id
id

FTUI Beri Edukasi Fenomena Kenaikan Air Laut Dan Banjir Rob Bagi Pelajar Sekolah Dasar Di Pesisir

Kenaikan permukaan air laut merupakan satu dari rangkaian dampak perubahan iklim global. Sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.504, Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, setelah Kanada. Kerentanan kawasan pesisir atau tepi pantai terhadap bencana akibat dampak perubahan iklim global di Indonesia, menjadikan aksi mitigasi dan adaptasi fenomena kenaikan air laut masuk dalam daftar terpenting Indonesia.

Tim Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), di bawah Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM), menggelar serangkaian aksi edukasi fenomena kenaikan air laut dan banjir rob untuk pelajar sekolah dasar yang tinggal di daerah pesisir, khususnya kelas V dan IV. Kegiatan yang diselingi dengan menonton bersama, quiz dan games ini, diberi judul “Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Ruang Edukasi Tanggap Bencana 4.0” dan berlangsung di SDN Pulau Untung Jawa 01, Kepulauan Seribu selama bulan Juli-Agustus 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan fenomena naiknya muka air laut dan banjir rob yang perlu menjadi sorotan, khususnya bagi mereka yang tinggal di pulau kecil seperti di Pulau Untung Jawa.

Bulan Desember 2017, seperti yang dilansir media massa, terdapat 3 pulau yang mengalami banjir Rob, akibat naiknya permukaan air laut, termasuk diantaranya Pulau Untung Jawa.Setiap tahunnya diperkirakan permukaan air laut naik sekitar 3 mm. Dengan kejadian ini diperkirakan Jakarta terancam tenggelam tahun 2050.

Ketua tim FTUI, Dr.-Ing. Ova Candra Dewi mengatakan, “Kebutuhan akan kegiatan seperti ini dianggap sudah memasuki tingkat urgensi yang tinggi, dimana anak-anak usia sekolah dasar sudah harus tanggap dan mawas diri terhadap perubahan iklim, khususnya dikaitkan dengan fenomena kenaikan permukaan air laut. Dengan menanamkan kesadaran sejak dini, anak-anak bisa berlatih untuk lebih tanggap terhadap bencana yang mungkin timbul serta dapat mengupayakan tindakan pencegahan-pencegahan sedini mungkin.”

Kepala Sekolah SDN Untung Jawa 01, Bapak H. Khaerudin, juga mendukung adanya acara seperti ini. Beliau menganggap peningkatan kesadaran seperti ini bukan hanya penting untuk para siswa, namun juga bagi para pengajar. “Kegiatan serupa juga mendukung Merdeka Belajar sesuai amanah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yaitu kolaborasi,” ungkap H. Khaerudin.

Materi pembelajaran tentang Perubahan Iklim dan Kenaikan Permukaan Air laut ini dikemas menjadi pembelajaran interaktif melalui visual yang berwarna-warni. Selama kegiatan, para peserta diminta untuk mengingat kejadian terkait banjir Rob di lingkungan mereka serta membayangkan apa yang bisa mereka lakukan untuk memperlambat laju kenaikan permukaan air laut.

Ditemui di sekolah, Citra dan Julio, yang sehari-harinya tinggal di Pulau Untung Jawa dan merupakan siswa SDN Untung Jawa 01, kelas V, juga merasa senang sekali sudah terlibat dalam kegiatan ini. Bagi Citra dan Julio, kegiatan ini menambah pengetahuan tentang perubahan iklim serta apa saja yang kita bisa lakukan dalam rangka mencegah kenaikan air laut di lingkungannya.

“Dari hasil kegiatan ini, tim FTUI akan memproduksi Komik Edukasi terkait fenomena kenaikan air laut dan juga banjir rob. Informasi dalam komik ini merupakan kumpulan cerita dari anak-anak pulau Untung Jawa yang sudah pernah beberapa kali mengalami banjir rob. Citra dan Julio merupakan segelintir anak Indonesia yang tinggal di Pulau. Fenomena kenaikan air laut bisa saja lebih cepat datangnya dari yang diprediksi. Ada banyak anak-anak Indonesia yang tersebar di berbagai pulau dan tinggal di daerah pesisir. Komik edukasi ini akan selalu mengingatkan kita agar sejak dini waspada dan menjaga kelestarian alam semaksimal kemampuan yang kita punya,” tutup Dr. Ova yang juga merupakan Ketua Program Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah Kota FTUI.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X