id
id

Dukung Sertifikasi Alumni, FTUI Gelar Sosialisasi Uji Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi 

Dewasa ini, daya saing di dunia pekerjaan semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saing, tak jarang lulusan perguruan tinggi mengajukan sertifikat. Sertifikasi kompetensi kerja ini bahkan telah diatur dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017. Mendukung hal tersebut, FTUI mengadakan Sosialisasi Uji Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi pada 11 Juli 2024.

Acara ini mengundang sejumlah narasumber, antara lain Dr. Dedy Natrifahrizal Dedisky Nazaroeddin, S.E., M.Si. selaku Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi; Ir. Ludy Eqbal Almuhamadi dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi; Ir. Firman Widodo, M.M. dari LSP Manajemen Konstruksi (MK) HAMKI; Dr. Ir. Tri Joko, M.Si. dari Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI); Ir. S. Soeradji, DIP.HE., PU-SDA dari Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI); dan Ir. Herman Sapar dari Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).

“Sosialisasi ini diselenggarakan dengan tujuan menjalankan peran dan fungsi balai, mewujudkan sumber daya manusia yang selaras dengan industri konstruksi, serta menambah pengetahuan terkait sertifikasi bagi alumni dan fresh graduate. Saya mengucapkan terima kasih kepada FTUI yang sudah mendukung kegiatan pada pagi hari ini,” ujar Samuel Tampubolon selaku Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta dalam membuka acara.

Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, menyampaikan dalam sambutannya, “FTUI memiliki visi dan misi untuk menjadi kampus teknik yang unggul sehingga dapat berkontribusi bagi masyarakat. Sosialisasi ini menjadi langkah awal alumni agar siap menjalani industri di luar sana. Saya harap, para peserta bisa memanfaatkan pembekalan ini dengan baik.”

Ir. Rachman Arief Dienaputra, M.Eng., Direktur Jenderal Bina Konstruksi menambahkan, “Infrastruktur tidak dapat dipisahkan dari sumber daya manusia yang berkualitas. Sertifikasi dibutuhkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas tersebut. Kami berusaha sebaik mungkin untuk terus memberikan kompetensi tambahan, terutama bagi pekerja yang akan masuk ke lapangan dan mahasiswa agar setelah lulus bisa langsung siap memasuki dunia kerja.”

Setelah sambutan, terdapat paparan materi oleh Dr. Dedy. “Kami memiliki strategi untuk menyiapkan tenaga kerja kompeten, yakni dengan membuka program percepatan bagi calon lulusan S-1. Melalui program tersebut, kami memberikan kompetensi tambahan agar lulusan S-1 bisa langsung ke jenjang ahli muda (jenjang 7). Ini merupakan langkah kami agar SDM dalam negeri tidak kalah dengan SDM luar negeri.”

Berkaitan dengan hal tersebut, Ir. Ludy mengatakan, “Sertifikat kompetensi kerja merupakan bukti bahwa seseorang kompeten dalam suatu bidang. Data menunjukkan bahwa dari 2,5 juta pekerja konstruksi, hanya sekitar 400 pekerja konstruksi yang memiliki sertifikat kompetensi kerja. Padahal, sertifikat ini juga berfungsi sebagai perizinan seseorang dapat melakukan pekerjaannya.”

Setelah dua pemateri menjelaskan terkait pentingnya sertifikasi, terdapat penjelasan mengenai urgensi asosiasi bidang jasa konstruksi dalam mendukung kebijakan dan pembangunan infrastruktur.

“MK memiliki berbagai tugas, di antaranya menerbitkan sertifikat dan menghilangkan risiko proyek, seperti risiko kecelakaan, biaya yang mahal, dan pengerjaan yang lambat. Selain itu, Kami juga memastikan desain konstruksi sesuai dengan keinginan owner, melakukan perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi, dan kontrol,” ujar Ir. Firman.

Berikutnya, Dr. Tri menjelaskan, “Sesuai dengan namanya, IATPI ini merupakan wadah khusus untuk Teknik Lingkungan. Area kerja IATPI meliputi pengelolaan limbah cair, sampah, serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); pengendalian pencemaran udara; penyediaan air bersih; pemulihan kerusakan lingkungan; dan drainase. Singkatnya, kami mengusahakan pemulihan dan penjagaan lingkungan dari kerusakan.”

Paparan selanjutnya dibawakan oleh Ir. Soeradji. “Air itu sangat penting. Tanpa air, kita tidak bisa hidup. Pentingnya air membuat HATHI berusaha untuk mengembangkan teknologi air yang relevan dengan perkembangan zaman. HATHI juga memberikan pendidikan, pelatihan, seminar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan sistem yang terpadu,” ujarnya.

“Salah satu fungsi HAKI adalah sebagai platform penyedia informasi. Penyebaran informasi ini kami lakukan melalui konferensi dan seminar, platform daring, database pengetahuan, pelatihan dan sertifikasi, forum diskusi, serta masih banyak yang lainnya. Selain itu, kami juga menyokong konstruksi yang menggunakan material ramah lingkungan, robotika dan automasi, konstruksi vertikal, teknologi konstruksi cerdas, solusi digital untuk manajemen produk, dll.,” jelas Ir. Herman selaku pemateri terakhir.

Dalam kesempatan berbeda Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU. selaku Dekan FTUI menyampaikan, “Sertifikat kompetensi kerja merupakan hal yang krusial untuk pekerja konstruksi. Sebagai bagian dari perguruan tinggi, FTUI mendorong lulusannya untuk mengambil sertifikasi. Dengan sertifikasi ini, lulusan FTUI bisa menjadi lulusan yang unggul dan memiliki daya saing.”

***

Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X