Indonesia Consortium on Interdisciplinary Sciences (UKICIS) menggelar pelatihan bertajuk “Propolis Lebah Teran Belitung yang Kaya Khasiat”. Kegiatan ini wujud pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi riset antara Departemen Biologi IPB dengan Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pelatihan ini dilaksanakan di Perpustakaan Alam Kek Tapa, Kabupaten Belitung Timur, pada hari Minggu (8/10).
Pelatihan ini tidak hanya mencakup aspek teori, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk melakukan praktik ekstraksi propolis. Dr. M. Sahlan, seorang dosen dari Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia (DTK FTUI), menjadi pemateri dalam pelatihan ini.
Dr. Sahlan menjelaskan bahwa ekstrak propolis lebah teran Belitung memiliki warna yang bervariasi, bergantung pada sumber resin atau getah pohon yang dikoleksi oleh lebah. Bahan baku propolis yang telah dipanen harus segera disimpan dalam botol gelap dan suhu dingin. Dr. Sahlan menjelaskan, “Hal ini perlu dilakukan karena zat aktif dalam propolis sangat sensitif terhadap panas, oleh karena itu, penyimpanannya dilakukan dalam botol gelap dengan suhu dingin.”
Selanjutnya, Dr. Sahlan memandu praktik ekstraksi madu dengan menggunakan propolis sebanyak 125 mL, minyak pelarut PCO, dan botol. Proses ekstraksi melibatkan mencampurkan propolis dan minyak dalam botol, lalu botol tersebut dibalik-balikkan selama 5 menit setiap pagi dan sore selama satu bulan, atau paling cepat dua minggu, untuk memisahkan lilin propolis. Setelah proses ekstraksi selesai dan tidak ada lagi perubahan warna, dilakukan penyaringan, dan hasil ekstraksi propolis bisa dikonsumsi sebanyak 5-10 tetes atau setara dengan satu sendok teh.
Dr. Sahlan menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam karena propolis berasal dari resin tumbuhan. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas produksi perlebahan.
Pada awal tahun 2023, tim dari UKICIS mengumpulkan propolis dari tiga peternak lebah teran di Belitung dan Belitung Timur. Hasilnya menunjukkan adanya keragaman senyawa fitokimia, seperti flavonoid dan polifenol yang bervariasi.
Dekan FTUI, Prof. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU menyampaikan harapannya bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini akan memberikan manfaat besar dalam meningkatkan produk lebah teran dan perekonomian masyarakat Belitung dan Belitung Timur.
”Saya berharap bahwa kerjasama antara perguruan tinggi, peneliti, dan komunitas dapat terus tumbuh dan berkembang. Inisiatif semacam ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak yang terlibat, serta menjadi contoh bagi upaya kolaboratif lainnya di seluruh Indonesia,” kata Prof. Heri.
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh para peternak lebah teran di Belitung dan Belitung Timur, yang membawa sebanyak 25 gram propolis untuk dilakukan praktik ekstraksi bersama-sama. Kegiatan pelatihan ini juga berhasil terlaksana berkat kerjasama UKICIS dengan Komunitas Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Belitung Timur.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia