id
id

FTUI Ajak Sivitas Menenun Sistem dan Budaya di Public Lecture Dies Natalis ke-61 

Depok, 17 Juli 2025. Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) terus menegaskan komitmennya sebagai fakultas teknik unggulan yang adaptif terhadap tantangan global dan tetap menjunjung tinggi nilai budaya. Sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-61, FTUI menyelenggarakan Public Lecture bertajuk “Transformasi Budaya dan Inovasi untuk Pendidikan Teknik yang Unggul dan Berkelanjutan.” Public Lecture ini menghadirkan dua pembicara terkemuka, Prof. Stephen Cairns dan dr. Lula Kamal, M.Sc. 

Acara yang berlangsung di Auditorium Gedung InterDisciplinary Engineering (IDE) dan dipandu oleh Dr.-Ing. Yulia Nurliani Lukito, S.T., MDesS, dosen Departemen Arsitektur FTUI yang dikenal melalui penelitian dan karya-karyanya di bidang arsitektur vernakular dan revitalisasi ruang publik. Turut hadir adalah Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., jajaran pimpinan universitas, para dekan, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa FTUI.  

Dalam sambutannya, Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., menjelaskan alasan pemilihan kedua narasumber. “Prof. Cairns dikenal atas kepemimpinannya dalam bidang design innovation dan pendekatan interdisipliner untuk menjawab tantangan global. Sementara itu, dr. Lula Kamal, M.Sc., sebagai praktisi kesehatan dan tokoh publik yang aktif dalam advokasi sosial-budaya, memberikan perspektif penting pada transformasi budaya yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi lintas disiplin ini mencerminkan semangat FTUI untuk membuka diri terhadap berbagai perspektif dalam membangun pendidikan teknik yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya. 

Prof. Stephen Cairns, Profesor Urban Design di Monash Indonesia dan peneliti utama di Future Cities Lab ETH Zurich, membawakan materi bertajuk “Weaving Systems and Cultures”. Cairns mengangkat isu penting tentang urbanisasi pesat di Indonesia yang diproyeksikan akan terus meningkat hingga 2050, dengan tambahan lebih dari 50 juta penduduk kota. Di tengah tantangan perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan kebutuhan akan kota yang lebih inklusif, ia menekankan perlunya pendekatan yang tidak memisahkan sistem dan budaya, melainkan “menenun” keduanya untuk menciptakan solusi yang holistik. 

Menurut Cairns, sistem teknis yang hebat akan kehilangan makna jika tidak didukung oleh pemahaman budaya lokal yang mendalam. Melalui studi kasus Brantas Valley dan konsep Bioregion Java, ia menunjukkan bagaimana teknik perkotaan dapat dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai sosial dan ekologi lokal. “Kita memerlukan praktik pendidikan teknik yang menyatukan pengetahuan sistematis dengan pemahaman budaya untuk menghasilkan inovasi yang tidak hanya efisien secara teknis tetapi juga adil dan berkelanjutan,” ungkapnya. 

Lula Kamal, M.Sc., menyajikan materi “Melintasi Batas Generasi: Menyatukan Etika, Empati, dan Budaya Kampus”. dr. Lula membahas fenomena perbedaan generasi antara dosen dan mahasiswa yang kerap menimbulkan kesenjangan komunikasi di lingkungan akademik. Ia menyoroti bahwa Gen Z memiliki karakteristik komunikasi yang lebih horizontal dan cepat, sementara nilai akademik tradisional cenderung bersifat formal dan hierarkis. “Tantangan ini bukan untuk diseragamkan, tetapi untuk disatukan melalui empati dan budaya kampus yang adaptif,” jelasnya.

Lebih lanjut, Lula mengajak seluruh sivitas akademika untuk membangun “bahasa bersama” dalam interaksi sehari-hari. Ia menekankan pentingnya peran dosen sebagai role model dalam menyampaikan etika komunikasi kepada mahasiswa dengan cara yang edukatif dan membumi. Di sisi lain, mahasiswa juga perlu memahami bahwa menghormati nilai akademik tidak harus kaku, tetapi dapat dilakukan dengan cara yang lebih kontekstual dan relevan dengan zaman. “Kampus unggul bukanlah kampus tanpa konflik, tetapi kampus yang mampu menyelesaikan konflik dengan bijak dan bermartabat,” tegasnya. 

Public lecture ini menjadi salah satu highlight Dies Natalis ke-61 FTUI yang mengusung semangat “Berjaya, Berdaya, dan Berbudaya”, dengan tujuan membentuk lulusan teknik yang berkompetensi global sekaligus memiliki sensitivitas sosial dan budaya untuk menghadirkan inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat. 

 

*** 

Penulis: Humas FTUI 

X