id
id

TOOTHBITES: Pasta Gigi Produk Inovasi Mahasiswa FTUI

Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) membuat sebuah inovasi pasta gigi yang efisien dan menarik perhatian, yaitu ToothBites. Inovasi pasta gigi tersebut digagas oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) ToothBites sebagai wujud kepedulian mahasiswa UI terhadap kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat kesehatan gigi dan mulut, serta keterbatasan waktu untuk melakukannya. Tim tersebut beranggotakan Christina Angel Mutiara (Program Studi Teknik Kimia, 2019), Ahmad Gumilang (Program studi Teknik Kimia, 2019), Felicia Fransius (Program Studi Teknik Kimia, 2019), Ryan Rafi Rustamadji (Program Studi Teknik Kimia, 2019), dan Theresia Evelyn Octaviany (Program Studi Teknik Bioproses, 2019) dibimbing dosen Program Studi Teknologi Bioproses FTUI, Apriliana Cahya Khayrani S.T.P., M.Eng., Ph.D.

Inovasi ToothBites dibuat dengan teknik enkapsulasi dengan lapisan luar berbahan sodium alginate yang mudah pecah di dalam mulut dan aman dikonsumsi. Nama ToothBites berasal dari kata “tooth” untuk “gigi” dan “bites” untuk “gigit”, yang diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dalam menyikat gigi melalui penggunaannya yang unik, yaitu cukup digigit sebanyak dua kali agar lapisan kapsul lisis dan ToothBites siap dipakai dengan cara menggosoknya menggunakan sikat gigi.

Melalui inovasi ini, tim ToothBites juga memiliki misi mengajak masyarakat untuk memiliki kebiasaan menyikat gigi minimal dua kali dalam sehari sesuai dengan slogan yang mereka angkat adalah “two bites, two times a day”. Kata “TwoBites” merujuk kepada penggunaan ToothBites yang hanya perlu digigit sebanyak dua kali untuk mengeluarkan pasta gigi di dalamnya. Sementara itu, “TwoTimesADay” menggambarkan penggunaan dua tablet ToothBites untuk menyikat gigi dua kali sehari.

ToothBites menggunakan bahan alami seperti ekstrak serai (Cymbopogon nardus) sebagai perasa dan antibakteri serta charcoal berbasis tempurung kelapa (Cocos nucifera) sebagai agen pemutih. Selain praktis, ToothBites juga menggunakan wadah botol plastik berbahan polyethylene terephthalate (PET) yang dapat didaur ulang.

Inovasi ToothBites dilatarbelakangi oleh data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018 yang menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi berlubang dengan persentase 88,8%. Tingginya angka penduduk yang memiliki masalah gigi berlubang ini disebabkan oleh intensitas sikat gigi yang rendah pada tiap individu. Hanya 2,8% penduduk Indonesia yang menggosok gigi dua kali sehari (Kemenkes, 2018).

“Kesadaran masyarakat yang rendah terhadap pentingnya sikat gigi sebanyak dua kali sehari terjadi bukan tanpa alasan. Beberapa di antaranya adalah rasa malas yang sudah mengakar dalam masyarakat serta beberapa orang lebih memprioritaskan kegiatan atau kesibukan lain dibandingkan menyikat gigi,” ujar Christina selaku ketua tim. Gumilang menambahkan bahwa berbagai inovasi, baik pada pasta maupun sikat gigi, telah dilakukan beberapa perusahaan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menggosok gigi. Salah satu contoh konkretnya adalah penggunaan varian rasa pada pasta gigi. Namun, inovasi ini belum sepenuhnya berhasil, ditunjukkan dengan masih banyak masyarakat yang tidak menyikat gigi dua kali sehari di dua tahun belakangan ini.

“Dari aspek ekonomi, harga ToothBites relatif tidak mahal dan memiliki target pasar yang luas serta penggunaan bahan yang terjangkau,” kata Felicia. Selanjutnya, Ryan mengatakan produk ini juga dapat meningkatkan kesadaran menggosok gigi masyarakat di Indonesia. Dengan menggunakan produk yang penggunaannya efisien, proses menggosok gigi semakin singkat, sehingga meminimalisasi sikap malas dalam menggosok gigi. Selain itu, implementasi teknik enkapsulasi serta penggunaan wadah yang dapat didaur ulang diharapkan dapat mengurangi limbah plastik dari bungkus pasta gigi. Dari aspek

 

pemberdayaan manusia, penggunaan berbagai bahan alami yang melimpah di Indonesia dapat memajukan perekonomian masyarakat kecil seperti petani.

Christina memaparkan bagaimana perjuangan timnya dari awal mengunggah proposal PKM-K melalui PKM Center UI hingga lolos ke PIMNAS. “Setelah mengunggah proposal, pada bulan Mei yang lalu diumumkan bahwa tim kami lolos untuk mendapatkan pendanaan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Setelah itu, kami langsung melakukan pelaksanaan kegiatan PKM ini sesuai dengan metodologi dan tahapan yang ada di dalam proposal. Namun, dalam eksekusinya ternyata terdapat beberapa perbedaan dengan yang ada di proposal. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan dana. Namun, keterbatasan tersebut tidak menjadi halangan yang berarti ketika kami berhasil menemukan solusi penggantinya melalui konsultasi di internal tim maupun dengan beberapa pihak,” ujar Christina. Ia mengatakan bahwa timnya melakukan diskusi dan konsultasi dengan mentor serta dosen pembimbing. Pada pelaksanaannya, tim ToothBites juga sudah melakukan uji coba produk.

Dalam pelaksanaan PKM, tim ToothBites mengikuti dua kali monitoring dan evaluasi internal yang diselenggarakan oleh PKM Center UI sebagai wadah untuk memantau perkembangan kegiatan PKM serta untuk mendapatkan saran dan masukan oleh para reviewer. “Saat ini, kami sedang dalam tahap membuat laporan kemajuan dan selanjutnya akan mempersiapkan untuk presentasi Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) guna melihat kemajuan kegiatan yang telah kami laksanakan. Setelah PKP2, maka akan tiba di tahap terakhir, yaitu pembuatan laporan akhir. Jika penilaian laporan akhir telah dilakukan, maka selanjutnya adalah pengumuman bagi tim mana saja yang akan lolos ke PIMNAS,” kata Gumilang menambahkan.

Saat ini, ToothBites sudah memasuki tahap produksi dan selanjutnya siap untuk dipasarkan melalui sistem prapesan pertama dari tanggal 21–31 Agustus 2021. Prapesan dapat dilakukan melalui tautan bit.ly/POToothBites. Untuk info mengenai prapesan berikutnya dapat dilihat melalui kanal Instagram @toothbites.id.

“Kami berharap ToothBites dapat menjadi wadah bagi kami sebagai mahasiswa Teknik Kimia dan Teknik Bioproses UI, untuk berkontribusi dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah kami dapatkan,” kata Evelyn.

X