Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) kembali menggelar Seminar Series yang mengangkat tema kekinian seputar pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam riset dan penulisan akademik. Bertajuk “AI Utilization Research and Manuscript Writing: Ethics and Practices”, seminar ini berlangsung pada Kamis (27/2) di Smart Meeting Room FTUI. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa program S1, S2, dan S3 dari berbagai departemen di FTUI.
Dua narasumber internal FTUI dihadirkan dalam seminar series ini, Prof. Muhammad Suryanegara dari Departemen Teknik Elektro FTUI yang membawakan sesi pertama berjudul “Dynamics of Ethics Discussion on AI Utilization”. Sementara itu, sesi kedua diisi oleh Riezqa Andika, Ph.D. dari Departemen Teknik Kimia FTUI yang membawakan topik “Practices of Using AI Manuscript Writing”. Diskusi dipandu oleh Nopa Dwi Maulidiany, Ph.D. dari Departemen Teknik Sipil FTUI selaku moderator.
Dalam paparannya, Prof. Suryanegara menjelaskan pentingnya memahami dinamika regulasi etika dalam penggunaan AI, khususnya di dunia akademik dan riset. Regulasi etika AI mencakup pedoman transparansi penggunaan AI, prinsip keadilan, perlindungan privasi data, serta akuntabilitas pengembang dan pengguna AI.
“Di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI, kita perlu memastikan bahwa pemanfaatannya di bidang akademik tidak melanggar prinsip-prinsip etika ilmiah. Transparansi, kejujuran akademik, dan akuntabilitas harus menjadi pondasi utama dalam menggunakan AI untuk mendukung penelitian dan penulisan ilmiah,” ujar Prof. Suryanegara
Beliau juga menambahkan bahwa regulasi etika AI terus berkembang mengikuti pesatnya teknologi. Beberapa isu yang perlu diantisipasi antara lain, Potensi pelanggaran privasi dan keamanan data akibat penggunaan AI tanpa pengawasan ketat, manipulasi hasil penelitian dan risiko plagiarisme otomatis yang dihasilkan oleh AI generatif, dan tanggung jawab moral dan ilmiah dalam menjaga integritas akademik di era digital.
Prof. Suryanegara menguraikan lima langkah penting untuk memastikan penggunaan AI yang beretika, “Transparansi dan Pengungkapan, dimana pengguna wajib mencantumkan jenis AI yang digunakan serta kontribusinya dalam proses penelitian dan penulisan. Kebijakan Institusi, perguruan tinggi dan penerbit jurnal perlu menetapkan pedoman khusus terkait batasan dan tanggung jawab penggunaan AI di bidang akademik, Penguatan Peer Review, dimana proses review jurnal perlu diperketat dengan melibatkan pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi potensi konten buatan AI. Pelatihan dan Literasi Etika AI, akademisi dan mahasiswa perlu dibekali pelatihan khusus terkait etika pemanfaatan AI di lingkungan akademik. Terakhir, Sanksi dan Pengawasan, diperlukan sanksi tegas bagi pelanggaran etika, mulai dari pencabutan publikasi hingga sanksi hukum dalam kasus berat.”
Nara sumber kedua, Riezqa Andika, Ph.D. memberikan gambaran praktis bagaimana memanfaatkan AI secara efektif dalam penulisan akademik. Ia memperkenalkan beberapa alat bantu AI yang dapat digunakan, seperti ChatGPT, Grammarly, hingga aplikasi AI khusus untuk riset.
“AI bisa menjadi asisten yang sangat membantu dalam menyusun outline, merangkum literatur, hingga memperbaiki tata bahasa. Namun, yang perlu diingat adalah AI bukan pengganti kreativitas dan pemikiran kritis penulis. Justru, AI seharusnya digunakan sebagai pelengkap, bukan sebagai solusi instan,” tutur Riezqa.
Beliau juga mengingatkan tentang beberapa risiko yang perlu diwaspadai, “Ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, antara lain ketergantungan berlebihan pada AI yang menghambat pengembangan keterampilan akademik, potensi kesalahan informasi akibat data yang tidak akurat, dan pelanggaran etika akademik jika penggunaan AI tidak diungkapkan secara transparan.”
“Menggunakan AI secara bijak artinya kita tahu kapan harus menggunakannya, kapan harus mengandalkan pemikiran sendiri. Dengan begitu, kita tetap bisa menjaga integritas akademik sekaligus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas,” tambahnya.
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar ini. “Pemanfaatan kecerdasan buatan dalam dunia akademik adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Namun, penting bagi kita di lingkungan FTUI untuk memahami bahwa penggunaan AI harus disertai dengan kesadaran etis dan tanggung jawab akademik yang tinggi. Melalui seminar ini, saya berharap seluruh mahasiswa dan dosen FTUI dapat memahami batasan dan prinsip-prinsip etika dalam penggunaan AI, sehingga teknologi ini benar-benar menjadi alat bantu yang mendukung kreativitas dan kualitas riset, bukan sebaliknya. FTUI berkomitmen untuk terus mendorong literasi digital dan literasi etika di kalangan civitas akademika, agar kita semua siap menghadapi tantangan di era transformasi digital.”
Melalui seminar ini, diharapkan seluruh civitas akademika FTUI semakin memahami cara memanfaatkan AI secara optimal dan beretika dalam mendukung produktivitas riset dan penulisan ilmiah.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia