Indonesia sebagai salah satu negara yang terletak di sepanjang ring fire, memiliki 40% sumber dari panas bumi global, setara dengan 29 Gigawatt-listrik. Panas bumi sangat penting bagi perkembangan system energi berkelanjutan di Indonesia. Energi panas bumi ini dapat dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), namun pemanfaatan panas bumi di Indonesia dalam pengembangan PLTP belum optimal. Proyek panas bumi menjadi investasi yang kurang menarik dikarenakan bersifat padat modal, kompleks, peka terhadap ketidakpastian dan resiko, yang membutuhkan biaya berkelanjutan, untuk memastikan kelangsungan proyek dalam jangka waktu panjang.
Marmelia Puja Dewi mahasiswa program doktor Teknik Sipil FTUI, dalam penelitiannya mengembangkan model pembiayaan berkelanjutan bagi proyek panas bumi di Indonesia. Gagasan tersebut tertuang pada disertasinya yang dibuat sebagai syarat promosi doktor dengan judul “Pengembangan Model Pembiayaan Pengembangan Panas Bumi untuk Meningkatkan Kinerja Investasi Proyek Panas Bumi di Indonesia”. Promosi doktor Marmelia Puja Dewi dilakukan pada 1 Juli 2024 di Ruang Smart Meeting Room, Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Sistem pengembangan panas bumi di Indonesia masih memiliki tingkat ketidakpastian dan kompleksitas yang sangat tinggi. Sehingga perkembangan panas bumi di Indonesia masih dikatakan belum optimal. Untuk pengembangan Model pembiayaan pengembangan panas bumi ini, Marmelia Puja Dewi menggunakan pendekatan analisis kebijakan dan analisis keuangan yang dikombinasikan dengan metode Exploratory Modelling and Anaysis (EMA). Namun secara khusus, penelitian ini menerapkan Metode Exploratory System Dynamics Modelling and Analysis (ESDMA).
”Metode ESDMA berhasil mengurai kompleksitas dan mengindetifikasi faktor-faktor kritikal dalam sistem pengembangan panas bumi. Sedangkan metode Exploratory Financial Modelling and Analysis (EFMA) berhasil mengindetifikasi faktor-faktor kritikal dalam investasi proyek panas bumi dan menyimulasika model keuangan berbasisc Discounted Cash Flow (DCF) di berbagai sekenario ketidakpastian secara simultan,” jelas Marmelia.
Sedangkan sintesis dari hasil metode ESDMA dan EFMA menunjukan bahwa intervensi derisking sumur pemboran tidak dapat menjadi program stand alone yang artinya tarif listrik yang diberlakukan harus tetap atraktif selain intervensi untuk memitigasi resiko fase eksplorasi. Sehingga kesatuan program ini dapat meningkatkan daya tarik dari proyek panas bumi. Sehingga dengan meningkatnya kegiatan investasi panas bumi di Indonesia akan meningkatkan pula kapasitas pengembangan PLTP, dan kontribusi panas bumi di bauran energi sesuai Kebijakan Energi Nasional serta pencapaian target Net Zero Emission Pemerintah Indonesia.
“Jika melihat dari hasil analisis perancangan model kelembagaan melalui kombinasi metode K-Means Clustering, SEM dan AHP menunjukan bahwa birokrasi dimitigasi dengan model koordinasi kelembagaan lebih efektif dibandingkan dengan dimitigasi dengan mekanisme derisking melalui government drilling. Selanjutnya agar model pembiayaan ini dapat diaplikasikan dibutuhkan kebijakan yang bersifat stabil sehingga pengembangan memiliki kepastian tingkat pengembalian yang diharapkan. Kebijakan ini sebaiknya terintegrasi dengan peraturan penunjang lainnya seperti dengan kebijakan terkait subsidi listrik dari kementrian Keuangan. Sehingga pada saat negosisai tarif listrik secara business to business dengan PLN sudah mendapatkan time frame dan guidline yang jelas. Hal ini dapat mengurangi atau memitigasi resiko kegagalan proyek panas bumi sejak awal,” ungkap Marmelia lebih lanjut.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU. menyampaikan, “Penelitian Marmelia Puja Dewi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Model pembiayaan yang dikembangkannya dapat membantu menarik lebih banyak investor ke sektor ini, sehingga dapat mempercepat pengembangan proyek panas bumi dan meningkatkan ketahanan energi nasional.”
Disertasi penelitaian Pengembangan Model Pembiayaan Perkembangan Panas Bumi ini, berhasil mengantarkan Marmelia Puja Dewi meraih gelar doktor di bidang Ilmu Teknik Sipil dengan predikat sangat memuaskan, IPK 3.91. tercatat sebagai lulusan doktor ke-71 Departemen Teknik Sipil dan doktor ke-552 Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sidang Promosi ini dipimpin oleh Prof. Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., dengan promotor Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, M.T., dan ko-promotor Prof. Dr. Or. Widodo Wahyu Putrnto, DEA. Sementara tim penguji terdiri dari Ayomi Dita Rarasati, S.T., M.T., Ph.D., Prof. Ir. Krishna Mochtar, S.T., MSCE, Ph.D., IPU., Dr. Surya Darma, Leni Sagita Riantini, S.T., M.T., Ph.D., dan Fadhilah Muslim, S.T., M.Sc., Ph.D., DIC.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia