Pandemi COVID-19 telah menyoroti pentingnya fasilitas sanitasi layak sebagai kebutuhan dasar penting yang sering terlupakan meski merupakan salah satu pondasi dasar kesehatan. Sering kali, kondisi lingkungan fisik dan tata kelola fasilitas sanitasi di area permukiman padat tidak memadai. Sanitasi bersama menjadi pilihan yang terjangkau bagi masyarakat di permukiman padat jika mendapatkan pengelolaan yang baik.
Hal ini melatarbelakangi Nurrul Helen melakukan penelitian terkait praktik commoning di kampung kota seperti Kampung Cikini Kramat dan kontribusinya terhadap kebertananan urban commons selama krisis seperti pandemi COVID-19. Helen berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Invetigasi Praktik Commoning di Kampung Kota Menuju Kebertahanan: Studi Kasus di Kampung Cikini Kramat, Jakarta, pada Kamis (9/1). Helen meraih gelar Doktor dengan predikat Sangat Memuaskan (IPK 3,84), menjadi Doktor ke-27 di Departemen Arsitektur dan ke-583 di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Dengan batasan lokasi penelitian spesifik di Kampung Cikini Kramat (RW 01, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat), tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dampak pandemi COVID-19 terhadap dinamika urban commons di kampung dengan berfokus pada hubungan antara perilaku individu dan kolektivitas terhadap pengelolaan ruang dan sumber daya bersama. Temuan penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada perencanaan kota ke depan yang dapat mempertimbangkan kampung kota sebagai bagian dari ruang kota.
“Commons merupakan kata tunggal yang merujuk pada sumber daya bersama yang digunakan oleh sekelompok orang. Dalam penelitian ini, ruang kota berperan sebagai commons, sedangkan sekelompok orang sebagai pengelola disebut commoners. Lebih lanjut, proses dalam mengelola dan memproduksi commons, disebut sebagai commoning,” jelas Helen.
Helen menyimpulkan bahwa temuan penelitian ini memberikan wawasan penting tentang peran pengetahuan lokal, kepercayaan dan kohesi sosial dalam membangun kebertahanan komunitas marjinal melalui tindakan dan tata kelola kolektif. Untuk mendorong partisipasi praktik commoning dalam skala komunal (masyarakat) dan dalam skala individu, perlu adanya informasi dan pengetahuan untuk mendorong tindakan kolektif. Selain itu, sifat saling percaya terhadap otoritas lokal juga mendorong perlunya tata kelola kolektif. Di saat pandemi maupun kondisi normal, otoritas kampung seperti RW, RT, dan perangkat lainnya berperan penting dalam menjaga sumber daya common, baik yang wujudnya spasial/ruang dan fisik maupun pengetahuan demi menjaga stabilitas kampung.
Plt. Dekan FTUI, Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, MSc., Ph.D., memberikan apresiasi atas penelitian yang dilakukan Helen. Beliau mengatakan, “Dengan adanya penelitian, kami berharap pemerintah, sebagai penata kota, dapat mengembangkan tata kota yang lebih baik dengan tetap memperhatikan kehadiran kampung yang ada.”
Sidang Promosi Doktor ini dipimpin oleh Ketua Sidang, Prof. Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., dengan Promotor, Prof. Ir. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D., dan Ko-Promotor, Ahmad Gamal, S.Ars., M.U.P., Ph.D. Tim Penguji terdiri dari Prof. Ir. Antony Sihombing, MPD., Ph.D., Joko Adianto, S.T., M.Ars., Ph.D., Dr.-Ing. Ova Candra Dewi, S.T., M.Sc., Dr.phil. Hendricus Andy Simarmata, S.T., M.Si., dan Dr.Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng., IPM.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia