id
id

Doktor FTUI Kaji Pengembangan Kawat Superkonduktor MgB2 untuk Alat Kesehatan

Alat kesehatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan oleh dokter untuk mendiagnosa berbagai masalah seputar kesehatan pasien. Komponen kunci dari alat MRI adalah magnet superkonduktor beserta sistem pendinginannya (cryo-cooling system). Mahalnya alat MRI menjadikan rumah sakit membebankan tarif tinggi bagi pasien atau BPJS Kesehatan dalam diagnosis menggunakan alat tersebut. Oleh sebab itu, riset dan pengembangan material untuk aplikasi MRI perlu dilakukan di Indonesia dalam rangka meningkatkan penguasaan teknologi manufaktur alkes tersebut secara bertahap hingga menyeluruh.

Hal ini menjadi fokus penelitian Satrio Herbirowo, mahasiswa Program Doktor Teknik Metalurgi dan Material (DTMM), Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Satrio memaparkan hasil penelitiannya dalam disertasi yang berjudul “Pengembangan Kawat Superkonduktor MgB2 dengan Suhu Kritis (Tc) dan Rapat Arus (Jc) Tinggi Melalui Modifikasi Bahan dan Teknik Fabrikasi.” Disertasi ini dipresentasikan pada sidang Promosi Doktor FTUI yang dilasanakan pada Selasa (12/12) di Smart Meeting Room, Gedung Dekanat FTUI.

Pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk 274.603.662. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), usia harapan hidup penduduk Indonesia meningkat dari kisaran 66 tahun pada periode 1995-2000 menjadi 71,2 tahun pada tahun 2018. Dengan meningkatnya jumlah penduduk serta usia harapan hidup manusia di Indonesia, meningkat pula risiko terkena berbagai macam penyakit tropis menular/tidak menular dan musibah. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan layanan kesehatan prima dengan cara meningkatkan kualitas, kuantitas dan ketersediaan alat kesehatan (alkes) dalam negeri.

”Kawat superkonduktor Magnesium Diborida (MgB2) berpotensi besar untuk diaplikasikan sebagai pengganti kawat konduktor konvensional dalam mendukung alkes. Pada penelitian ini superkonduktor MgB2 difabrikasi dalam bentuk kawat dengan modifikasi bahan dan proses yang ekonomis. Salah satu komponen utama alat MRI adalah material superkonduktor yang saat ini masih diterapkan secara konvensional. Pengembangan material maju superkonduktor dengan performa lebih baik dan harga yang terjangkau, ditengarai akan memiliki potensi pasar yang sangat besar,” jelas Satrio dalam presentasinya.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU menyampaikan, “Kami berharap penelitian ini dapat menyumbangkan kontribusi berarti dalam pengembangan superkonduktor, dan semoga temuan ini memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan teknologi superkonduktor masa depan untuk mewujudkan inovasi aplikatif. Dengan fokus pada aplikasi superkonduktor dalam alat kesehatan, penelitian ini berpotensi membuka jalan baru untuk pengembangan perangkat medis yang lebih canggih dan efisien.”

Melalui disertasi ini, Satrio Herbirowo berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Cumlaude. Ia merupakan Doktor ke-67 yang lulus dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material dan Doktor ke-525 di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sidang promosi doktor ini dimpimpin Ketua Sidang, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU. dengan Promotor, Prof. Dr. Ir. Akhmad Herman Yuwono, M.Phil.Eng. dan Ko-Promotor, Dr. Agung Imaduddin, M.Eng. Tim Penguji terdiri dari Prof. Dr.Ing. Andika Widya Pramono, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Winarto, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si., Drs. Nofrijon Sofyan, Msi. Ph.D. dan Dr.-Ing. Reza Miftahul Ulum, S.T., M.T.

###

Kantor Komunikasi dan Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X