id
id

FTUI dan Badiklat PKN Laksanakan Pelatihan: Pentingnya Pengujian dan Pemeliharaan Kualitas Beton dalam Konstruksi

Pada Kamis (31/10), Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) telah bekerja sama dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan PKN BPK RI (Badiklat PKN) mengadakan pelatihan mengenai Pemeriksaan Infrastruktur Gedung dan Bangunan, bertempat di Ruang Smart Meeting Room (SMR) Gedung Dekanat FTUI. Pelatihan ini dihadiri oleh 53 peserta dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis serta memeriksa pekerjaan infrastruktur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Acara pelatihan ini di pandu oleh Dr. Jessica Sjah, S.T., M.T., M.Sc. dan Dr. Dipl.-Ing Nuraziz Handika, S.T., M.T., M.Sc. selaku dosen dari Teknik Sipil.

Salah satu materi yang dibahas dalam pelatihan adalah pengujian struktur beton, yang disampaikan oleh Dr.-Ing Josia Irwan Rastandi, S.T., M.T., seorang ahli di bidangnya. Dalam materi tersebut, beliau menggarisbawahi pentingnya mutu beton, yang sering kali tidak tercapai di lapangan, mengakibatkan struktur gedung dan bangunan berumur lebih pendek dari yang diharapkan.

Kegagalan mutu beton dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemilihan material bahan campuran yang tidak memenuhi syarat, perancangan campuran yang tidak tepat, pelaksanaan yang kurang baik, dan kurangnya perawatan (curing). SNI 2847:2019 mengatur syarat penerimaan beton, termasuk pengujian kekuatan tekan dari spesimen yang diambil pada usia 28 hari. Pengujian harus dilakukan oleh institusi yang memenuhi standar ASTM C1077 dan di lapangan oleh teknisi yang berkualifikasi. Frekuensi pengujian juga harus rutin dilakukan, seperti sekali sehari atau untuk setiap 110 m³ beton, dengan kriteria penerimaan yang jelas. Jika hasil uji menunjukkan kuat tekan yang rendah, investigasi lebih lanjut diperlukan, termasuk uji inti beton untuk memastikan keamanan struktur, yang harus dilakukan dengan prosedur sesuai standar ASTM C42M.

“Hasil pengujian lab dan teknisi juga harus tersertifikasi. Ketika kita mau memulai untuk mengecor beton harus diambil sampelnya setidaknya sekali setiap 110 m³ atau sekali untuk 460meter persegi.” ujar Dr.-Ing Josia Irwan Rastandi, S.T., M.T.

Kesalahan dalam proses produksi beton dapat mengakibatkan kegagalan mutu, termasuk dalam pemilihan material, desain campuran, dan teknik pengecoran. Oleh karena itu, melibatkan tenaga ahli dan institusi bersertifikasi dalam setiap tahap pembuatan dan pengujian beton sangat penting. Dengan menerapkan praktik yang sesuai dan melibatkan tenaga kerja yang bersertifikasi, kualitas beton dapat terjaga, sehingga mengurangi risiko kegagalan dan biaya perbaikan yang tinggi di masa mendatang.

Ditemui di kesempatan terpisah, Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., menyampaikan, “Kami berharap agar hasil dari pelatihan ini tidak hanya berhenti pada tataran teori, tetapi juga dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari di lapangan. Melalui peningkatan kompetensi teknis dan pemahaman akan standar yang berlaku, kita dapat mendorong terciptanya struktur yang lebih aman dan berkelanjutan. Kami di Fakultas Teknik UI berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai institusi dan pemangku kepentingan guna meningkatkan kualitas pendidikan dan praktik di bidang teknik sipil dan konstruksi. Semoga pelatihan ini dapat menjadi langkah awal untuk mewujudkan infrastruktur yang lebih baik di Indonesia.”

***

Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X