Pada Kamis (28/11), Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), khususnya Departemen Teknik Sipil dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan PKN BPK RI (Badiklat PKN) kembali mengadakan pelatihan bagi Pemeriksa di lingkungan Auditorat Utama Investigasi. Pada batch 2 ini, tema yang diangkat adalah Pengujian Mutu Material dan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Gedung dan Bangunan, serta Sumber Daya Air Dalam Rangka Menunjang Pemeriksaan Investigatif.
Pelatihan yang diadakan di Smart Meeting Room Gedung Dekanat FTUI ini dihadiri oleh 25 peserta dengan tujuan agar peserta memahami secara komprehensif metodologi dan pelaporan pengujian hasil pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh Ahli Sipil/Konstruksi beserta standar yang digunakan, sehingga proses pemeriksaan investigatif dan/atau penghitungan kerugian negara menjadi lebih efektif. Dr. Jessica Sjah, S.T., M.T., M.Sc. dan Dr. Dipl.-Ing Nuraziz Handika, S.T., M.T., M.Sc. selaku dosen dari Departemen Teknik Sipil FTUI menjadi pemandu pelatihan ini.
Kegiatan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama, para peserta yang telah dibagi menjadi 5 kelompok, melakukan praktik pengujian dalam 6 stasiun; pengujian UCT, Covermeter, GPR; pengujian kuat tarik baja, kuat tekuk baja, brinnel test; pengujian kuat tekan beton & paving; pengujian core drill, UPV, Hammer, Windsor PIN; pengujian aspal dan jalan; dan pengujian sondir dan CBR lapangan. Sesi kedua merupakan pemaparan materi dari 2 orang narasumber dari Departemen Teknik Sipil FTUI, yaitu Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo, DEA dan Dr. Mulia Orientilize, S.T., M.Eng.
Materi pertama yang diberikan oleh Prof. Sigit adalah Seputar Masalah Pengujian Infrastruktur Jalan. Sebagai pendahuluan, Prof. Sigit menjelaskan bahwa jalan, menurut statusnya, terbagi menjadi 5 dari peruntukan Jalan Umum, yaitu Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Desa, dan Jalan Kota. Peruntukan lainnya merupakan Jalan Khusus, yaitu jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Selanjutnya Prof. Sigit menjelaskan pedoman dalam membangun jalan, Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan. “Maksud dari dokumen ini adalah sebagai acuan teknis bagi penyelenggara jalan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, penerimaan, pengukuran, dan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan tata cara pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan agar kualitas pekerjaan dapat terkendali dan pembayaran hasil pekerjaan yang akuntabel,” jelas Prof. Sigit.
Terkait hal teknis, Prof. Sigit menjelaskan tentang Perkerasan Aspal. Di bagian ini, poin-poin yang dipaparkan di antaranya terkait bahan, campuran, ketentuan instalasi pencampur aspal dan peralatan, pembuatan dan produksi campuran beraspal, penghamparan campuran, pengendalian mutu dan pemeriksaan di lapangan, dan pengukuran dan Pembayaran.
Materi berikutnya diberikan oleh Dr. Mulia terkait Seputar Masalah Pengujian Struktur. Mengawali materi, Dr. Mulia menjelaskan tentang mutu beton dan penerimaannya. Menurutnya, beton memiliki sifat bahan yang keras dan memiliki kuat tekan tinggi serta memiliki durabilitas terhadap karat dan pembusukan yang disebabkan oleh faktor lingkungan, sehingga dapat memungkinkan menjadikan umur bangunan lebih panjang dan ekonomis.
“Kenyataan dilapangan sangat berbeda, struktur yang diharapkan berumu rlebih panjang dengan perawatan yang minim menjadi berumur lebih pendek dan harus diperkuat diberbagai tempat dengan biaya yang mahal. Hal ini disebabkan mutu beton yang tidak tercapai sesuai rencana,” jelas Dr. Mulia
Selanjutnya, Dr. Mulia menjelaskan terkait investigasi beton dan pengujiannya. Pengujian beton terdiri dari 2 jenis, yaitu desktruktif, yang terdiri dari uji kuat tekan dan uji kuat tarik baja, serta non-destruktif yang terdiri dari uji Ultrasonic Concrete Tomography (UCT), uji Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), uji Covermeter, dan uji Brinell Hardness. Menutup materi, Dr. Mulia memberikan kesimpulan bahwa untuk menjaga mutu beton perlu tindakan perventif dengan mencegah kesalahan yang dapat megurangi mutu beton, untuk itu semua elemen dalam pembuatan beton harus dilakukan dengan metode yang tepat sesuai standar.
Sebagai penutup acara, Dr. Al Ansori, S.T., M.MT., CFrA, IPM, ASEAN.Eng, Widyaiswara Muda Badiklat PKN, menyampaikan, “Terima kasih kepada Teknik Sipil FTUI atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan. Kami terbiasa bertemu dengan kasus-kasus tertentu, sehingga kami butuh insight untuk membantu kami menemukan solusi. Kami berharap ke depannya kita masih bisa mengembangkan lagi penelitian-penelitian terkait.”
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia