id
id

Panel Surya Berbasis Parafin Karya Mahasiswa UI Hasilkan Energi Terbarukan yang Terjangkau dan Berkelanjutan

Pada kompetisi Renewable Energy Case Study OCEANO 2023, Tim Champione dari Departemen Teknik Kimia (DTK), Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI), yakni Nadzwa Adzlia Chinara, Arifah Bening Saptana, dan Inggarjati Qolbun Salim, keluar sebagai pemenang pertama. Para mahasiswa tersebut memanfaatkan parafin sebagai bahan penghasil energi listrik pada rancang sistem Thermal Energy Storage (TES).

Kemenangan tersebut berkat riset berbasis studi kasus mengenai Energy Storage System yang harus dimodifikasi sesuai dengan demand.

Parafin adalah senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan karena memiliki peran penting di bidang industri, kerajinan, dan untuk pemanfaatan sehari-hari. Parafin berasal dari minyak mentah yang sudah melalui proses penyulingan. Ia memiliki sifat yang unik, seperti reaktivitas yang rendah dan stabilitas yang tinggi. Selain itu, parafin merupakan bahan kimia hidrokarbon yang terjangkau dan mudah didapat.

Menurut Nadzwa, proyek ini dimulai dengan memanfaatkan surya sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi yang menjadi perhatian global. Kendati Indonesia mendukung konsep net zero emission dan energi surya, tingginya tarif pemanfaatan energi surya membuat masyarakat lebih memilih listrik dari PLN yang memiliki pasokan terbatas. Oleh karena itu, Tim Champione menciptakan sistem TES yang terjangkau dan berkelanjutan.

TES dirancang oleh Tim Champione menggunakan panel fotovoltaik (PV) dan inverter, dengan parafin sebagai media penyimpanan energi. Parafin menjadi alternatif yang ekonomis jika dibandingkan dengan baterai lithium-ion ESS yang mahal untuk penggunaan energi surya di Indonesia. Penggunaan panel surya dalam sistem TES ini memanfaatkan penangkapan foto dari sinar matahari, yang kemudian menghasilkan arus listrik melalui efek fotovoltaik.

“Parafin digunakan pada inovasi panel surya, karena mampu menghasilkan energi dua kali lipat dibandingkan metode konvensional. Sistem TES dengan media parafin juga dapat menghemat biaya energi, karena mampu mengalihkan konsumsi energi. Parafin yang mencair dan memadat menghasilkan energi, sehingga parafin yang dipanaskan dapat menghasilkan energi dua kali lipat. Selain itu, risiko kebocoran saat parafin memadat pada suhu ruang juga sangat rendah,” ujar Nadzwa.

Inovasi yang dihasilkan oleh Tim Champione pada ajang yang diinisiasi oleh Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada September 2023 tersebut mendapat apresiasi dari Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU. “Pemanfaatan energi surya adalah topik yang penting dan semakin relevan saat ini, karena energi surya adalah sumber energi yang tak terbatas. Ide inovatif dari mahasiswa FTUI ini mempertimbangkan aspek ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Semoga ide inovatif ini dapat diimplementasikan sebagai alternatif dalam penggunaan energi surya,” ujarnya.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X