Nok Afifah, mahasiswa program Doktor Departemen Kimia FTUI berhasil mengembangkan metode ekstraksi hijau glukomanan dari tepung porang menggunakan Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) pelarut alami ramah lingkungan yang berpotensi menggantikan pelarut kimia konvensional seperti etanol. Hasil penelitian ini dipresentasikan pada sidang terbuka promosi Doktor yang dilaksanakan pada Senin (13/10) di ruang Smart Meeting Room.
Disertasi Nok Afifah yang dipresentasikan berjudul “Ekstraksi Hijau Glukomanan dari Tepung Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Menggunakan Natural Deep Eutectic Solvents (NADES): Karakteristik Pelarut dan Ekstrak, Kinetika, dan Optimasi” bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis dan hidrasi natural deep eutectic solvent (NADES) terhadap efektivitas, kinetika, dan optimasi isolasi glukomanan dari tepung porang (NPF), serta tingkat recycle NADES.
“Dari berbagai variasi pelarut yang diuji, kombinasi betain dan 1,2-propanediol (BPG14) dengan tingkat hidrasi 30% terbukti paling optimal. Pelarut ini mampu menghasilkan tepung glukomanan (PGF) dengan kemurnian di atas 85%, viskositas yang ideal, serta stabilitas termal dan sifat reologi yang unggul. Kondisi terbaik proses isolasi tercapai pada rasio padatan-pelarut 1:10, ukuran partikel 257 µm, suhu 32°C, waktu 1 jam, dan kecepatan 800 rpm. Selain itu, BPG14 dapat digunakan kembali hingga tiga kali tanpa menurunkan kualitas hasil, menunjukkan potensi ekonomis dan keberlanjutan metode ini,” jelas Nok Afifah dalam paparannya.
Penelitian ini juga mengungkap mekanisme kinetika isolasi glukomanan. Proses pembengkakan glukomanan dalam NADES terhidrasi dikendalikan oleh relaksasi rantai polimer dan mencapai keseimbangan dalam waktu sekitar satu jam. Hidrasi pelarut terbukti mempercepat pelepasan komponen pengotor seperti pati, abu, dan gula, sekaligus mempertahankan struktur molekul glukomanan agar tidak terdegradasi.
Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teknologi ekstraksi hijau di Indonesia, terutama dalam pemanfaatan sumber daya lokal seperti porang. Dengan penggunaan NADES, proses produksi glukomanan menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, sejalan dengan arah riset hijau global.
Menurut Nok Afifah, pendekatan ini tidak hanya berpotensi diaplikasikan pada industri pangan, tetapi juga pada bioteknologi, farmasi, dan material alami di masa depan.
Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia memberikan apresiasi terhadap disertasi yang disusun oleh Nok Afifah, beliau mengatakan, “Penelitian Ibu Nok Afifah menunjukkan bahwa risetnya tidak hanya berfokus pada inovasi teknologi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan. Pemanfaatan pelarut alami NADES untuk ekstraksi glukomanan dari porang menjadi bukti bahwa pendekatan green chemistry dapat memberikan solusi nyata bagi industri pangan dan farmasi”.
Berkat penelitiannya Nok Afifah berhasil meraih gelar doktor dengan IPK 4,00 dengan predikat summa cumlaude pada sidang promosi doktornya. Afifah ditetapkan sebagai Doktor ke-80 yang lulus dari Departemen Teknik Kimia dan Doktor ke-624 di FTUI. Sidang Promosi Doktor ini dipimpin oleh Ketua Sidang, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D.; dengan Promotor, Prof. Ir. Kamarza Mulia, M.Sc., Ph.D.; dan Ko-Promotor, Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA., dan Achmat Sarifudin, S.TP., M.Sc., Ph.D. Tim penguji internal terdiri dari Sandi Darniadi, S.P., M.T., Ph.D., Prof. Dr.-Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech., Elsa Anisa Krisanti, Ph.D., dan Apriliana Cahya Khayrani, S.T.P, M.Eng., Ph.D.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia





