Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) di Jepang telah menjalin kolaborasi strategis untuk merespons tantangan global terkait Carbon Capture and Storage (CCS) melalui kerjasama industri-akademisi-pemerintah yang inovatif. Sebagai bagian dari komitmen ini, FTUI mengikuti TUAT COI-NEXT International Workshop yang diadakan di Koganei Campus, TUAT, Tokyo, Jepang pada akhir November 2023 lalu.
Pada TUAT COI-NEXT International Workshop 2023 ini FTUI diwakili oleh Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., Dekan FTUI, dan Dr. Muhamad Sahlan, Kepala Unit Wirausaha dan Inovasi FTUI. Tahun ini, workshop mengangkat tema “Carbon Cultivation Innovation Hub Challenging the Limits of Carbon Negativity” dengan tujuan utama berupa pemanfaatan hasil dari kultivasi karbon berupa biomassa menjadi bahan-bahan yang berkelanjutan.
Workshop ini adalah bagian integral dari program COI-NEXT-TUAT yang didukung oleh Japan Science and Technology Agency (JST). Kerjasama ini memiliki tujuan utama membangun ekosistem inovasi teknologi yang responsif terhadap tantangan global, sejalan dengan perkembangan masyarakat dunia pasca-korona.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., menyatakan bahwa partisipasi FTUI dalam COI-NEXT International Workshop adalah bentuk komitmen mereka untuk berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang Carbon Cultivation-based Material and Fuel Production. Workshop ini bukan hanya tempat untuk berbagi dan berdiskusi, tetapi juga platform untuk menjalin relasi baru, kolaborasi, serta mengembangkan ide-ide dan solusi inovatif.
“Dalam konteks global yang terus berubah, membangun ekosistem inovasi yang responsif terhadap ketidakpastian di masa depan dan masyarakat yang padat pengetahuan adalah kunci untuk bersaing sejajar dengan negara-negara lain di dunia. FTUI dan TUAT melalui COI-NEXT, menegaskan komitmen mereka untuk menjadi penggerak utama dalam membentuk masa depan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan,” kata Prof. Heri.
FTUI dan TUAT juga fokus pada pengembangan teknologi CCS sebagai langkah strategis dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Prof. Heri menjelaskan, “Kami memandang teknologi CCS sebagai elemen kunci dalam memitigasi emisi karbon. Workshop ini memberikan ruang untuk membahas strategi dan inovasi terkini dalam pengembangan teknologi CCS untuk mendukung transisi menuju masyarakat berkelanjutan.”
Pada workshop ini, Prof. Heri menyampaikan isu terkait “Considerative Biosynthesis of Xylonic Acid and Gluconic Acid from Hydrolyzed Palm Fronds Using Gluconobacter Oxydans in a Batch Fermentation Process“, sementara Dr. Sahlan mengupas isu “Enhancement of Sodium Gluconate in Neutralized Oil Palm Fronds Hydrolyzate Fermentation Broth using Low Pressure Nanofiltration.”
Kolaborasi ini juga merupakan kelanjutan dari diskusi dan kerja sama dengan beberapa akademisi dan profesor Jepang dalam kegiatan Asian Federation of Biotechnology 2022 dan konferensi internasional dua tahunan QiR 2023 FTUI. FTUI dan TUAT tergabung dalam konsorsium kerja sama sejak tahun lalu dengan memanfaatkan peluang dari program COI-NEXT untuk memperkuat peran universitas sebagai pusat ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia.
Program COI-NEXT merupakan inisiatif kolaborasi industri-akademisi, di mana universitas dan pihak lainnya memimpin dalam merumuskan visi untuk masyarakat masa depan, mendorong penelitian dan pengembangan untuk mewujudkan visi tersebut, dan membentuk pusat independen industri-akademisi-pemerintah. Desain program ini mengadopsi konsep “Litbang yang digerakkan oleh visi dan dilakukan secara back-casting” dari program Pusat Inovasi (COI) JST.**
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia