id
id

Doktor FTUI Teliti Pemisahan Ion Magenium dan Lithium dari Air Asin (Brine Water) dengan Penambahan Sodium Silikat

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya mineral dan energi geothermal karena berada pada zona Ring of Fire. Salah satu potensi sumber daya alam Indonesia adalah lithium. Lithium merupakan mineral yang berperan dalam pengembangan teknologi yang akan datang, di antaranya kendaraan listrik dan peralatan bergerak lainnya. Perkembangan teknologi baterai lithium juga semakin pesat dengan ditemukan bahan anoda dan katoda lithium dengan logam lain, seperti kobalt, besi, mangan, fosfat dan boron.

Untuk menggali potensi sumber daya alam lithium Indonesia perlu dilakukan kegiatan penelitian terhadap potensi sumber daya alam lithium dari dalam bumi tersebut. Selain itu, Indonesia sebagai negara maritim juga memiliki potensi air asin yang berasal dari air laut. Hal ini menarik perhatian Eko Sulistiyono untuk melakukan penelitian disertasi doktornya. Eko menulis disertasi dengan judul ”Pemisahan Ion Magenium dan Lithium dari Air Asin (Brine Water) dengan Penambahan Sodium Silikat” yang kemudian di presentasikan pada sidang promosi Doktor Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI (22/06).

”Hingga saat ini pengembangan lithium dari sumberdaya alam Indonesia belum menonjol dibanding dari limbah baterai lithium. Kendala dalam pemanfaatan sumberdaya lithium dari alam di Indonesia adalah tingginya kadar magnesium dan rendahnya kadar lithium. Kadar magnesium dan lithium dalam air asin sering disebut rasio Mg/Li pada air asin. Semakin tinggi nilai rasio Mg/Li maka semakin sulit dipisahkan antara magnesium dan lithiumnya. Pemisahan ion magnesium dan lithium merupakan kunci sukses pengembangan ekstraksi lithium dari sumberdaya air asin di Indonesia,” kata Eko.

Pada percobaan pemisahan ion magnesium dan lithium dengan reagen sodium silikat menunjukkan bahwa bahan air asin alam lebih baik daripada bahan air asin artificial. Hal ini karena pengaruh anion karbonat yang ada pada air asin alam dan tidak ada pada air asin artificial. Pengenceran air pada air asin pekat non-geothermal (limbah tambak garam) mampu menurunkan rasio Mg/Li. Kontrol rasio Mg/Li dengan menambahkan lithium karbonat sebelum proses presipitasi mampu menaikkan perolehan lithium. Dengan dibantu paparan gelombang ultrasonik pada proses presipitasi, terjadi peningkatan perolehan lithium. Penambahan tahapan pengambilan kembali lithium dari hasil samping padatan, dengan proses pelindian air, maka peningkatan hasil lithium pun dapat diperoleh.

“Riset yang dilakukan oleh Doktor dari DTMM FTUI ini merupakan riset berdampak jangka panjang. Lithium yang memiliki peran dalam pengembangan teknologi futuristik, salah satunya kendaraan listrik ini menjadi satu hal yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini juga  dilakukan sebagai upaya menggali potensi sumber daya Indonesia yang kaya dan melimpah. Diharapkan riset ini dapat berdampak unggul bagi keberlanjutan teknologi dan kekaayan alam Indonesia. Selain itu, riset ini pun dapat terus dikembangkan dengan berkolaborasi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),” kata Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU terkait penelitian ini.

Eko Sulistiyono berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Cum Laude. Ia merupakan Doktor ke-62 yang lulus dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material dan Doktor ke-504 di FTUI. Sidang promosi doktor ini dipimpin Ketua Sidang, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU. Dengan Promotor, Prof. Dr. Ir. Sri Harjanto dan Ko Promotor, Dr. Latifa Hamun Lalasari, S.T., M.T. Tim Penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir. Firdiyono, Prof. Dr.-Ing. Ir. Bambang Suharno, Prof. Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc., Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si. dan Dr.-Ing. Reza Miftahul Ulum, S.T., M.T.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X