id
id

Mahasiswa FTUI Berikan Pengajaran Bagi Anak-Anak Putus Sekolah Selama Pandemi

Program kreativitas anak jalanan merupakan bentuk penyelamatan anak- anak jalanan dari krisis pendidikan yang mereka alami. Kegiatan mengajar anak jalanan yang disampaikan lewat metode pembuatan mainan, diharapkan mampu mengikat perhatian mereka untuk belajar dan berkarya dari hal yang dipelajari.

Itulah yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat (pengmas) FTUI yang dipimpin oleh dosen Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM) FTUI, Badrul Munir, Ph.D., bekerja sama dengan Technique Informal School Fakultas Teknik Universitas Indonesia (TIS FTUI). Mereka menyelenggarakan pengajaran secara daring dan luring kepada 70 anak-anak putus sekolah usia TK, SD, dan SMP di daerah Karang Pola, Pasar Minggu.

Program ini diberi nama Telusur Bestari: Program Mahasiswa Teknik UI Mengajar untuk Sekolah Informal, dan melibatkan 18 mahasiswa baru FTUI angkatan 2021 dari berbagai program studi.

Sejak 2013, TIS FTUI memulai transformasi untuk mendidik dan mengajar anak jalanan dengan membuka saung belajar di Kampung Pemulung di wilayah Karang Pola, Pasar Minggu. TIS FTUI tidak hanya mengajarkan pelajaran sekolah tapi juga mengajarkan ilmu keteknikan berupa pengaplikasian ke beberapa mainan atau alat-alat sederhana yang dapat dengan mudah dibuat oleh anak-anak.

TIS FTUI merupakan Badan Semi Otonom (BSO) FTUI yang bergerak dalam bidang sosial pendidikan. Program utama TIS meliputi penyediaan taman baca dan program kreatifitas bagi anak jalanan. Taman baca TIS di daerah Pondok Cina, Depok merupakan perpustakaan terbuka untuk membaca dan meminjam buku yang diperuntukkan bagi semua orang mulai dari anak TK hingga dewasa.

“Kami melihat bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada masa pandemi mempunyai banyak hambatan, terutama pada pendidikan formal tingkat rendah yaitu Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar yang lebih membutuhkan banyak interaksi fisik namun sulit didapatkan dengan metode kelas secara virtual. Dengan terhambatnya proses pembelajaran, terdapat potensi permasalahan putus sekolah permanen yang dapat terjadi bagi siswa-siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Kegiatan pengmas kami berdedikasi untuk memberikan pendidikan yang merata kepada anak-anak yang belum mendapat hak pendidikan,” kata Syaniar Tiara (Teknik Industri 2020) yang merupakan Koordinator Aksi.

Wilayah Karang Pola dipilih sebagai lokasi pengmas karena merupakan salah satu daerah operasional sekolah informal TIS FTUI yang telah melakukan berbagai kegiatan di bidang sosial untuk menunjang berbagai pendidikan anak-anak di daerah tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini didukung oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia dan merupakan bentuk kepedulian dan tindak nyata peran mahasiswa sebagai agent of change.

“Kegiatan AKSIOMA 2021 ini diawali dengan melakukan pengajaran secara daring pada tanggal 30 Oktober 2021 dan dilanjutkan dengan kegiatan langsung di lokasi pada beberapa pekan berikutnya. Pada pengajaran luring, kegiatan dimulai dengan senam bersama yang dinilai dan diberikan hadiah bagi murid yang paling bersemangat. Kemudian dilanjutkan dengan proses pembelajaran beberapa mata pelajaran, antara lain Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Selain kegiatan secara daring, Program AKSIOMA juga memberikan sumbangan dalam bentuk fasilitas, rak buku, buku-buku modul pembelajaran dan dana operasional yang disalurkan melalui TIS,” ujar Muhammad Daffa (Teknik Mesin 2020) yang merupakan Koordinator Lapangan.

Badrul Munir, Ph.D., dosen pembimbing yang juga menjabat sebagai Direktur Kemahasiswaan UI mengatakan, “Kami berharap seluruh mahasiswa dapat melakukan perubahan sekecil apapun untuk membantu adik-adik yang terhambat dalam menjalankan dan mendapatkan hak pendidikannya. Perubahan ini juga merupakan motivasi dan dorongan bagi adik-adik dan teman-teman di luar sana yang masih duduk di bangku sekolah agar jangan menyerah dan tetap semangat dalam meraih cita-cita.”

X