id
id

Mahasiswa FTUI Olah Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Jaring Tangkap dan Juarai Kompetisi ACCESS Business Plan Competition in Renewable Energy

Lima orang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil meraih Juara 3 pada kompetisi ACCESS Business Plan Competition in Renewable Energy (BPCRE) 2022. Tim ini berada di bawah bimbingan Dosen Departemen Teknik Mesin FTUI, Dr. Eng. Arnas Lubis, S.T., M.T. Tim FTUI terdiri dari Bianca Natasha Prasetya (Teknik Mesin 2019), Muhammad Helmy Yusuf (Teknik Mesin 2019), M. Nafiza Reyhananda (Teknik Mesin 2019), Sharon Cecilya (Teknik Perkapalan 2019), dan Kevin Dristian Dani (Teknik Mesin 2020).

Pada kompetisi ini mahasiswa dituntut untuk memberikan ide dan gagasan kreatifnya mengenai dunia bisnis yang memiliki keterkaitan dengan tersedianya akses listrik, dan membantu masyarakat pedesaan untuk mengembangkan usaha di desa sesuai dengan konteks lokal. Dalam kompetisi ini, ada empat kategori bisnis yang dapat dipilih untuk dikembangkan, yaitu makanan dan minuman, jasa, produk ramah lingkungan, dan produk kerajinan lokal.

Bianca dan tim memilih untuk mengembangkan proyek kategori bisnis produk kerajinan ramah lingkungan. Produk yang ditawarkan bernama Jejaring Wangkolabu, yaitu kerajinan jaring tangkap dengan memanfaatkan sampah plastik dari lautan di Desa Wangkolabu. Sampah plastik berupa botol plastik diolah dengan mesin ekstruder menjadi filamen plastik yang kemudian diolah oleh warga Desa Wangkolabu untuk menjadi jaring.

“Target pasar usaha ini adalah nelayan laut, nelayan PUD (Perairan Umum Daratan), pembudidaya ikan, hingga masyarakat umum di Indonesia dengan Serviceable Available Market sebesar 1,13 T rupiah. Usaha ini memiliki berbagai keunggulan, di antaranya menerapkan ekonomi biru melalui pengelolaan sampah laut, meningkatan skill warga setempat melalui pemberdayaan, dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga dapat meningkatkan independensi ekonomi warga,” ungkap Bianca.

Sumber listrik dari usaha ini ramah lingkungan karena dirancang untuk dapat berjalan dengan penggunaan listrik sebesar  2,5 kWh untuk seluruh proses bisnis sehingga mendukung penggunaan energi terbarukan melalui penggunaan sistem PLTS serta turut berkontribusi dalam mengurangi sampah plastik di lautan dan menjaga ekosistem laut. Jejaring Wangkolabu juga menjadi usaha dalam menjalankan SDGs khususnya SDG poin 5,7,8,12, 13, dan 14.

“Total biaya untuk memulai usaha ini, yaitu sebesar Rp5.930.407,00. Berdasarkan proyeksi keuangan 5 tahun ke depan, didapatkan bisnis ini berpotensi mendapat pendapatan di atas Rp180.740.220 per tahun dengan laba bersih Rp39.023.211,86 per tahun, PBP (payback period) dibawah 1 tahun, dan NPV (net present value) positif.  Hal ini menandakan bahwa bisnis yang kami jalankan dapat menghasilkan profit secara cepat,” tutur Dr. Eng. Arnas Lubis, S.T., M.T.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasi terhadap produk kerajinan Jejaring Wangkolabu, “Produk kerajinan Jejaring Wangkolabu bisa menjadi alternatif dalam menangani masalah sampah plastik dan dibukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Tujuan dari produk ini sangat sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Langkah baik dalam memberikan kebermanfaatan bagi sesama melalui ide dan produk yang digagas oleh mahasiswa FTUI yang unggul dan berdampak.”

Kompetisi Proyek Accelerating Clean Energy ACCESS to Reduce Inequality (ACCESS) adalah kolaborasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Indonesia), Kementerian Administrasi Negara (Timor-Leste) yang dilaksanakan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan didanai oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA).

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X