id
id

FTUI dan BKKPII Selenggarakan FGD Bahas Peningkatan Kapasitas Produksi Minyak Mentah

Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTK FTUI) dan Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII) selenggarakan kegiatan Pra Forum Group Discussion (FGD) 1. Kegiatan ini mengangkat tema “Kebijakan dan Penerapan Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dalam Peningkatan Kapasitas Produksi Minyak Mentah Nasional”, dan dilaksanakan pada Senin (15/05) lalu di Ruang Makara 04 Smart Meeting Room (SMR) dan Ruang Alumni Gedung Dekanat Lantai 1 FTUI.

Beberapa pihak yang menghadiri kegiatan Pra FGD 1 ini di antaranya, yaitu Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., Ketua Departemen Teknik Kimia, Dr. Bambang Heru Susanto, ST., MT., Kepala BKKPII, Ir. Maryono, M.M., IPM., ketiga narasumber Pra FGD 1, yaitu Guru Besar DTK FTUI, Prof. Dr.-Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech. IPU., Ketua Tim EOR Lemigas, Dr. Eng. Utomo Pratama Iskandar, M. Eng., Sr. Manager for Oilfield Development SKK Migas, Ir. Wilson R. Pariangan, M.T., IPM., ketiga panelis Pra FGD 1, yaitu Senior Vice President Public 3 PT Petrokimia Gresik, Radya Purnawijaya S.T., Kepala Pusat Kimia Maju Hilir, Prof. Dr. Yeni Meliana, M.Si., Senior Manager EOR SHU Pertamina Hulu Energi, Imam Permadi, dan kedua perumus Pra FGD 1, yaitu Prof. Dr. Heru Setiawan., M.E., dan Aminah Ifah, S.T.

“Kegiatan Pra FGD 1 ini menjadi kegiatan yang sifatnya kolaboratif antara universitas, industri, asosiasi profesi, dan juga pemerintah. Tentunya juga memberikan benefit bagi mahasiswa. Nantinya diharapkan hasil dari FGD dapat direalisasikan dengan baik dan mampu memberikan kebermanfaatan bagi sesama,” kata Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU.

Sambutan dan positif juga disampaikan oleh Ketua Departemen Teknik Kimia, Dr. Bambang Heru Susanto, ST., MT., “Kegiatan FGD 1 di UI ini menjadi rangkaian acara yang nanti berujung di Institut Teknologi Surabaya (ITS) dengan tema terkait dengan pengembangan EOR. Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi sumbangsih bersama, khususnya dari BKKPII kepada negara sebagai bentuk sinergi dari para akademisi dan praktisi,” tuturnya.

Kepala BKKPII, Ir. Maryono, M.M., IPM. Menuturkan, “Latar belakang EOR dipilih sebagai topik utama pada Pra FGD 1 ini karena menjadi konsern bersama bahwa energi merupakan sumber kehidupan di mana Indonesia memiliki tantangan untuk menaikan kapasitasnya di 1 juta barel pada tahun 2030 sehingga BKKPII perlu mengadakan kegiatan ini. Tujuan dari Pra FGD agar kita bisa mendapatkan output dan juga sumbangsih pemikiran bagaimana dan apa saja kebijakan yang perlu kita jalankan agar indonesia bisa berdikari sendiri terutama di bidang energi melalui EOR.”

Pemaparan materi Pra FGD 1 ini terbagi menjadi tiga sesi, sesi pertama paparan dari Sr. Manager for Oilfield Development SKK Migas, Ir. Wilson R. Pariangan, M.T., IPM., dengan topik “Kebijakan SKK Migas dalam Peningkatkan Lifting Minyak Melalui Teknologi EOR”, sesi kedua berupa paparan oleh Guru Besar DTK FTUI, Prof. Dr.-Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech. IPU., dengan topik ”Teknologi EOR untuk Peningkatan Laju Lifting EOR di Indonesia”, dan sesi ketiga adalah paparan dari Ketua Tim EOR Lemigas, Dr. Eng. Utomo Pratama Iskandar, M. Eng., dengan topik ”Peranan Riset dan standarisasi EOR di Indonesia”. Setelah kegiatan pemaparan selesai dilanjutkan dengan berbagai pertanyaan dari beberapa panelis.

Penyimpulan materi untuk bahan FGD selanjutnya dilakukan oleh kedua perumus. Prof. Dr. Heru Setiawan., M.Eng., menyampaikan, “Potensi pengambilan minyak dengan EOR merupakan hal yang cukup luar biasa tetapi terdapat kendala, yaitu sesuatu yang sudah berhasil pada satu sumur tidak dapat dipakai pada sumur lain karena karakteristik dari sumur itu sendiri sehingga butuh formulasi atau sesuatu yang khas atau unik seperti pemetaan sampel dari setiap sumur yang ada di Indonesia. Dari pemetaan sampel tersebut kita dapat tau surfactant seperti apa yang harus dikembangkan, sebab sangat sedikit industri surfactant yang ada di Indonesia bahkan bisa dikatakan tidak ada. Maka, saat diformulasikan kita harus melakukan impir, di sinilah peran perguruan tinggi dalam mengembangkan hal tersebut.”

Pemaparan rumusan kedua disampaikan oleh Aminah Ifah, S.T., “Opportunity dari unrecoverable oil serta tantangan untuk mendapatkan unrecoverable dari EOR khususnya nikel dan juga polimer sangat besar adanya. Challenge yang ada di perekonomian dan juga chemical membuat bagaimana proyek tersebut bisa maju ke tahap implementasi serta waktu eksekusinya yang cukup panjang. Untuk itu, perlu memastikan satley dari surfactant dan polimeri merupakan sebuah challenge juga pada industri kimia pada saat uji laboratorium.”

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X