id
id

Doktor Teknik Mesin FTUI Kembangkan Alternatif Bahan Bakar Gas untuk Kebutuhan Rumah Tangga Indonesia

Pada hari Selasa, (21/04/2020) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) kembali menganugerahi gelar doktor kepada salah satu mahasiswa terbaik FTUI, Riesta Anggarani. Melalui disertasinya yang berjudul “Studi Komparatif Eksperimental Karakter Pembakaran Nyala Api Difusi Bahan Bakar Dimethyl Ether (DME) Terhadap Liquefied Petroleum Gas (LPG) Pada Berbagai Jet Velocity”, Riesta resmi diangkat menjadi Doktor dari Departemen Teknik Mesin FTUI.

Doktor Riesta Anggarani merupakan Doktor ke-72 di Departemen Teknik Mesin, Doktor 1 (pertama) di Semester Genap 2019/2020 yang melakukan Ujian secara Online & merupakan Doktor ke-361 di FTUI. Doktor Riesta Anggarani dinyatakan lulus dengan IPK 3,93 dan predikat Cumlaude.

Ujian promosi dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M.Eng. (UI) dengan promotor Prof. Dr. Ir. I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing. (UI) dan ko-promotor Prof. Ir. Yulianto Sulistyo Nugroho, M.Sc., Ph.D. (UI) serta anggota tim penguji: Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, MSME. (UGM), Prof. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng. (UI), Dr-Ing. Evita H. Legowo (SGU), Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M.Eng. (UI), dan Dr. Agus S. Pamitran, S.T., M.Eng. (UI).

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan DME menjadi alternatif dari LPG. DME dianggap memiliki sifat dan karakteristik mirip dengan LPG yang telah banyak diteliti sebagai bahan bakar untuk berbagai aplikasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik pembakaran terutama pada pembakaran difusi DME dibandingkan dengan LPG serta penyiapan sistem pembakaran yaitu burner untuk rumah tangga yang dapat digunakan untuk DME dengan kinerja yang setara dengan burner LPG.

Latar belakang penelitian ini adalah kondisi di Indonesia dimana saat ini impor LPG telah meningkat sangat pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan sektor rumah tangga. Peningkatan konsumsi LPG khususnya di sektor rumah tangga ini dimulai saat berlakunya Program Konversi Minyak Tanah ke LPG pada tahun 2007. Skema subsidi LPG tabung 3 kg yang masih berjalan mengakibatkan meningkatnya subsidi LPG yang membebani Pemerintah.

Pada tahun 2018, jumlah impor LPG mencapai 5,5 juta ton atau 73% dari total kebutuhan nasional. Dalam hal ketahanan energi, hal ini mengkhawatirkan karena ketergantungan yang besar terhadap produsen luar negeri. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG, maka perlu dipikirkan solusi dalam bentuk ketersediaan bahan bakar lain yang dapat diproduksi di dalam negeri.

Salah satu alternatif bahan bakar yang berpotensi menjadi pengganti LPG adalah DME. DME adalah senyawa eter sederhana (CH3-O-CH3), berbentuk gas pada temperatur lingkungan, dan dapat dicairkan seperti LPG sehingga infrastruktur untuk LPG dapat digunakan untuk DME. Aplikasi DME sebagai bahan bakar diantaranya: sektor transportasi, domestik/rumahtangga dan pembangkit listrik.

Burner yang digunakan pada penelitian ini, yaitu tipe cylindrical yang dirancang dengan bagian ujung (burner head) yang dapat diganti untuk memperoleh variasi diameter nosel dan terutama untuk memperoleh variasi kecepatan jet atau jet velocity menjadi salah satu keterbaruan pada penelitian ini bersama dengan campuran LPG-DME. Selain karakteristik nyala api, faktor stabilitas nyala api juga diamati.

Kesimpulan yang dicapai pada penelitian tersebut menyatakan bahwa diperoleh nilai optimum campuran LPG-DME pada maksimum komposisi DME 23% massa dan pada rentang nilai uf 10 m/s – 34 m/s. Nilai optimum ini diperoleh pada kondisi eksperimen dengan burner tipe cylindrical dan pada diameter nosel 2,5 mm.

Diperlukan penyesuaian ataupun modifikasi burner yang didesain khusus untuk bahan bakar DME dan campuran LPG-DME sehingga menghasilkan kinerja yang baik, nyala api yang stabil, dan emisi yang rendah.  Standar yang berlaku untuk kompor gas saat ini perlu dilengkapi dengan klasifikasi berdasar kapasitas pemanasan dan klasifikasi bahan bakar yang dapat digunakan berdasar gas interchangeability.

X