Radio over fiber merupakan solusi untuk mengatasi keterbatasan jarak jangkauan komunikasi radio, yaitu dengan menumpangkan sinyal radio atau microwave pada jaringan serat optik. Kelebihan pemanfaatan RoF antara lain adalah redaman yang rendah, bandwidht lebar, kebal terhadap interfferensi elektromagnetik, instalasi dan pemeliharaan mudah, serta konsumsi energi listrik yang rendah. Beberapa hal tersebut yang menjadi alasan penggunaan RoF atas kelemahan propagasi jaringan radio.
Tertarik dengan topik sinyal optimum pada radio over fiber, Yus Natali meneliti lebih dalam hal ini dalam disertasinya. Hasil penelitian tersebut dipresentasikan pada Sidang Promosi Doktor yang diadakan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, pada Rabu (28/12). Yus Natali mengangkat tema “Investigasi Area Transmisi pada Modulator Elektro Optik untuk Menentukan Sinyal Optimum Masukan RF di Jaringan Radio Over Fiber.”
“Radio over fiber merupakan sistem hibrid dari sistem komunikasi nirkabel dan sistem komunikasi serat optik yang dimanfaatkan untuk fronthaul jaringan seluler. Green DAS (Distributed Antenna SYstem) merupakan RoF yang digunakan untuk jaringan seluler di dalam gedung. Sejumlah performa dari RoF ditentukan oleh antena dan alat konversi listrik ke optik dalam hal ini modulator EO (elektro-optik). Integrasi anterna sebagai konversi EO untuk RoF arah downlink dapat dilakukan dengan mengintegrasikan antena penerima dan modulator EO dalam satu alat sebagai salah satu solusi masa depan dalam hal compactness,” ungkap Yus Natali.
Alat tersebut bekerja sebagai antena dan modulator EO eksternal. Permasalahan dalam integrasi tersebut adalah daya RF yang masih terbatas yang dapat diterima oleh alat tersebut. Hal ini juga bisa terjadi pada antena tunggal konvensional yang membutuhkan reflektor untuk mengoptimalkan sinyal masukan RF. Optimalisasi sinyal masukan RF dapat berupa meningkatnya medan listrik di antena integrasi atau meningkatnya daya yang diterima oleh antena sehingga konversi EO dapat berhasil.
Tahap awal penelitian adalah melakukan disain antena tunggal berbentuk bowtie untuk mengoptimalkan sinyal masukan RF. Simulasi integrasi antena berbentuk bowtie dengan memanfaatkan material optik, SiO2 dan optical waveguide dengan tujuan mendapatkan nilai medan listrik yang lebih besar agar konversi EO dapat berhasil. Mekanisme konversi EO tersebut akan optimal ketika bekerja seperti MZM (Mach Zehnder Moduator).
Tahap kedua dalam penelitian adalah mengoptimalkan sinyal masukan RF dengan cara mengatur amplituda sinyal RF agar berada di area transmisi MZM sehingga dapat membatasi distorsi harmonisa di keluaran MZM. Sinyal masukan RF yang diwakili oleh signal generator diatur agar sinyal RF keluarannya bekerja di area transmisi MZM. Metode transmission boundary area ini dapat diterapkan untuk jarigan RoF dengan mengurangi sejumlah komponen atau peralatan optik yaitu dengan cara menerapkan jaringan RoF tanpa penguat optik, tanpa filter optik, atau perangkat optik lainnya dalam jaringan RoF.
“Diharapkan dengan penelitian ini, dapat memberikan informasi baru untuk mengatasi keterbatasan jarak jangkauan komunikasi radio. Memang diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi kelemahan ROF ini. Sehingga kedepannya penggunaan RoF untuk mengatasi kelemahan propagasi jaringan radio dapat lebih luas dilakukan,” kata Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU.
Yus Natali berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Sangat Memuaskan pada Sidang Promosi Doktor. Ia merupakan Doktor ke-151 yang lulus dari Departemen Teknik Elektro dan Doktor ke-485 di FTUI. Sidang promosi doktor ini dipimpin Ketua Sidang, Prof. Dr. Ir. Harry Sudibyo S., DEA dengan Promotor, Prof. Dr. Ir. Eko Tjipto Rahardjo, M.Sc. dan Ko Promotor, Ir. Purnomo Sidi Priambodo, M.Sc., Ph.D. Tim Penguji terdiri dari Dr. Bambang Widiyatmoko, M.Eng., Prof. Dr. Fitri Yuli Zulkifli, S.T., M.Sc., Prof. Dr. Ir. Retno Wigajatri Purnamaningsih, M.T., dan Dr. Ir. Catur Apriono, S.T., M.T., Ph.D.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia