Rabu (2/12/2015), Dr. Isdawimah, di hadapan Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Indonesia, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pemodelan kWh Meter untuk Pengukuran Energi Listrik dari Luaran Invertor dengan Pensaklaran Frekuensi Tinggi” sebagai syarat memperoleh gelar Doktor Teknik Elektro. Penelitian Isdawimah berangkat dari latar belakang bahwa energi terbarukan mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi listrik.
Dalam tulisannya, Isdawimah mengungkapkan pentingnya energi terbarukan karena penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas, dan batu bara yang semakin menipis. Dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, upaya pembangkitan listrik dengan menggunakan energi terbarukan perlu ditingkatkan. Energi terbarukan tersebut di antaranya adalah energi matahari, energi angin, energi gelombang, energi mikrohido, biomasa, biogas, dan fuel cell.
Dalam rangka mencari energi alternatif, Isdawimah mengatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pilihan yang tepat untuk memperoleh listrik yang ramah lingkungan. PLTS dapat menghasilkan energi listrik dengan jumlah besar, dapat diletakkan dengan beban dan dihubungkan dengan pembangkit listrik lainnya, dan dapat dihubungkan dengan sistem jala-jala. Sebelum dikirimkan ke beban atau jala-jala, tegangan DC yang dihasilkan oleh PLTS diubah menjadi tegangan AC menggunakan invertor. Cara mengatasi agar invertor menjadi efisien adalah dengan menggunakan pensaklaran frekuensi tinggi pada invertor. Dari penelitiannya, Isdawimah memberikan luaran berupa suatu model matematis pencuplikan sinyal tegangan dan arus yang berasal dari luaran invertor dengan pensaklaran frekuensi tinggi.
Penulis: Kelly Manthovani (UI Update)