id
id

Rancang Twin Tower Tahan Gempa, Mahasiswa FTUI Berhasil Lolos ke Ajang Bergengsi Internasional 20th Annual Undergraduate Seismic Design Competition 2023

Tim Earthquake Engineering Research Institute Universitas Indonesia Student Chapter (EERI UISC) berhasil melaju ke ajang kompetisi bergengsi, the 20th Annual Seismic Design Competition (SDC) 2023 yang akan diselenggarakan di San Fransisco, California. Kompetisi ini diselenggarakan oleh organisasi Internasional EERI Student Leadership Council.

Tim dari EERI UISC terdiri dari mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, yaitu Devita Yoselyn Nashwa (Teknik Sipil 2020), Noah Imanuel Joachim Purba (Teknik Sipil 2020), Rubby Anistia Prasetyo (Teknik Sipil 2020), Geraldi Othanius Hardymulia (Teknik Sipil 2020), Taffi Hensan Kurniawan (Teknik Sipil 2020), Bayu Dewanto (Teknik Sipil 2020), Devon Yang (Teknik Sipil 2021), dan Isravani Valencia (Teknik Lingkungan 2020) serta mahasiswa Departemen Arsitektur, yaitu Heidy Sekardini (Arsitektur 2020), Bimantyo Ganggas Fadhil (Arsitektur 2020), dan Leonardo Dillon (Arsitektur 2020). Tim ini dibimbing oleh dosen dan guru besar FTUI, Dr. -Ing. Josia Irwan Rastandi, S.T., M.T. dan Prof. Ir. Widjojo A. Prakoso, M.Sc., PhD., G. Eng.

Dalam mengikuti kompetisi SDC 2023 ini, tim EERI UISC awalnya diminta membuat proposal untuk diseleksi guna melaju ke tahap berikutnya dalam mengikuti konferensi di San Fransisco California bulan April nanti. Setelah itu, tim juga diminta untuk mengirimkan model bangunan dari kayu balsa. Pada kompetisi tahun ini, tim diberikan study case untuk menganalisis lokasi di wilayah San Fransisco, guna mengetahui tantangan dari bangunan yang dirancang untuk dibangun di lokasi tersebut. Tim diminta untuk merancang bangunan twin tower tahan gempa yang dihubungkan oleh skybridge.

Menurut Devita (Teknik Sipil 2020), kapten tim EERI UISC, ada empat hal yang menjadi tantangan dalam merancang bangunan tinggi tahan gempa dari kompetisi ini, yaitu segi kekuatan struktur, arsitektur, geoteknik, dan manajemen konstruksi.

“Dalam merancang twin tower ini, dari segi kekuatan struktur lebih menitikberatkan pada segi frekuensi, periode, dan kekakuan, bagaimana merancang gedung yang kaku tetapi tidak terlalu kaku. Twin tower ini nantinya pun akan dihubungkan dengan skybridge. Skybrige ini menjadi perhatian utama, sebab menjadi titik lemah pada bangunan yang kami rancang. Di tahun ini skybridge yang dirancang harus kuat agar bisa menahan beban gempa. Selain itu, saat pelaksanaan lomba nanti, kami pun akan memprediksi displacement bangunannya. Tidak hanya struktur bangunan yang harus kuat dan kaku tetapi kami pun diharuskan memprediksi simpangan yang terjadi,” ujar Rubby (Teknik Sipil 2020).

Selain struktur rancangan bangunan, arsitektur bangunan juga merupakan bagian yang tidak kalah penting dalam rancangan twin tower ini. Untuk segi arsitektur, Heidy (Arsitektur 2020) menjelaskan bahwa dalam merancang gedung ini diterapkan teknologi arsitektural berdasarkan keberadaan bangunannya. San Fransisco merupakan daerah berangin sehingga tim mencoba memanfaatkan tenaga angin dan sinar matahari yang tersedia dan dimanfaatkan dalam desain arsitekturnya. San Fransisco dari segi budaya pun banyak terpengaruh dari kebudayaan Meksiko. Tim juga mengambil inspirasi dari budaya suku Astec untuk rancangan tekonologi fasad twin tower.

“Karena yang kami rancang adalah bangunan tahan gempa, dari segi geoteknik kami memberikan penekanan pada analisis potensi gempa yang dapat menyebabkan likuifaksi. Kami juga menganalisis data yang diberikan EERI Student Leadership Council terkait situs tanahnya, guna melihat apakah memiliki suistanability tinggi terhadap likuifaksi. Dalam hal ini, digunakan standar ASCE yang biasa dipakai untuk bangunan. Desain dari fondasi bangunan twin tower juga kami buat untuk membantu mitigasi dampak likuifaksi yang tinggi agar sesuai dengan situs tanahnya,” kata Bayu (Teknik Sipil 2020).

“Setelah segi struktur, arsitektur, dan geoteknik, segi manajemen konstruksi juga tak kalah penting. Kompetisi ini melakukan penilaian pemenang dari income bangunan, selain desain model bangunan kami pun diminta untuk menghitung biaya konstruksinya serta income yang nanti akan didapatkan dari bangunan itu sendiri. Sehingga salah satu tujuan utama kami, adalah merancang bangunan yang menghasilkan income sebanyak mungkin,” ungkap Devita (Teknik Sipil 2020).

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., menyampaikan apresiasi atas lolosnya tim EERI UISC sebagai perwakilan tim dari FTUI pada ajang SDC 2023. “Selamat untuk tim EERI UISC karena telah berhasil melaju ke tahapan kompetensi bergengsi internasional 20th Annual Seismic Design Competition (SDC) 2023 di San Fransisco California. Terbukti bahwa dengan kolaborasi dan kerja sama, tim yang terdiri dari mahasiswa Teknik Sipil dan Arsitektur berhasil merancang suatu bangunan tinggi tahan gempa. Dukungan dan doa terbaik dari FTUI akan selalu menyertai tim EERI UISC agar mendapatkan hasil terbaik di ajang internasional ini. Semoga dapat membanggakan FTUI, UI, dan Indonesia.”

Selain dirancang sebagai bangunan tinggi tahan gempa, twin tower ini juga menjadi bentuk implementasi dalam mendukung ketercapaian poin Suistanaible Development Goals (SGDs) yang ditetapkan PBB guna mewujudkan pembangunan untuk keselamatan manusia dan planet bumi, yaitu pertama poin 11 suistanable cities and communities, sebab bangunan dirancang untuk tahan terhadap disaster. Kedua, poin 9 industry, innovation, and infrastructure, sebab bangunan tinggi. yang dirancang ini merupakan gedung yang mungkin akan ada return dan dari return ini bisa menjadi suistanable. Ketiga, poin 7 affordable and clean energy, sebab bangunan ini dirancang dengan memanfaatkan angin yang ada di sekitar. Keempat, poin 8 decent work and economic growth, sebab twin tower ini dirancang sebagai bangunan layak untuk tempat tinggal dan bekerja di kawasan San Fransisco.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X