulkan dapat menjadi solusi nyata atas permasalahan geoteknik yang ada di Tanjung Enim.”

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X