Waduk memegang peranan penting dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya air di Indonesia, khususnya dalam memenuhi kebutuhan air untuk irigasi, air baku, pembangkit listrik, serta pengendalian banjir, pariwisata dan manfaat air lainnya. Namun demikian, terdapat salah satu permasalahan utama waduk yang dapat membuat waduk berhenti berfungsi yaitu sedimentasi. Guna mengatasi hal ini, perlu adanya prediksi sedimentasi waduk secara lebih akurat untuk kebutuhan perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan bendungan dan waduk di Indonesia.
Pertimbangan ini kemudian mendorong Abror Reseda untuk mengangkat permasalahan ini dalam disertasinya yang berjudul ‘Pengembangan Protokol Prediksi Sedimentasi pada Waduk-Waduk Indonesia.’ Selama ini, kapasitas Dead Storage waduk pada suatu bendungan didesain berdasarkan nilai erosi lahan Daerah Tampung Air (DTA) waduk per tahun tanpa memperhitungkan perubahan tata guna lahan dan dinamika curah hujan dan distribusi angkutan sedimen yang tersebar di dasar waduk.
Pengembangan protokol prediksi sedimentasi waduk dibutuhkan untuk menghasilkan prediksi sedimentasi waduk yang lebih akurat sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat mengakomodasi keterbatasan data hidrolik pada waduk-waduk yang ada di Indonesia. Implementasi dari pengembangan protokol prediksi sedimentasi waduk dapat memberikan perspektif yang lebih baik di bidang perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan waduk.
“Studi kasus pada protokol ini menggunakan Waduk Wonogiri. Meskipun masing-masing DTA memiliki karakteristik hidrologi dan geomorfologi yang berbeda, Waduk Wonogiri dapat mewakili kondisi DTA waduk-waduk di Indonesia. Waduk Wonogiri juga mewakili keterbatasan ketersediaan data debit air jangka panjang. Keterbatasan ketersediaan data debit air jangka panjang dialami oleh hampir seluruh waduk yang ada di Indonesia,” ujar Abror.
Lebih lanjut, Abror menjelaskan Waduk Wonogiri memiliki data batimetri pada beberapa tahun. data tersebut digunakan sebagai klarifikasi dan validasi hasil simulasi. Hal ini sulit didapat di waduk-waduk yang lain di Indonesia. Pada penelitian pengembangan protokol, langkah-langkahnya membutuhkan waktu yang lama sehingga hanya dimungkinkan studi kasus pada satu bendungan.
Simulasi protokol ini dimulai dengan memprediksi erosi lahan tahunan di DTA Waduk Wonogiri untuk jangka waktu yang panjang dari tahun 1993 sampai dengan 2019. Protokol ini terdiri 4 tahap yang terdiri dari prediksi erosi lahan jangka panjang, permodelan debit angkutan sedimen jangka panjang, permodelan angkutan sedimen waduk secara spasial dan temporal, dan prediksi sedimentasi waduk pada masa mendatang.
Debit angkutan sedimen dimodelkan dari prediksi erosi lahan tahunan dan hidrograf yang dimodelkan menggunakan metode FJ Mock dan divalidasi dengan hasil pengukuran sedimen waduk di lapangan. Sementara angkutan sedimen waduk dimodelkan secara spasial dan temporal menggunakan perangkat lunak MIKE. Simulasi ini selanjutnya menghasilkan volume sedimen waduk setiap satuan waktu berdasarkan indikasi dari perubahan elevasi dasar waduk dan divalidasi dengan batimetri di lapangan. Dari hasil tersebut, didapatkan hasil prediksi volume sedimentasi waduk adalah sebesar 146 juta m2 untuk 50 tahun mendatang menggunakan metode regresi secara modular.
“Protokol ini memperkenalkan secara luas model matematis angkutan sedimen waduk secara spasial serta memprediksi volume sebaran sedimen di dasar waduk pada masa mendatang dengan menggunakan metode regresi secara modular yang hasilnya lebih akurat dari peneletian terdahulu. Kedepannya, protokol ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memprediksi sedimen waduk-waduk yang ada di Indonesia,” kata Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., Dekan Fakultas Teknik UI.
Disertasi penelitian mengenai pengembangan protokol sedimentasi waduk berhasil mengantarkan Abror Reseda meraih gelar doktor pada tanggal 31 Maret 2023. Abror tercatat sebagai lulusan doktor ke-67 Departemen Teknik Sipil dan doktor ke-499 Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng.,M.Sc dengan promotor Prof. Dr. Ing. Ir. Dwita Sutjiningsih, Dipl. HE dan ko-promotor Prof. Dr. Ir. Setyo Sarwanto Moersidik, DEA. Sementara tim penguji terdiri dari Ayomi Dita Rarasati, S.T., M.T., Ph.D; Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng; Dr. Nyoman Suwartha, S.T., M.T., M.Agr; Dr.Eng. Mochamad Adhiraga Pratama, S.T., M.T.; dan Dr. Evi Anggraheni, S.T., M.T.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia