Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menganugerahkan gelar doktor kepada salah satu mahasiswa Doktor Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM) FTUI, Cahya Sutowo. Melalui disertasinya yang berjudul “Pembuatan dan Pengembangan Paduan Baru Titanium Tipe β (Beta) Berbasis Ti-Mo-Nb dengan Penambahan Unsur Sn dan Mn dengan Karakterisasi In Vitro untuk Aplikasi Material Implan Medis”, Cahya resmi menyelesaikan pendidikan Doktor pada DTMM FTUI, 4 Juli 2022. Cahya tercatat sebagai lulusan doktor ke-55 Departemen Teknik Metalurgi dan Material dan merupakan lulusan doktor ke-460 Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Ujian promosi Doktor ini dipromotori oleh Prof. Dr-Ing. Ir. Bambang Suharno, M.Sc., Guru Besar Tetap DTMM FTUI dan ko-promotor oleh Dr. Sugeng Supriadi, S.T., M.S.Eng., dari Departemen Teknik Mesin (DTM) FTUI. Selain itu, terdapat juga beberapa tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M. Eng., Prof. Dr. Ir. Akhmad Herman Yuwono, M.Phil.Eng., Prof. Dr-Ing. Andika Widya Pramono, M.Sc., Drs. Nofrijon Sofyan, M.Si., Ph. D., Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M. Si., dan Dr. Deni Ferdian, ST, MSc.
Penelitian yang dilakukan oleh Cahya ini, berawal dari kondisi Indonesia saat ini yang menjadi anggota dari G20. Perekonomian yang meningkat dan jumlah populasi merupakan kombinasi yang menarik, yang mana terdapat potensi kebutuhan biomaterial untuk populasi usia lanjut dengan meningkatnya harapan hidup. Peningkatan populasi ini berdampak pada peningkatan penduduk usia lanjut dan penyakit degeneratif, seperti osteoporosis.
“Untuk mendukung kebutuhan akan material implan tersebut, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan biomaterial berbasis paduan titanium. Namun, permasalahan kandungan logam Al dan V yang berpotensi berbahaya untuk tubuh manusia dan nilai modulus elastisitas yang masih jauh dibandingkan dengan tulang manusia, akhirnya mendorong Cahya untuk mengembangkan paduan implan titanium baru guna menggantikan Ti6Al4V. Paduan Ti-Mo-Nb dengan penambahan Sn dan Mn merupakan unsur yang aman digunakan dan memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah dibandingkan Ti6Al4V,” kata Cahya.
Selain itu, tujuan utama dari penelitian ini, yaitu mengembangkan material implan permanen untuk aplikasi produk komponen stem hip joint dari paduan titanium tipe β dengan modulus elastisitas rendah melalui penambahan unsur penstabil fase beta yang dengan biaya rendah.
Penelitian ini memadukan Ti-Mo-Nb-Sn-Mn dibuat melalui peleburan menggunakan electric arc vaccuum furnace pada lingkungan inert gas argon. Ingot hasil peleburan dihomogenisasi pada temperatur 1100°C. Kondisi innert selama 7 jam ini, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan air. Lalu, dilakukan karakterisasi mikro struktur, sifat mekanis, sifat korosi dan in vitro untuk mengetahui sifat yang dihasilkan aplikasi.
“Desain paduan Ti-6Mo-6Nb-8Sn-4Mn, yaitu komposisi optimum yang dicapai. Paduan ini memiliki modulus elastisitas 92,4 GPa, laju korosi 0,00160 mmpy dan sel visibilitas mencapai 100%. Maka dapat disimpulkan, bahwa sifat mekanik, perilaku korosi, dan hasil uji sel in vitro menunjukkan bahwa paduan tersebut lebih baik daripada paduan komersial Ti6Al4V dan merupakan kandidat yang menarik untuk material aplikasi implant medis,” tutup Cahya.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia