enid
enid

Guru Besar UI Kembangkan Teknologi Rekayasa Penginderaan Jauh Sebagai Pilar Transformasi Indonesia

Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, mengukuhkan tiga Guru Besar Tetap Fakultas Teknik (FT), yakni Prof. Sugeng Supriadi, ST., MS. Eng., PhD., Prof. Ir. Ahmad Indra Siswantara, Ph.D., dan Prof. Dr. Ir. Dodi Sudiana, M.Eng. Pada Rabu (5/3) di Balai Sidang, Kampus UI Depok. Prof. Dr. Ir. Dodi Sudiana, M.Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Rekayasa Teknologi Penginderaan Jauh. 

Prof. Dodi menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Teknologi Rekayasa Penginderaan Jauh: Pilar Transformasi Indonesia menuju Kemandirian Big Data dan AI”. Dalam pidatonya, ditekankan mengenai peran strategis teknologi penginderaan jauh dalam mendukung kemandirian Indonesia di era digital dan menyoroti bagaimana teknologi ini telah menjadi tulang punggung bagi berbagai sektor, mulai dari pemantauan lingkungan, perencanaan kota, pertanian presisi, hingga mitigasi bencana. Dengan kombinasi antara data satelit, kecerdasan buatan (AI), dan analitik Big Data, teknologi penginderaan jauh diyakini dapat menjadi pondasi utama transformasi digital nasional. 

“Ke depan, kemandirian dalam teknologi Big Data dan AI berbasis penginderaan jauh sangat penting untuk meningkatkan daya saing bangsa serta mendukung kebijakan strategis nasional, termasuk dalam ketahanan pangan, mitigasi bencana, dan pengelolaan sumber daya alam,” ujar Prof. Dodi 

Lebih lanjut, Prof. Dodi menyoroti relevansi teknologi penginderaan jauh dengan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam mendukung kemandirian ekonomi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta memperkuat infrastruktur berbasis data geospasial. Prof. Dodi menekankan bahwa kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem penginderaan jauh yang berdaulat dan inovatif. 

Kontribusi Prof. Dodi dalam berbagai penelitian strategis menunjukkan keahlian di bidang penginderaan jauh dan kecerdasan buatan, termasuk pemetaan kawasan pertanian/lahan sawah dengan akurasi tinggi, pemantauan potensi kebakaran hutan dan lahan, deteksi penyempitan hutan mangrove, penurunan tanah berbasis Synthetic Aperture Radar (SAR) Interferometry (InSAR), dan deteksi banjir kawasan urban menggunakan data SAR. Ia juga memimpin pusat riset interdisiplin Artificial Intelligence and Data Engineering Research Center (AIDE-RC) FTUI yang salah satu clusternya meneliti pengembangan sistem klasifikasi bencana berbasis AI serta teknologi radar untuk pemetaan wilayah pesisir. 

Sebelum menjadi guru besar ke-22 UI yang dikukuhkan pada 2025, Prof. Dodi telah menamatkan pendidikan Sarjana Teknik di FT UI pada tahun 1990. Kemudian, ia melanjutkan studi program Magister di Keio University dan Doktor di Chiba University dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 

Acara pengukuhan Guru Besar Prof. Dodi turut dihadiri para tamu undangan, di antaranya Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Ir. Dony Kushardono, M.Eng. dan Prof. (Ris) Dr. Ratih Dewanti, M.Sc.; Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof. drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, M.S., Ph.D., APVet, DACCM..; Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr.-Ing. Ir. Wahyudi Hasbi, S.Si, M.Kom; Ketua Kelompok Riset Geovisualisasi dan Infrastruktur Geoinformatika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Joko Widodo.; Direktur Utama RSUP Fatmawati, dr. Wahyu Widodo, Sp.OT (K); Ketua Pusat Unggulan Iptek (PUI) Teknologi Kesehatan, Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Ir. Rifky Ismail, ST, MT. 

***

Kantor Komunikasi Publik 

Fakultas Teknik Universitas Indonesia 

X