Pada (11/09) lalu, Vernadoc Indonesia berkolaborasi bersama Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DA FTUI), Universitas Syiah Kuala, University of South Australia, dan Kabupaten Bekasi mengadakan Seminar bertajuk “The Role of Heritage Research and Documentation in the Preservation of Vernacular Architecture”, bertempat di Aula Terapung Perpustakaan Pusat UI dari 11-22 September 2023.
Seminar ini masih menjadi rangkaian penyelenggaraan Vernadoc Indonesia yang dimulai dari pendokumentasian objek yang berada di Aceh, Australia, hingga yang terbaru di Rumah Adat Kranggan Bekasi. Seminar ini pun dibarengi oleh kegiatan exhibition atas hasil gambar desain para relawan Vernadoc Indonesia Bekasi 2023, menampilkan pendokumentasian arsitektur vernakular yang menunjukkan bangunan Rumah Adat Kranggan Bekasi.
Dalam seminar turut hadir sebagai pembicara, seperti Ketua Pelaksana Vernadoc Indonesia Bekasi 2023 yang juga Guru Besar Departemen Arsitektur FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, Ph.D., Assoc Profesor Dr. Julie Nichols dari University of South Australia, Guru Besar Departemen Arkeologi FIB UI, Dr. Ali Akbar, S.S., M.Hum., dan dosen dari Departemen Arsitektur Universitas Syiah Kuala.
Selain para pembicara, turut hadir juga Manajer Kerja Sama, Alumni, dan Ventura FTUI, Dr.-Ing. Ir. Dalhar Susanto, Kepala Direktorat Pengembangan Inovasi Science Techno Park (DISTP) UI, Ahmad Gamal, Ph.D., Lurah Jatirangga, Ahmad Apandi, S.IP., para tokoh masyarakat Kampung Adat Kranggan, dan para peserta dari akademisi serta mahasiswa di lingkungan DA FTUI.
“Momen ini menjadi bentuk hasil penelitian arsitektur vernakular yang telah kami lakukan. Kami mengundang 4 pembicara yang memiliki kapabilitas tinggi. Karena kegiatan ini menjadi bentuk pendokumentasian arsitektur heritage, from local to global. Seminar ini juga dibarengi dengan kegiatan pameran hasil desain kami. Semoga dengan adanya kegiatan ini terus menjadi semangat tinggi dalam melakukan kolaborasi dalam melakukan pendokumentasian bangunan heritage Nusantara agar dapat terus dilestarikan dan dijaga keasliannya,” kata Prof. Kemas.
Manajer Kerja Sama, Alumni, dan Ventura FTUI, Dr.-Ing. Ir. Dalhar Susanto, mewakili Dekan FTUI, juga memberikan sambutannya atas penyelenggaraan seminar ini “Kegiatan ini terealisasikan dari proses panjang. Tentunya kegiatan ini menjadi revitalisasi atas rumah adat yang punya nilai sejarah dan budaya yang kuat. Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen FTUI sebagai kampus teknik terbaik di Indonesia dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang unggul dan berdampak dalam hal pelestarian bangunan bersejarah. Kolaborasi Vernadoc Indonesia, Universitas Syiah Kuala, University of South Australia dan FTUI adalah kolaborasi kerja sama yang sangat luar biasa memberikan dampak baik bagi keberadaan bangunan bersejarah di Nusantara.”
Lurah Jatirangga, Ahmad Apandi, yang turut hadir dalam kegiatan ini juga memberikan tanggapannya bahwa penyelenggaraan Vernadoc Indonesia di kampungnya pada Juli lalu, adalah bentuk kolaborasi yang kuat dalam memajukan dan melestarikan bangunan bersejarah yang ada di Jatirangga. Harapannya bangunan heritage ini dapat dikenal banyak orang tidak hanya lokal tetapi melanglang buana hingga global.
Pada kesempatan terpisah, Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU berkomentar, ” “Seminar dan Pameran Hasil Pendokumentasian Arsitektur Vernakular merupakan salah satu upaya FTUI dalam melestarikan dan memahami warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Kerja sama dengan Vernadoc Indonesia dalam penyelenggaraan acara ini adalah bukti nyata dari komitmen FTUI untuk menggali dan mempromosikan kekayaan arsitektur vernakular Indonesia. Dengan memahami dan merawat warisan budaya ini, kami berharap dapat memberikan inspirasi bagi para mahasiswa dan profesional arsitektur untuk menciptakan desain yang berkelanjutan dan berakar pada budaya lokal. Kami berharap acara ini akan menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, gagasan, dan inspirasi yang dapat menggerakkan perkembangan arsitektur Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.”
Setelah beberapa sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi yang dari Assoc Profesor University of South Australia, Dr. Julie Nichols, dengan materi Entwined Vernaculars: Heritages of Tolerances, Reconciliation, and Resistance, Guru Besar Departemen Arkeologi FIB UI, Dr. Ali Akbar, S.S., M.Hum., dengan materi Prehistoric and Historic Settlements in Kranggan Village, Bekasi, Dosen Departemen Arsitektur Universitas Syiah Kuala dengan materi Mapping Cultural Landscape: the Roles of Vernadoc Techniques in Digitizing Data or Rumoh Aceh, serta Prof. Kemas dengan materi Some Reflections on Vernadoc Kranggan for Heritage Education and Conservation Purposes.
Setelah beberapa materi yang dipaparkan oleh pembicara, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi, peserta aktif bertanya kepada para pembicara. Harapannya melalui kegiatan ini dapat menjadi ajang dalam penambahan wawasan serta ajang mengenal bangunan bersejarah yang dimiliki oleh Indonesia, agar nantinya timbul rasa untuk dapat menjaga keberadaannya agar tetap lestari hingga kapan pun.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia