id
id

Talkshow Menuangkan Pengalaman Akademik dalam Karya Sastra

“Setiap insan memiliki rasa keindahan. Rasa itu dapat dituangkan melalui karya sastra dengan menceritakan pengalaman, baik pengalaman akademik dan pengalaman hidup.” Kalimat motivasi ini disampaikan oleh Habiburrahman El Shirazy, Lc., M.A. yang merupakan narasumber pada talkshow hari ketiga, pada rangkaian acara Pameran Buku Hasil Karya Dosen FTUI yang diselenggarakan pada Kamis, 9 Desember 2021.

Talkshow hari ketiga mengangkat tema “Menuangkan Pengalaman Akademik dalam Karya Sastra” dan dipandu oleh Agus Taufiq, S.T. yang merupakan alumni Teknik Perkapalan 2009 FTUI. Habiburrahman El Shirazy, Lc., M.A., atau yang sering disapa Kang Abik, membagikan pengalamannya secara virtual dari kediamannya di Salatiga.

Tidak bisa dimungkiri Kang Abik adalah salah satu penulis sastra Indonesia yang karya-karya sastranya menginspirasi generasi muda Indonesia untuk menuntut ilmu meski harus merantau meninggalkan nyamannya negeri tercinta. Pada talkshow tersebut, Kang Abik membagikan proses kreatif dalam menerjemahkan pengalamannya di bidang akademik menjadi karya sastra nan apik.

Kang Abik memulai menulis sejak Madrasah Tsanawiyah. Beliau mencoba mengekspresikan perasaannya melalui catatan harian. Kebiasaan ini berlanjut hingga jenjang Madrasah Tsaniwayah. Pada saat menjadi mahasiswa di Mesir, Kang Abik mulai menulis untuk ranah yang lebih serius, seperti cerita-cerita pendek dan novel.

“Ketika saya di Mesir, selain fokus akademik, saya juga fokus pada sisi kemanusiaan. Saya perhatilan pedagang di pasar. Bagaimana tingkah laku mereka. Saya mencoba menangkap fenomena dan membaca situasi di Mesir. Semua itu memperkaya pengalaman,” Kang Abik menceritakan pengalamannya. Hasil dari pembacaan fenomena dan masyarakat di Mesir dapat terlihat dari deskripsi tokoh-tokoh pada novel yang Kang Abik tulis.

Kang Abik menjelaskan, pendekatannya dalam menulis dapat diterapkan oleh akademika di bidang teknik sekalipun. Perspektif para pakar dalam bidang teknik dapat diminati oleh pembaca, apabila penulis mampu menerjemahkannya. Jadi, kesan  pengetahuan di bidang teknik tidak hanya tentang  beton dan bangunan. “Menulis sastra dapat dilatih dengan mendekatkan diri kepada masyarakat, menumbuhkan empati, dan mengamati sekitar. Maka, akademisi diharapkan tidak hanya disibukkan dengan perkuliahan, tetapi juga rajin mengasah perasaan dan simpati.”

X