id
id

Doktor FTUI Meneliti Kesetaraan Sosial-Spasial dalam Ruang Terbuka Hijau di Jakarta

Apakah praktik perencanaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Jakarta dalam konteks spasial tekal inklusif terhadap kebutuhan warga? Hal inilah yang ditanyakan dalam penelitian Aristyowati, Doktor Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Melalui disertasinya yang berjudul Kesetaraan Sosial-Spasial dalam Ruang Terbuka Hijau di Jakarta, ia berhasil mempertahankannya dan lulus dengan predikat Cumlaude dan IPK 3.94. Arsityowati menjadi doktor yang ke 24 di Departemen Arsitektur dan ke-556 di FTUI.

Penelitian yang dilakukan Aristyowati bertujuan untuk menyelidiki masalah sosial-spasial pemanfaatan RTH di Jakarta dari sudut pandang pengunjung dan PKL, karena keduanya merupakan pengguna vital ruang publik tersebut. Melalui pendekatan kedekatan spasial, penelitian ini mendorong kebijakan konservatif RTH dengan menjalin identitas lokal dan mereduksi kesenjangan di ruang publik sampai batas tertentu.

“Perencanaan RTH di Indonesia tidak hanya perlu meninjau perhitungan standar ideal per jumlah penduduk dan luas wilayah, tetapi juga perlu pembahasan kebutuhan kesetaraan dalam RTH bagi kelompok masyarakat setempat seperti ruang UMKM. Mengingat kedua kelompok ini (pengunjung dan PKL) mempunyai kebutuhan yang beragam namun saling bergantung pada vitalitas RTH, persamaan hak mereka dalam menggunakan dan memanfaatkan ruang harus diakui dan dijaga,” ujar Aristyowati.

Dari penelitian ini, Aristyowati menarik kesimpulan bahwa ketidaksetaraan sosio-spasial di antara kedua karakter pengunjung dan pemanfaat RTH dapat dilihat dari motif atau alasan pemanfaatan RTH dan lokasi asal usul mereka. Faktor kedekatan tempat tinggal dengan lokasi RTH yang memperkaya analisis spasial dalam memprioritaskan perencanaan RTHpada masa yang akan datang akan digunakan untuk siapa dan dari mana.

Perencanaan dan pembangunan RTH tidak hanya selesai sampai tahap memenuhi aspek kuantitas, seperti ketersediaan lahan dan aksesibilitas saja. Pemeliharaan diperlukan untuk menjaga kualitas RTH yang sudah ada agar tidak menurun dan tetap memfasilitasi kebutuhan semua warga kota. Sifat RTH yang inklusif menjadi salah satu indikator yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai keadilan ruang (spatial justice) bagi semua pihak.

Dekan FTUI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU menyampaikan, “Penelitian ini memberi peluang bagi perancang kota untuk melakukan elaborasi dengan disiplin ilmu lain, seperti sosiologi, ekologi, juga kesehatan masyarakat. Dengan demikian, praktik spasial yang merespon konteks lokal dalam pemanfaatan RTH sebagai ruang yang adil dan mensejahterakan warga kota dapat terbuka lebih luas.”

Sidang Promosi Doktor ini dipimpin oleh Ketua Sidang, Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D., dengan Promotor, Prof. Ir. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D., dan Ko-Promotor, Ahmad Gamal, S.Ars, M.Si., M.U.P., Ph.D. Tim Penguji terdiri dari Prof. Ir. Haryo Winarso, M.Eng., Ph.D., Prof. Paramita Atmodiwirjo, S.T., M.Arch., Ph.D., Prof. Ir. Antony Sihombing, MPD., Ph.D., Dr. Ir. Achmad Hery Fuad, M.Eng., dan Dr.-Ing. Ova Candra Dewi, S.T., M.Sc.

***

Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X