enid
enid

Departemen Arsitektur FTUI Terima Kunjungan Indonesia Soken dan CB Career Creation untuk Pengembangan Kerja Sama Pendidikan dan Karier ke Jepang

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DA FTUI) menerima kunjungan PT Indonesia Research Institute Japan (IRIJ) atau Indonesia Soken bersama mitra Jepang, CB Career Creation, di Ruang Seminar Departemen Arsitektur (14/11). Pertemuan yang dihadiri manajemen Departemen ini membahas peluang pengembangan kerja sama pendidikan, pelatihan, serta jalur karier bagi mahasiswa maupun lulusan FTUI untuk bekerja di Jepang. 

Indonesia Soken merupakan perusahaan yang berfokus pada riset pasar, survei, dan konsultasi bisnis bagi investor Jepang di Indonesia. Perusahaan ini memiliki kantor di Tokyo dan Jakarta, serta telah mengirimkan lebih dari 200 tenaga kerja Indonesia ke Jepang melalui program pendidikan bahasa dan penyaluran kerja. Dalam pertemuan ini, Indonesia Soken dan CB Career Creation menyampaikan kebutuhan tenaga kerja terampil di berbagai sektor, termasuk bangunan dan arsitektur, seiring meningkatnya permintaan akibat menurunnya jumlah tenaga kerja produktif di Jepang. 

Delegasi menjelaskan bahwa Jepang membuka berbagai jenis visa kerja, termasuk visa Gijinkoku yang ditujukan untuk lulusan universitas. Banyak perusahaan di Jepang memerlukan tenaga kerja profesional di bidang teknik dan arsitektur. CB Career Creation sebelumnya telah merekrut ratusan pekerja dari China, Vietnam, dan Myanmar. Kini mereka ingin memperluas kesempatan tersebut bagi lulusan Indonesia, termasuk lulusan FTUI. 

Dalam diskusi, tim DA FTUI menyampaikan bahwa Departemen Arsitektur UI memiliki sekitar 780 mahasiswa pada jenjang S1, termasuk KKI, serta kurang dari 100 mahasiswa S2 dan S3, dengan lulusan lebih dari 150 mahasiswa setiap tahunnya. FTUI juga memiliki Program Profesi Arsitek bagi lulusan yang ingin berpraktik profesional. Meski demikian, lulusan arsitektur UI juga dapat berkarier di berbagai sektor lain, termasuk industri kreatif dan teknologi. 

FTUI membuka peluang kerja sama dalam bentuk magang mahasiswa (Kerja Praktik 3 SKS selama 3 bulan) maupun peluang kerja bagi lulusan. Namun, magang profesional yang menjadi syarat untuk mendapatkan lisensi arsitek harus tetap dilakukan di Indonesia sesuai ketentuan Ikatan Arsitek Indonesia. Pihak Indonesia Soken menyampaikan kesiapan untuk menyediakan program pelatihan bahasa Jepang bagi mahasiswa yang berminat bekerja di Jepang, baik secara daring maupun luring, dengan opsi pengiriman instruktur ke FTUI. 

Kebutuhan penguasaan bahasa Jepang menjadi salah satu syarat utama, terutama untuk visa kerja Gijinkoku, dengan standar minimal N3 atau N2. Indonesia Soken menyampaikan bahwa kerja sama terstruktur melalui MoU dengan FTUI dapat membuka jalur karier yang lebih jelas bagi mahasiswa. 

Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, menyambut baik inisiatif kerja sama ini sebagai peluang strategis untuk memperluas jaringan global fakultas. “Kami melihat peluang besar bagi mahasiswa dan lulusan FTUI untuk berkontribusi di Jepang. Kerja sama seperti ini membuka pintu baru bagi pengembangan kompetensi internasional, peningkatan daya saing, dan perluasan kesempatan kerja,” ujarnya. 

Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk merumuskan bentuk kerja sama formal melalui MoU dan PKS yang akan mencakup pelatihan bahasa, program magang, penyaluran kerja, serta pembukaan peluang karier bagi lulusan FTUI di Jepang. 

*** 

Kantor Komunikasi Publik 

Fakultas Teknik Universitas Indonesia 

X