Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Prof. Dr. rer.nat. Abdul Haris, M.Sc., hadir dalam peresmian Gedung InterDisciplinary Engineering (IDE), Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI), pada Senin (24/6). Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. dan Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng. IPU.
Prof. Haris dalam sambutannya mengatakan, “Peresmian Gedung IDE merupakan tonggak sejarah baru dalam pengembangan pendidikan dan penelitian interdisiplin keteknikan di Indonesia. Kami sangat berbahagia melihat UI, melalui Fakultas Teknik, terus mengukir prestasi dan mendorong kemajuan teknologi, serta senantiasa membina inovasi dan kolaborasi lintas disiplin ilmu. Semoga fasilitas ini mampu menunjang pembelajaran dan menjadi ruang eksperimentasi bagi para calon insinyur terbaik Indonesia, serta menopang FTUI menjadi institusi pendidikan keteknikan yang unggul dan berdaya saing global.”
Gedung IDE memiliki lima advanced labs, yakni Urban Nexus and Smart Cities Laboratory (UNSCL), Sustainable Energy System Laboratory (SESL), Energy Transition Laboratory (ETL), Biological System Engineering Laboratory (BSEL), dan Biofuel Advanced Laboratory (BAL). Laboratorium ETL dan SESL mendapat dukungan dari Diktiristek melalui dana Hibah Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT) senilai 63 miliar rupiah. PUAPT adalah program pendanaan bagi lima Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang termasuk dalam jajaran top 500 universitas berkelas dunia, salah satunya adalah UI.
Prof. Heri menyebut bahwa lima advanced labs yang ada di Gedung IDE akan dimanfaatkan untuk menghasilkan dua output utama, yakni hasil riset dan layanan publik yang bersifat interdisiplin. “Gedung ini akan menjadi rumah bagi tiga institut interdisiplin keteknikan yang diluncurkan pada tahun 2022 lalu, yaitu Institute for Energy Studies (IES), Institute for Biosystems and Bioengineering (IBB), dan Institute for Urban Planning and Smart City (IUS). Tiga institut ini akan mengelola lima advanced labs yang nantinya mengisi Lantai 4–8 Gedung IDE,” ujarnya.
Lima advanced labs yang ditempatkan di beberapa lantai Gedung IDE memiliki fungsi masing-masing. UNSCL yang ada di Lantai 4 memiliki empat sub-laboratorium (sub-lab), yakni Media Laboratory yang mendukung visualisasi desain perkotaan, Virtual Reality Laboratory yang memungkinkan simulasi perkotaan secara virtual, Urban and Regional Laboratory yang menyediakan alat untuk pengumpulan dan analisis data, dan Integrated Studio sebagai ruang belajar virtual untuk praktek terapan dan diskusi. Laboratorium UNSCL mendukung penelitian multidisiplin dalam pengembangan kota cerdas.
Adapun SESL yang di Lantai 5 memiliki dua bagian, yakni sub-lab pemodelan energi dan sub-lab Data Center and High Performance Computer (HPC). Laboratorium ini berfokus pada permodelan dan desain sistem energi berkelanjutan serta kaitannya dengan aspek ekonomi, lingkungan, sosial dan kebijakan yang mendukung pencapaian target net zero emissions pada 2060.
Untuk ETL yang berada di Lantai 6, laboratorium ini memiliki enam sub-lab. Synthesis and Characterization Laboratory mewadahi pembuatan dan karakterisasi material pengkonversi dan penyimpan energi. Carbon Capture & Utilization Laboratory meneliti panangkapan dan pemanfaatan CO2 sebagai bahan baku pada sintesis kimia dan material dalam upaya mencapai ekonomi sirkular. Empat sub-lab lainnya, yakni Photovoltaics Laboratory, Green hydrogen and Fuel Cell Laboratory, Battery Laboratory, dan Electrophotochemistry Laboratory merupakan pusat penelitian terkait pemanfaatan energi matahari dan listrik untuk green energy synthesis.
BSEL yang ada di Lantai 7 dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang kerja simulasi dan sub-lab HPC yang berfokus pada permodelan interaksi sistem biologi yang dilengkapi dengan hardware dan software biomedis mutakhir. Sementara itu, BAL—termasuk Pertamina Biofuels Laboratory—yang berada di Lantai 8 dan dirancang dengan Biosafety Level (BSL) 1 dan 2, menampung penelitian dengan berbagai objek biologis, seperti fungi dan bakteri. Laboratorium ini mendapat dukungan dana dari PT Pertamina sekitar 13 miliar rupiah untuk alat dan interior laboratorium. Dukungan terebut memperkuat riset di bidang Biosystem dan BioEngineering melalui produksi biofuel dan kimia hijau di FTUI.
“Selain lima advanced labs sebagai prinsip fungsionalitas, Gedung IDE juga memiliki prinsip keberlanjutan dengan mengusung konsep green building yang efisien dalam penggunaan energi, air, pencahayaan, dan sirkulasi udara. Material bangunan sebagian besar gedung ini berasal dari bahan daur ulang dan kayu ramah lingkungan bersertifikat. Selain itu, kebijakan zero waste diterapkan melalui water harvesting dan pengolahan limbah yang optimal. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, FTUI mempertahankan gelar sebagai kampus teknik terbaik yang menghasilkan lulusan dan riset berkualitas tinggi, serta berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan yang berdampak dan berdaya saing global,” ujar Prof. Heri.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia