Pada umumnya implan tulang terdiri dari implan permanen dan implan sementara. Seiring dengan perkembangan di bidang biomaterial yang telah mencapai generasi ketiga, penggunaan material implan sementara yang bersifat inert mulai bergeser ke arah material logam absorbable. Diantara logam absorbable, magnesium memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai implan. magnesium dapat mengurangi tindakan operasi pengangkatan implan Ketika jaringan tulang telah tumbuh dan menyatu.
Saat ini, manufaktur implan umumnya dilakukan melalui proses permesinan. Padahal, jika menggunakan proses forming, laju produksi bisa lebih tinggi dan material yang terbuang akan lebih sedikit. Sayangnya, proses forming magnesium pada suhu ruangan sulit dilakukan karena magnesium memiliki keterbatasan dalam kemampuan membentuk. Selain itu, dalam proses forming implan miniplate yang berukuran mikro, terdapat size effect yang harus diperhatikan.
Hal ini mendorong Siska Titik Dwiyati mahasiswa program doktor Teknik Mesin FTUI, melakukan pengembangan Microforming untuk menghasilkan implan pure magnesium berbentuk miniplate yang memiliki integritas mekanik serta ketahanan korosi yang sesuai dengan laju penyembuhan tulang. Gagasan tersebut tertuang pada disertasinya yang dibuat sebagai syarat promosi doktor dengan judul “Pengembangan Proses Microforming Implan Miniplate Absorbable Pure Magnesium pada Temperatur Ruang dengan Pengontrolan Ukuran Butir dan Ultrasonic Vibration Assisted”. Promosi doktor Siska Titik Dwiyati dilakukan pada 27 Juni 2024 di Auditorium K.301, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
”Implan tulang pada bagian craniofacial umumnya dirancang berukuran tipis dan kecil, karena bagian ini tidak banyak mengalami banyak pergerakan. Sehingga membutuhkan proses microforming dalam pembuatan miniplate skala mikro. Dikarenakan dalam proses microforming terdapat size effect, untuk mengatasinya adalah dengan penghalusan butir,” jelas Siska dalam presentasinya.
Pengoptimalan material dengan penghalusan butir melalui prose Equal Channel Angular Pressing (ECAP), menghasilkan presentase penghalusan butir dan keuletan terbesar. Namun penghalusan butir pada proses ECAP tidak diikuti dengan peningkatan mekanik yang signifikan. Untuk menghasilakan kekuatan mekanik yang lebih tinggi maka dibutuhkan proses rolling, sedangkan kehomogenan dan ketahanan korosi dapat ditingkatkan dengan proses annealing pada parameter yang sesuai. Selain itu, melalui proses pada elevate temperature, sifat maupun bentuk size effect pada microforming magnesium dapat diatasi dengan ultrasonic vibration assisted.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., memberikan apresiasi atas penelitian Siska Titik Dwiyati. Beliau menyatakan bahwa “Penelitian Siska Titik Dwiyati merupakan terobosan baru dalam pengembangan implan magnesium. Magnesium merupakan salah satu bahan yang ideal untuk implan sementara karena siftanya yang biokompatibilitas. Selain itu, Penelitian Siska Titik Dwiyati menunjukkan komitmen FTUI untuk menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat bagi Masyarakat, dan menjadi contoh nyata bagaimana penelitian di bidang teknik dapat memberikan solusi untuk permasalahan di bidang kesehatan”.
Dengan disertasinya tersebut, Siska Titik Dwiyati meraih gelar doktor di bidang Ilmu Teknik Mesin dengan predikat sangat memuaskan, IPK 3.98. tercatat sebagai lulusan doktor ke-170 Departemen Teknik Mesin dan doktor ke-550 Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sidang Promosi ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Ario Sunar Baskoro, S.T., M.T., M.Eng. dengan promotor Prof. Dr. Ir. Gandjar Kiswanto. M.Eng., dan ko-promotor Sugeng Supriadi, S.T., M.S.Eng., Ph.D., Sementara tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir. Tesna P. Soemardi, S.E., M.Si, IPU. ASEAN.Eng., Prof. Dr. Yudan Wulanza, S.T., M.Sc., Jos Istiyanto, S.T., M.T., Ph.D., Dr. Ahmad Zakiyuddin, S.T., M.Eng., Rusnaldy, S.T., M.T., Ph.D.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia