Christy Anandha Putri melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perilaku pengembangan jangka pendek dan jangka panjang pada tanah ekspansif. Christy menuangkan penelitian ini pada disertasi yang berjudul Penentuan Potensi Pengembangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang pada Tanah Residual Tropis Melalui Siklus Basah Kering. Disertasi ini dipresentasikan pada sidang terbuka promosi doktor Teknik Sipil, FTUI pada Rabu (10/07 di Smart Classroom Kapal Api, FTUI. Christy Anandha Putri berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Cumlaude, IPK 3.93. Dia merupakan Doktor ke-74 di Departemen Teknik Sipil dan ke-563 di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
”Tanah ekspansif merupakan salah satu tanah problematik yang memiliki kemampuan kembang susut akibat keberadaan air. Ketika curah hujan tinggi, anah cenderung memiliki kadar air yang tinggi sehingga mengakibatkan bertambahnya volume, sementara akan terjadi penyusutan akibat berkurangnya volume tanah seiring dengan menurunnya kadar air hingga pada kondisi kering. Keberadaan tanah ekspansif seringkali menyebabkan kerusakan pada bangunan maupun infrastruktur lainnya, seperti berkurangnya daya dukung fondasi, retakan memanjang pada perkerasan jalan, pengangkatan tanah yang menyebabkan jalan bergelombang, serta longsoran akibat berkurangnya daya dukukng tanah akibat perilaku kembang susut tanah,” jelas Christy pada awal presentsinya.
Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan propertis mineral dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini memberikan gambaran perilaku kembang susut pada tanah ekspansif akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya, dan memberikan informasi mengenai potensi pengembangan yang dihasilkan pada jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian yang dilakukan Christy ini terbatas pada wilayah Cikarang dan Karawang, Jawa Barat.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus basah kering yang diberlakukan selama pengujian mempengaruhi potensi dan tekanan pengembangan yang dihasilkan. Perubahan kedua nilai propertis tersebut terus terjadi dengan bertambahnya jumlah siklus basah kering. Namun setelah melewati tiga hingga empat siklus, potensi pengembangan cenderung menunjukkan nilai yang konstan dan memiliki nilai yang sama pada masing-masing lokasi, walaupun benda uji dibentuk pada kondisi awal yang berbeda, dan disebut sebagai kondisi setimbang,” jelas Christy.
“Studi yang dilakukan Christy ini belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia. Sehingga, studi ini sangat penting untuk dilakukan dalam memberikan gambaran untuk membangun kriteria dalam menentukan derajat pengembangan yang sesuai bagi karakteristik tanah residual tropis di Indonesia,” jelas Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.
Sidang Promosi Doktor ini dipimpin oleh Ketua Sidang, Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc., dengan Promotor Prof. Ir. Widjojo Adi Prakoso, M.Sc., Ph.D., dan Ko-Promotor, Dr. Ir. Wiwik Rahayu, DEA. Tim Penguji terdiri dari Ayomi Dita Rarasati, S.T., M.T., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA., Prof. Dr. Ir. Tommy Ilyas, M.Eng., Dr. rer. Nat. Agustino Zulys, dan Dr. Eng. Hasbullah Nawir, S.T., M.T.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia