Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) kembali menyelenggarakan Ekskursi Arsitektur UI 2024: Iban, sebagai bentuk upaya pelestarian arsitektur vernakular di Indonesia. Pameran hasil ekskursi tersebut dilakukan di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, dengan tajuk “Panjai Meruah, Rimpun Sejiwa”. Pameran yang berlangsung pada 18 hingga 26 Januari 2025 ini memamerkan berbagai foto dan video dokumentasi, serta maket rumah tradisional Iban.
Gregorius Arif Christopherson, Arsitektur UI 2021, Ketua Pelaksana Ekskursi, menyatakan bahwa dokumentasi akan arsitektur vernakular sangat penting. Menilik ke ekskursi tahun sebelumnya, terjadi tragedi kebakaran pada rumah Panjai di lokasi Ekskursi Tanah Karo. Setelah dilakukannya ekskursi. Beruntungnya, ada dokumentasi yang telah dilakukan melalui ekskursi tersebut.
“Sebagai mahasiswa arsitektur Indonesia, kita punya kewajiban untuk mempelajari budaya kita sendiri, tidak hanya mempelajari arsitektur barat,” ujar Greg.
Ekskursi kali ini dilakukan di Dusun Sungai Pelaik, Desa Melemba dan Dusun Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kalimantan Barat, dimulai dari Juli hingga Agustus 2024. Di kedua desa ini, bermukim Suku Dayak Iban. Destinasi ini dipilih karena Suku Dayak Iban masih memegang teguh budaya dan tradisi leluhurnya. Hal ini tergambarkan melalui arsitektur tempat tinggal mereka, yaitu rumah Panjai.
Melalui ekskursi yang melibatkan 144 anggota yang terdiri dari 3 angkatan ini, Greg dan tim telah mendokumentasikan arsitektur rumah Panjai, mulai dari material hingga konstruksi yang digunakan. Mereka juga mempelajari aspek interioritas yang terjadi dalam kehidupan masyarakan Iban. Selain ilmu arsitektur tradisional, mereka juga mendapat pelajaran hidup yang berharga, bahwa kita harus menjaga kelestarian alam dan menghormati tradisi dari para leluhur.
Rumah Panjai merupakan rumah tradisional masyarakat Iban yang berbentuk rumah panggung. Panjai sendiri berarti panjang dalam bahasa Iban, sehingga rumah panjai adalah rumah panjang, yang dapat disebut juga dengan Rumah Betang. Dalam penggunaannya, Rumah Panjai diisi oleh sejumlah keluarga. Dari luar ke dalam, Rumah Panjai terdiri dari Tanjuk atau halaman, Kaki Lima yang berfungsi sebagai teras, Ruai-Penyurai yang merupakan lorong yang membentang sepanjang rumah, Bilik atau kamar, Tanjuk Belakang atau halaman belakang, dan Sadau yang merupakan tempat penyimpanan di atas Ruai hingga Bilik. Rumah Panjai di Dusun Sungai Utik memiliki 28 bilik dan panjangnya 167 meter, sedangkan rumah panjai di Dusun Sungai Pelaik memiliki 10 bilik dan panjangnya 50m.
Prof. Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., Dekan FTUI, menyampaikan, “Ekskursi Arsitektur UI 2024 adalah upaya luar biasa dalam melestarikan arsitektur vernakular Indonesia, khususnya Rumah Panjai milik Suku Dayak Iban. Program ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang kaya bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi kontribusi penting dalam pendokumentasian dan pelestarian budaya nusantara. Kami berharap hasil dari ekskursi ini dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan menghormati warisan budaya Indonesia.”
“Kami berharap ekskursi ini dapat menjadi pemicu bagi masyarakat untuk dapat mempelajari arsitektur tradisional dan dapat bersama-sama menjaga kelestarian arsitektur vernakular Indonesia,” tutup Greg.
Pameran “Panjai Meruah, Rimpun Sejiwa” tidak hanya menarik perhatian dari kalangan arsitek dan Suku Dayak Iban, namun juga mendapat apresiasi dari pengunjung pameran sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan budaya bangsa. Ekskursi merupakan program kerja tahunan Departemen Arsitektur FTUI yang telah berlangsung sejak 1965. Tujuan program ini adalah untuk mendokumentasikan arsitektur vernakular Indonesia yang akan dipublikasikan melalui buku, film, dan media lainnya.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia