Dalam rangka memperingati Hari Perencanaan Kota Dunia (World Town Planning Day) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyelenggarakan Talkshow World Town Planning Day dengan tema tema: Transformasi dan kolaborasi membangun ruang kota melalui Gagasan Kreasi dan Sinergi.
Acara ini diselenggarakan di Smart Meeting Room Gedung Dekanat FTUI (22/11/2024) dengan menghadirkan tiga narasumber, diataranya; Mia Amalia, S.T., M.Si., Ph.D., Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan, Badan Otorita IKN; Togu Pardede, S.T., MIDS., Direktur Pembangunan Daerah Bappenas; dan Prof. Ir. R. Jachrizal Sumabrata, M.Sc.Eng Guru Besar Departemen Teknik Sipil FTUI. Serta moderator oleh Ir. Ova Candra Dewi, S.T., M.Sc. Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FTUI.
Membuka talkshow, Deputi bidang pengembangan regional Kementerian perencanaan pembangunan nasional Bappenas, Tri Dewi Virgianti dalam sambutannya menyampaikan bahwa kesadaran tentang perencanaan pembangunan nasional belum menyebar dengan baik ke semua elemen masyarakat oleh karena itu forum diskusi seperti ini perlu digiatkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya perencanaan yang matang dalam membangun sebuah perkotaan.
Dilanjutkan oleh sambutan dari Kepala Departemen Interdisiplin keteknikan, Ir. Chairul Hudaya, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. beliau menyampaikan masalah perkotaan kita yang kompleks ini perlu penyelesaian yang melibatkan berbagai disiplin ilmu atau multidisiplin oleh karena itu untuk merespons hal ini FTUI mendirikan Departemen interdisiplin keteknikan. “Departemen ini dibentuk sebagai respons terhadap dinamika VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) yang perlu pemecahan permasalahan dengan pendekatan penyelesaian yang komprehensif,” ujar nya.
Narasumber pertama Ibu Mia Amalia, memaparkan tentang konsep pembangunan berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan fokus pada keseimbangan kepadatan dan aksesibilitas melalui transportasi publik dan berjalan kaki. “Konsep utama IKN meliputi Kota Hutan, Kota Spons, dan Kota Cerdas, yang didukung oleh indikator kinerja utama (KPI), seperti rendah emisi karbon, aman dan terjangkau, terhubung, serta aktif dan efisien melalui teknologi,” jelas Mia.
Targetnya mencakup 10 menit akses ke fasilitas publik, 70% area hijau, 80% penggunaan transportasi umum, dan jarak kurang dari 500 meter ke simpul transit. Pembangunan IKN ini juga mengedepankan kesejahteraan sosial-ekonomi, kelestarian lingkungan, konektivitas transportasi, serta infrastruktur kota dan teknologi informasi. Pendekatan ini bertujuan menciptakan kota yang tangguh, ramah lingkungan, mudah diakses, dan siap menghadapi masa depan.
Narasumber Kedua, Togu Pardede, S.T., MIDS. Memaparkan bahwa Tantangan perkotaan di Indonesia mencakup berbagai isu kompleks, mulai dari keterbatasan tata kelola kelembagaan yang kurang efektif hingga urban sprawl yang terus meluas terlihat pada peningkatan signifikan kawasan terbangun di Jakarta dan sekitarnya dalam 20 tahun terakhir.
“Kebutuhan lahan untuk infrastruktur dan pembangunan semakin mendesak, sementara integrasi perencanaan masih lemah akibat perbedaan periode waktu dan kewenangan. Di sisi lain, meningkatnya kebutuhan layanan perkotaan, terutama di kawasan lintas kabupaten/kota, harus diselaraskan dengan target pembangunan berkelanjutan (SDGs), meskipun kapasitas fiskal daerah masih terbatas,” papar Togu.
Togu juga menyampaikan tantangan lain termasuk dampak perubahan iklim, keterbatasan energi tak terbarukan, serta persaingan ekonomi global yang semakin ketat. Partisipasi warga dalam pembangunan kota juga masih minim, menunjukkan perlunya penguatan budaya dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan yang inklusif. Semua ini menuntut solusi terintegrasi dan kolaborasi lintas sektor untuk mencapai pengelolaan perkotaan yang berkelanjutan.
Narasumber ketiga Prof. Jachrizal Sumabrata menjelaskan tentang peran teknologi dalam pengembangan infrastruktur berkelanjutan, meliputi penggunaan teknologi kota cerdas seperti Internet of thing, big data, dan kecerdasan buatan untuk pengelolaan kota secara efisien. Selain itu, terdapat penerapan energi terbarukan melalui panel surya, energi angin, dan teknologi hemat energi, serta mobilitas pintar dengan kendaraan listrik dan pengelolaan transportasi berbasis data.
“Konsep infrastruktur hijau juga diusung melalui penerapan bangunan ramah lingkungan dan perencanaan kota berkelanjutan. Digitalisasi layanan publik turut dioptimalkan melalui platform digital guna meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas layanan masyarakat,” ujar Prof. Jachrizal.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU pada kesempatan terpisah menyampaikan, “FTUI berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi strategis antara akademisi, pemerintah, dan praktisi dalam menciptakan ruang kota yang inovatif dan inklusif. Melalui talkshow ini, kami berharap gagasan dan sinergi yang dihasilkan dapat menjadi fondasi bagi transformasi perkotaan yang berkelanjutan di Indonesia. Kerja sama dengan Bappenas RI adalah langkah konkret untuk mewujudkan visi pembangunan kota yang tidak hanya fungsional tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat luas.”
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia