id
id

Mahasiswa FTUI Raih Juara Pertama pada Lomba Esai Tingkat Nasional dengan Tawarkan Upaya Mitigasi Penyebaran Kemacetan

Reynaldo Nathaniel, mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTSL FTUI) angkatan 2019, meraih Juara Pertama pada Kompetisi Esai dan Inovasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia yang bertema “Inovasi Terkait Permasalahan  Sarana dan Prasarana Transportasi Indonesia di Masa Mendatang”. Kompetisi esai ini diselenggarakan oleh Civil Engineering Trisakti in Action (CETA) pada ​​19 Juli-5 Agustus 2021.

“Kemacetan di Indonesia sudah menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai. Permasalahan ini bukan hanya terjadi di jalan arteri namun juga terjadi di jalan tol. Berbagai upaya sudah dilakukan di Indonesia seperti sistem e-toll, jalur satu arah serta contraflow, dan penambahan gardu tol. Namun upaya ini tampak belum maksimal karena masih terjadi kemacetan. Berdasarkan permasalahan yang ada, saya mencoba memberikan saran berupa keterhubungan Lambda Temporal-spasial sebagai upaya mitigasi penyebaran kemacetan terhadap wacana pemakaian Ramp Metering pada jalan tol di Indonesia,” kata Reynaldo Nathaniel (Teknik Sipil 2019).

Ramp metering merupakan lampu lalu lintas yang diletakan pada on ramp untuk mengatur lalu lintas yang masuk ke dalam jalan tol (mainline). Alat ini bertujuan untuk memastikan optimalisasi kapasitas kendaraan pada mainline untuk menghindari jumlah kendaraan berlebih yang mengakibatkan kemacetan. Dalam pemakaian ramp metering, ketika kapasitas kendaraan pada mainline sudah melebihi batas sehingga terjadi kemacetan, maka ramp metering akan menghambat lalu lintas kendaraan yang memasuki mainline dengan cara memperlambat jalannya lampu lalu lintas. Ramp metering pada umumnya hanya mempertimbangkan kapasitas dinamis serta batasan lalu lintas dari sebuah jalan yang mengalami kemacetan.

“Menurut saya, penerapan ramp metering didasarkan pada analisis bahwa sistem ini membuat kemacetan menyebar pada hulu ataupun hilir jalan. Penyebaran kemacetan ini disebabkan oleh hubungan kuat antara jalanan yang saling berdekatan serta mobilitas dari lalu lintas. Sehingga penting untuk menentukan daerah terdampak kemacetan untuk bisa memitigasi terjadinya penyebaran kemacetan yang hanya menimbulkan permasalahan baru. Salah satu metode untuk menentukan daerah terdampak kemacetan adalah metode keterhubungan lambda spasial-temporal.” tambah Reynaldo.

Selain itu, Reynaldo juga menjelaskan bahwa pengaplikasian ramp metering yang digunakan saat ini masih terdapat kekurangan, yaitu pengumpulan data yang terpusat sehingga harus mengumpulkan data secara global, pengontrolan yang masih terpusat sehingga tidak dapat diskalakan, dan beban komunikasi serta komputasi yang cukup besar. Kekurangan tersebut disebabkan akibat pengontrolan lalu lintas secara terpusat sehingga permasalahan-permasalahan ini dapat dihindari dengan pengontrolan lalu lintas yang terdistribusi.

Dengan menggunakan metode keterhubungan lambda spasial-temporal untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam distribusi pengontrolan lalu lintas, maka sistem transportasi lalu lintas Indonesia dianggap sudah mencapai Intelligent Transportation System (ITS) di masa yang akan datang. Sistem ini termasuk penggunaan kendaraan seluler yang terhubung seluruhnya (C-V2X), penggunaan komputasi seluler canggih (MEC), kendaraan otomatis dan terkoneksi (CAVs), Intelligent Road Side Unit (IRSUs), dan pusat pengontrolan transportasi seperti TMC. Dengan adanya fasilitas-fasilitas penunjang tersebut, proses ITS dimulai dari asumsi bahwa setiap CAVs sudah dilengkapi dengan C-V2X sehingga seluruh informasi terkait kondisi kendaraan di jalan tol. Informasi ini termasuk kecepatan, lokasi, dan lokasi bangkitan kendaraan yang dikirim ke IRSUs serta TMC.

Setelah mengetahui daerah terdampak kemacetan dari Intelligent Transportation System (ITS), maka dapat ditentukan kapasitas dinamis dari daerah tersebut yang terintegrasi dengan ramp metering untuk dilakukan upaya mitigasi kemacetan. Dengan komunikasi antardaerah diharapkan solusi optimal secara global diperoleh dan pengukuran ramp terkoordinasi. Kedepannya kemacetan akan berkurang secara signifikan dan jaringan jalan bebas hambatan perkotaan akan meningkat.

X